Hikmah Dibalik Ibadah Qurban

Ada beberapa hikmah Qurban yang sanggup kita ambil, yaitu :

Hikmah Qurban yang pertama ialah untuk menghidupkan sunnah Nabi Ibrahim yang taat dan tegar melakukan qurban atas perintah Allah SWT meskipun harus kehilangan putra satu-satunya yang didambakan (QS. As-Shaf: 102-107)

Hikmah Qurban yang kedua ialah untuk menegakkan syiar agama Islam dengan merayakan hari raya Idul Adha secara bersamaan dan saling tolong menolong dalam kebaikan (QS. al-Haj : 36)

 Ada beberapa hikmah Qurban yang sanggup kita ambil Hikmah Dibalik Ibadah QurbanHikmah Qurban yang ketiga ialah untuk bersyukur kepada Allah SWT atas nikmat-Nya, maka mengalirkan darah binatang qurban ini termasuk syukur dan ketaatan dengan satu bentuk taqarrub khusus. Firman Allah yang artinya : “Dan bagi tiap-tiap umat telah kami syariatkan penyembelihan (qurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah dirizkikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan yang Maha Esa, sebab itu berserah dirilah kau kepada-Nya. dan berilah kabar besar hati kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah)." (QS. Al-Haj : 34).

Hikmah Qurban yang keempat ialah untuk mengajarkan insan semoga mengorbankan sifat-sifat kebinatangan yang ada dalam dirinya seperi ambisi yang tak terkendali, rakus, menindas, menyerang dan tidak mengenal aturan dan norma apapun. Sifat-sifat yang menyerupai itulah yang harus dibunuh, ditiadakan dan dijadikan qurban demi mencapai kedekatan diri kepada Allah.

Hikmah Qurban yang kelima ialah untuk menyadarkan insan semoga bisa menebarkan kasih sayang dan kepedulian kepada orang lain terutama kepada fakir dan miskin yang membutuhkan.

Menurut Prof. DR. Eko Prasodjo (Wakil Menteri PAN & Reformasi Birokrasi RI), kita berguru dua hal dari hikmah qurban yaitu : (1) berguru menyebarkan dengan sesama dan berguru perihal ketaatan, Kita harus berguru perihal dari ketaatan Nabi Ibrahim & Ismail AS dimana ketaatan mereka kepada Allah SWT melebihi cinta mereka kepada diri mereka sendiri. Bayangkan betapa berat perasaan Nabi Ibrahim harus menyembelih anaknya sendiri yang sangat disayanginya dan bayangkan betapa Nabi Ismail harus rela mengorbankan nyawanya untuk perintah Tuhan, menyerupai itulah harusnya ketaatan dan kecintaan kita kepadaNya. (2) Dengan qurban, kita juga menyembelih sifat kehewanan kita miliki dengan cara menyebarkan rezeki dengan sesama, sehingga kita menjadi lebih peka terhadap lingkungan dan tidak egois. (sumber: http://old.ui.ac.id/id/news/archive/6829)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel