Surat Maharaja Sriwijaya Kepada Khalifah Umar Bin Abdul Aziz
Monday, August 4, 2014
Edit
Sriwijaya (600-an hingga 1100-an Masehi) yaitu salah satu kerajaan yang pernah berkuasa di nusantara yang meliputi wilayah yang luas. Kerajaan yang menguasai Malaka ini, telah ada semenjak tahun 671 Masehi. Pada sekitar tahun tersebut, di dunia timur tengah sendiri telah bangun Dinasti Umayah (661-750M).
Sudah menjadi lumrah, ketika ada dua kekuasaan yang besar maka perlu adanya hubungan diplomatik antara keduanya. Sriwijaya pun melaksanakan hal ini terhadap kekuasaan lain di dunia pada waktu itu. Sriwijaya menjalin hubungan dengan kekaisaran Cina, Kerajaan Pala di Benggala, Dinasti Chola di selatan India dan termasuk juga melaksanakan hubungan diplomatik kepada Dinasti Umayah.
Peta Kekuasaan Umayah dan Sriwijaya |
Seperti ditulis dalam situs wikipedia berikut ini:
Sejarawan S.Q. Fatimi menyebutkan bahwa pada tahun 100 Hijriyah (718 M), seorang maharaja Sriwijaya (diperkirakan yaitu Sri Indrawarman) mengirimkan sepucuk surat kepada Khalifah Umar bin Abdul Aziz dari Kekhalifahan Umayyah, yang berisi usul kepada khalifah untuk mengirimkan ulama yang sanggup menjelaskan pedoman dan aturan Islam kepadanya. Surat itu dikutip dalam Al-'Iqd Al-Farid karya Ibnu Abdu Rabbih (sastrawan Kordoba, Spanyol), dan dengan redaksi sedikit berbeda dalam Al-Nujum Az-Zahirah fi Muluk Misr wa Al-Qahirah karya Ibnu Tagribirdi (sastrawan Kairo, Mesir).
" Dari Raja sekalian para raja yang juga yaitu keturunan ribuan raja, yang isterinya pun yaitu cucu dari ribuan raja, yang kebun binatangnya dipenuhi ribuan gajah, yang wilayah kekuasaannya terdiri dari dua sungai yang mengairi flora pengecap buaya, rempah wangi, pala, dan jeruk nipis, yang aroma harumnya menyebar hingga 12 mil. Kepada Raja Arab yang tidak menyembah tuhan-tuhan lain selain Allah. Aku telah mengirimkan kepadamu bingkisan yang tak seberapa sebagai tanda persahabatan. Kuharap engkau sudi mengutus seseorang untuk menjelaskan pedoman Islam dan segala hukum-hukumnya kepadaku."
— Surat Maharaja Sriwijaya kepada Khalifah Umar bin Abdul Aziz.
Peristiwa ini menerangkan bahwa Sriwijaya telah menjalin hubungan diplomatik dengan dunia Islam atau dunia Arab. Meskipun demikian surat ini bukanlah berarti bahwa raja Sriwijaya telah memeluk agama Islam, melainkan hanya menunjukkan hasrat sang raja untuk mengenal dan mempelajari banyak sekali hukum, budaya, dan adat-istiadat dari banyak sekali rekan perniagaan dan peradaban yang dikenal Sriwijaya ketika itu; yakni Tiongkok, India, dan Timur Tengah.