Berita Gembira dari Kota Yatsrib
Sunday, February 1, 2015
Edit
Awalnya, pada tahun 620 M Nabi Muhammad saw. bertemu 6 orang Yatsrib dari Kabilah Khazraj yang berziarah ke Mekah. Dalam pertemuan itu, Nabi Muhammad saw. mengajak mereka untuk masuk Islam. Mereka menyambut dengan baik ajakan itu dan menyatakan masuk Islam. Mereka pula yang memberitahukan mengenai Islam kepada masyarakat Yatsrib lainnya.
Pada tahun 621 M, seorang muslim Yatsrib beserta 6 orang teman yang lain sebagai utusan Kabilah Khazraj dan Aus mendatangi Nabi Muhammad saw. Keenam orang itu masuk Islam dan melakukan perjanjian di tempat yang bernama Aqabah. Isi perjanjiannya: “Kami tak akan mempersekutukan Allah Swt. dengan sesuatu yang lain. Kami tak akan mencuri, berzina, dan membunuh anak-anak. Kami tak akan saling memfitnah dan kami tak akan mendurhakai Nabi Muhammad saw.
Selanjutnya, pada 622 M, orang-orang Yatsrib datang lagi dengan membawa berita gembira, mereka bermaksud mengadakan perjanjian Aqabah 2 sekaligus mengundang Nabi Muhammad saw. untuk berhijrah ke Yatsrib. Perjanjian Aqabah 2, diikuti 75 orang Yatsrib dan Nabi Muhammad saw. yang didampingi pamannya, Hamzah. Isi perjanjian sama dengan yang sebelumnya, tetapi jumlah peserta yang memeluk agama Islam semakin banyak.
Dalam dua kali perjanjian yang terjadi, Nabi Muhammad saw. mendapatkan kesan bahwa Islam telah siap berkembang pesat di Yatsrib. Kenyataan ini membuat Nabi Muhammad saw. memerintahkan para pengikutnya untuk hijrah ke Yatsrib dengan sembunyi-sembunyi. Sementara Nabi Muhammad saw. bertahan di Mekah bersama Abu Bakar dan Ali bin Abi Thalib. Rencana hijrah Nabi Muhammad saw. didengar oleh kafir Quraisy. Kaum Quraisy pun akhirnya merencanakan pembunuhan pada Nabi Muhammad saw. Kafir Quraisy khawatir Islam akan berkembang di Yatsrib. Mereka menyuruh para pemuda untuk mengepung rumah Nabi Muhammad saw. sebab khawatir akan lari. Pada malam itu pula. Nabi Muhammad saw. membisikkan kepada Ali bin Abi Thalib supaya memakai selimut beliau dan berbaring di tempat tidurnya. Atas izin Allah Nabi Muhammad saw. berhasil keluar dari rumahnya dengan selamat.
Tidak lama setelah Nabi Muhammad saw. meninggalkan rumahnya, para pemuda terbangun dan masuk ke rumah beliau dengan penuh nafsu untuk membunuh. Akan tetapi, mereka hanya mendapatkan Ali bin Abi Thalib yang sedang tidur. Mereka kecewa dan tidak percaya dengan segala hal yang terjadi. Hal ini terjadi hanya sebab pertolongan Allah Swt.
Pada tahun 621 M, seorang muslim Yatsrib beserta 6 orang teman yang lain sebagai utusan Kabilah Khazraj dan Aus mendatangi Nabi Muhammad saw. Keenam orang itu masuk Islam dan melakukan perjanjian di tempat yang bernama Aqabah. Isi perjanjiannya: “Kami tak akan mempersekutukan Allah Swt. dengan sesuatu yang lain. Kami tak akan mencuri, berzina, dan membunuh anak-anak. Kami tak akan saling memfitnah dan kami tak akan mendurhakai Nabi Muhammad saw.
Selanjutnya, pada 622 M, orang-orang Yatsrib datang lagi dengan membawa berita gembira, mereka bermaksud mengadakan perjanjian Aqabah 2 sekaligus mengundang Nabi Muhammad saw. untuk berhijrah ke Yatsrib. Perjanjian Aqabah 2, diikuti 75 orang Yatsrib dan Nabi Muhammad saw. yang didampingi pamannya, Hamzah. Isi perjanjian sama dengan yang sebelumnya, tetapi jumlah peserta yang memeluk agama Islam semakin banyak.
Dalam dua kali perjanjian yang terjadi, Nabi Muhammad saw. mendapatkan kesan bahwa Islam telah siap berkembang pesat di Yatsrib. Kenyataan ini membuat Nabi Muhammad saw. memerintahkan para pengikutnya untuk hijrah ke Yatsrib dengan sembunyi-sembunyi. Sementara Nabi Muhammad saw. bertahan di Mekah bersama Abu Bakar dan Ali bin Abi Thalib. Rencana hijrah Nabi Muhammad saw. didengar oleh kafir Quraisy. Kaum Quraisy pun akhirnya merencanakan pembunuhan pada Nabi Muhammad saw. Kafir Quraisy khawatir Islam akan berkembang di Yatsrib. Mereka menyuruh para pemuda untuk mengepung rumah Nabi Muhammad saw. sebab khawatir akan lari. Pada malam itu pula. Nabi Muhammad saw. membisikkan kepada Ali bin Abi Thalib supaya memakai selimut beliau dan berbaring di tempat tidurnya. Atas izin Allah Nabi Muhammad saw. berhasil keluar dari rumahnya dengan selamat.
Tidak lama setelah Nabi Muhammad saw. meninggalkan rumahnya, para pemuda terbangun dan masuk ke rumah beliau dengan penuh nafsu untuk membunuh. Akan tetapi, mereka hanya mendapatkan Ali bin Abi Thalib yang sedang tidur. Mereka kecewa dan tidak percaya dengan segala hal yang terjadi. Hal ini terjadi hanya sebab pertolongan Allah Swt.