Mempertanyakan Kebenaran Sebuah Agama
Monday, May 5, 2014
Edit
Kenapa Setiap Agama Memiliki Kitab Suci?
Karena itulah sumber utama warta dari keimanan mereka. Tanpa kitab suci, tak mungkin agama mempunyai ajarannya dikala ini. Dari kitab sucinyalah sumber pedoman agamanya.
Maka di sinilah sesungguhnya titik utama kebenaran sebuah agama sanggup dipertanyakan.
Apa yang sanggup dipertanyakan?
Agama-agama besar dikala ini, kitab sucinya berasal dari zaman lampau lebih dari 1000 tahun. Bagaimana pemeluk agama sanggup yakin bahwa apa yang tertulis dalamnya tidak terjadi perubahan sama sekali (alias masih asli)?
Benarkah isi dari kitab suci agama ini masih sesuai dengan apa yang diajarkan oleh pendirinya?
Apakah tidak ada perubahan sedikitpun yang dilakukan oleh pengikutnya selama 1000 tahun lebih, baik itu sebab kesalahan menulis, kesalahan maksud interpretasi, atau bahkan sebab unsur-unsur politis pengikutnya?
Bahkan salinan buku yang berumur tidak lebih dari 100 tahun saja sanggup terjadi kesalahan, bagaimana mungkin sebuah kitab sanggup terjaga keasliannya selama 1000 tahun lebih?
Jawaban Seorang Muslim
Kitab suci Umat Islam ialah AlQuran. Umat Islam menjaga keaslian AlQuran dengan dua jalan yang saling berkaitan yaitu dengan cara Hafalan dan Tulisan. Di satu sisi firman Tuhan ditulis dalam lembaran dan di sisi lain para muslim menghafalnya. Ini telah berlangsung semenjak masa awal dan terus berlanjut sampai sekarang. Adakah metode ibarat ini yang diterapkan di agama lain selama 1000 tahun lebih?
Apakah ada metode lain selain hafalan+tulisan untuk menjaga keaslian sebuah goresan pena yang berjumlah ribuan kalimat?
Tanpa adanya hafalan+tulisan bagaimana kita sanggup percaya bahwa isi pedoman sebuah kitab suci masih sama dengan apa yang diajarkan pada 10 masa silam?
Selain itu, isi AlQuran yang berkaitan dengan problem Alam ini pun terbukti sesuai dengan temuan dalam bidang ilmu pengetahuan alam. Salah satunya ialah problem ihwal perkembangan janin manusia. Dalam surat Al-mu'minun ayat 12-14, Tuhan berfirman dan menjelaskan ihwal bagaimana proses penciptaan manusia. Isi dari ayat ini ternyata sesuai dengan temuan Ilmu Pengetahuan Alam pada dekade terakhir ini, padahal ayat ini berasal dari masa 7 masehi dimana sangat mustahil insan waktu itu mengetahui ihwal proses penciptaan insan di dalam rahim ini. wallahu a'lam.