Nasibmu Indonesia
Friday, August 2, 2013
Edit
Aku Heran Dengan Indonesia
Dulu Hindu Agamamu
Lalu Budha Agamamu
Lalu datanglah hembusan angin
dari daerah yang nun jauh
dari negeri yang panas
Datang dengan lembut
Tak menyerupai hembusan
yang tiba ke Persia dan Romawi
seribu tahun yang lalu
Indonesia
Ratusan tahun lalu
engkau ialah Kutai
Ratusan tahun lalu
engkau ialah Sriwijaya
Ratusan tahun lalu
engkau ialah Majapahit
Ratusan tahun lalu
engkau ialah mataram
Lalu angin dari jauh itu
tiba-tiba perlahan berhembus
membawa kesejukan
Indonesia
engkau menjadi perlak
Samudera Pasai Aceh
Mataram Islam Banten Cirebon
Dan saudaramu yang lainnya
yang juga memeluk jalan keselamatan
Islam
Lalu tiba-tiba
berhembuslah angin keras dari eropa
memporak-porandakan harta bendamu
Dengan cepat Engkau terjatuh
Dibawah kaki-kaki bangsa penjajah
Namun Di dalam jiwamu
masih membara semangat jalan keselamatan
Akhirnya datanglah kembali
Angin dari negeri yang panas
meniupkan semangat ke dalam jiwamu
Sementara para penjajah itu
Saling bertikai dengan saudaranya sendiri
hinggai akhirnya
engkau lemparkan kaki-kaki itu
ke tanah asalnya
Sayangnya
Tangan-tangan mereka
masih dekat mencengkerammu
Hingga kini
Indonesia
Akankah engkau
akan menjadikannya sebagai pelukan
ataukah
melepaskannya dan memilih nasibmu sendiri
Itu terserah padamu
wahai Indonesia
Dulu Hindu Agamamu
Lalu Budha Agamamu
Lalu datanglah hembusan angin
dari daerah yang nun jauh
dari negeri yang panas
Datang dengan lembut
Tak menyerupai hembusan
yang tiba ke Persia dan Romawi
seribu tahun yang lalu
Indonesia
Ratusan tahun lalu
engkau ialah Kutai
Ratusan tahun lalu
engkau ialah Sriwijaya
Ratusan tahun lalu
engkau ialah Majapahit
Ratusan tahun lalu
engkau ialah mataram
Lalu angin dari jauh itu
tiba-tiba perlahan berhembus
membawa kesejukan
Indonesia
engkau menjadi perlak
Samudera Pasai Aceh
Mataram Islam Banten Cirebon
Dan saudaramu yang lainnya
yang juga memeluk jalan keselamatan
Islam
Lalu tiba-tiba
berhembuslah angin keras dari eropa
memporak-porandakan harta bendamu
Dengan cepat Engkau terjatuh
Dibawah kaki-kaki bangsa penjajah
Namun Di dalam jiwamu
masih membara semangat jalan keselamatan
Akhirnya datanglah kembali
Angin dari negeri yang panas
meniupkan semangat ke dalam jiwamu
Sementara para penjajah itu
Saling bertikai dengan saudaranya sendiri
hinggai akhirnya
engkau lemparkan kaki-kaki itu
ke tanah asalnya
Sayangnya
Tangan-tangan mereka
masih dekat mencengkerammu
Hingga kini
Indonesia
Akankah engkau
akan menjadikannya sebagai pelukan
ataukah
melepaskannya dan memilih nasibmu sendiri
Itu terserah padamu
wahai Indonesia