Sejarah Islam Indonesia: Benarkah Wali Songo Ada?
Friday, January 17, 2014
Edit
Dalam sejarah Islam di Indonesia, wali songo menjadi sosok figur-figur yang menjadi 'pahlawan' dalam mengislamkan tanah jawa. Keberadaan wali songo itu telah menjadi semacam dongeng rakyat yang tersebar dari ekspresi ke mulut. Kekaguman rakyat akan wali songo ini dari ekspresi ke ekspresi sering kali dibumbui dengan cerita-cerita yang sanggup jadi dilebih-lebihkan. Sehingga kita dikala ini masih sering mendengar ihwal cerita-cerita kesaktian (karamah) wali songo.
Namun disisi lain ada beberapa pandangan orang yang menyampaikan bahwa wali songo itu hanya sebuah mitos yang dibuat-buat bukan fakta sejarah. Namun nampaknya pandangan semacam ini bertolak dari harapan untuk menolak keberadaan peradaban Islam di tanah jawa.
Pandangan yang menyebabkan kisah wali songo ini hanya sebagai mitos belaka, nampaknya menciptakan seorang sejarawan Indonesia berjulukan agus Sunyoto tidak terima. Sebagai seorang sejarawan dia kemudian menandakan keberadaan fakta sejarah wali songo melalui jalur akademis. dengan pendekatan multidisiplin; historis; arkeologi;aetiologis;etno-historis dan kajian budaya, dia kesannya menuntaskan sebuah buku ensiklopedia yang cukup tebal yang diberi judul Atlas Walisongo.
Cover Buku Atlas Walisongo |
Dalam sebuah pengajian yang pernah digelar beberapa waktu lalu, dia sendiri menjelaskan bahwa sesungguhnya Islam sendiri telah masuk ke Indonesia semenjak tahun 674 M, yaitu ketika terjadi fitnatul kubra di Arab yaitu dikala Ali dan Umayah berperang. Namun dari tahun itu hingga sekitar 800 tahunan kemudian Islam tetap tidak sanggup berkembang di Indonesia, Islam ditolak oleh penduduk orisinil jawa selama 8 abad. Sementara penduduk jawa sendiri disebutkan menganut fatwa yang disebut dengan kapitayan, yaitu sebuah fatwa ihwal adanya Tuhan satu di awang-awang yang tidak tergambarkan. Lalu penduduk jawa menganggap kekuatan Tuhan ini masuk ke dalam banyak sekali macam benda menyerupai kerikil dan tumbuhan. Sehingga penduduk menyembah kerikil dan pohon. Kepercayaan ini oleh ilmuwan Belanda kemudian disebut dengan Animisme dan Dinamisme. Lalu bagaimana dengan Hindu dan Budha? berdasarkan penulis buku Atlas Wali Songo ini, sesungguhnya kepercayaan Hindu Budha hanya dianut oleh orang kerajaan namun tidak oleh masyarakat.
Dalam sistem sosial zaman Majapahit, masyarakat dianggap sebagai budak (hamba sahaya; makanya ada kata aku dan hamba) oleh orang kerajaan dan tidak memilik wewenang apapun bahkan semua tanah jawa yaitu milik kerajaan. Dan masih banyak lagi pengungkapan fakta sejarah Islam di Indonesia dalam Buku Atlas Wali Songo ini.
Untuk mendapat citra pengantar sejarah Islam di Indonesia, kita sanggup mengikuti program pengajian dengan tamu bapak Agus Suyoto yang telah direkam dan diedarkan melalui youtube. salah satunya yaitu video pengajian berikut ini. Kami sangat sarankan untuk menontonnya secara penuh, kita akan mendapat wawasan yang cukup luas yang sebelumnya tidak pernah tertulis di buku sekolah yang intinya ditulis oleh pemerintah Hindia Belanda dimana didalam penyusunannya terdapat intrik politik.
Ket: Video ini berdurasi cukup panjang. salah satu klarifikasi yang menarik dalam pengajian ini yaitu diungkapkan ihwal kitab Darmo Gundul yang sesungguhnya yaitu sebuah serat yang ditulis atas perintah Hindia Belanda.