Keteladanan Asmaa Bagi Muslimah

Dia tiba kepada Nabi (saw) saat nabi sedang duduk bersama para sobat laki-laki. Dia berkata: Ya, Rasul Allah, saya dikirim oleh sekelompok perempuan Muslim dan kami mengembangkan semua pandangan yang sama dan mempunyai keprihatinan yang sama.

Allah telah mengutus Anda untuk laki-laki dan wanita. Kami percaya pada Anda dan mengikuti Anda. Namun kita, perempuan, harus tinggal di rumah. Kami yakni objek dari cita-cita laki-laki dan kami menanggung bawah umur mereka. Namun demikian, laki-laki mempunyai hak istimewa, ibarat wajib shalat Jumat, menghadiri pemakaman dan pergi untuk jihad. Ketika mereka pergi jihad, kita menjaga milik mereka dan membesarkan bawah umur mereka. Rasul Allah, apakah kita mempunyai bab dari hadiah untuk melakukannya?

Nabi berpaling kepada orang-orang yang hadir dan berkata: Apakah Anda pernah mendengar seorang perempuan lebih fasih menempatkan kasus wacana imannya? Mereka berkata: Kami tidak pernah berpikir bahwa seorang perempuan bisa begitu ekspresif. Nabi berkata padanya: Asmaa, pergi dan beritahu perempuan bahwa saat salah satu dari Anda yakni seorang istri yang baik, memperlihatkan kehidupan yang menyenangkan bagi suaminya dan menjaga kerukunan, ia mendapat hadiah sama dengan semua yang Anda sebutkan dari imbalan pria. Dia pergi memuliakan Allah dan memuji Dia.

Wanita ini yakni Asmaa binti Yazid bin Al-Sakan, seorang tokoh perempuan Ansar. Dia dari suku Abd Al-Ashhal dari Aws, yang kepalanya yakni Saad bin Mu'adz. Dia dan Kabshah binti Rafi, ibunya sendiri Saad, yakni perempuan pertama dari Anshar yang menjaminkan kesetiaan mereka kepada Nabi sesudah ia tiba di Madinah.

Cerita tersebut yang terkait wacana pertanyaannya kepada Nabi memberitahu kita bahwa ia blak-blakan dan sangat ekspresif, yang memperlihatkan bahwa ia berpendidikan. Memang, ia yakni seorang perawi hadis yang paling terkemuka, meriwayatkan tidak kurang dari 81 Hadis.

Hal ini menempatkan dirinya di antara perempuan Ansari atas dalam periwayat Hadis. Dalam satu laporan ia berbicara wacana wahyu Surah 5 Al Qur'an, al-Mâ'idah. Ia melaporkan:? Aku memegang kendali Al-Adbaa, unta betina Nabi, saat Surah Al-Mâ'idah itu diwahyukan kepadanya secara penuh. Hal itu begitu berat, sehingga hampir mematahkan kaki dari unta. Ini yakni tumpuan untuk fakta bahwa wahyu merupakan pengalaman sulit bagi Nabi, alasannya melibatkan komunikasi dengan malaikat Jibril.

Asmaa berasal dari keluarga pejuang pemberani. Dalam Perang Uhud, saat tentara Muslim berantakan, kakaknya, Imarah bin Yazid, yakni salah satu dari sedikit orang yang tetap teguh dan membela Nabi hingga ia dibunuh. Ayah dan pamannya juga tewas dalam pertempuran yang sama. Keberanian mereka membuatnya bersemangat untuk mengikuti mereka. Oleh alasannya itu, ia keluar dengan tentara Muslim pada beberapa kesempatan selama hidup Nabi.

Dia juga dengan Nabi dan para sahabatnya saat mereka bertujuan untuk mengunjungi Mekah, tapi tentara Quraish, suku Arab yang hidup di Makkah dan menentang Islam, menghentikan mereka. Pada satu tahap, Nabi bertanya sobat untuk berjanji untuk berjuang untuk menuntaskan jikalau perlu.

Asmaa yakni kalangan Muslim yang memberi Nabi janji. Tiga tahun sesudah Nabi meninggal, Asmaa bergabung dengan tentara Muslim menuju ke Suriah untuk melawan pasukan Bizantium. Ia mengambil bab dalam pertempuran, memakai tiang tenda untuk membela dirinya dan perempuan dengan wanita. Dia bisa membunuh sembilan dari tentara musuh.

Setelah pertempuran dan saat Suriah berada di bawah kekuasaan Muslim, Asmaa tinggal di Suriah, mengajarkan perempuan wacana Islam. Ia hidup hingga usia lanjut. Menurut laporan yang baik, ia meninggal di Damaskus pada tahun 69, yang berarti bahwa ia sekitar 90 atau bahkan lebih bau tanah saat ia meninggal. Dia dimakamkan di Bab Al-Shaghir di Damaskus. (Sumber:oleh ADIL SALAHI  Islamonline.com, Terjemah oleh islamwiki powered googletranslate)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel