Barang siapa yang mengenal dirinya, niscaya dia akan mengenal Tuhannya
Thursday, April 16, 2015
Edit
Dengan demikian maka dapatlah difahami bahwa jalan untuk mengenal ALLAH ,tidak dapat ditempuh dengan sekaligus,tetapi adalah sesuai dengan peribadi masing masing, yaitu harus ditempuh secara bertingkat. Pada tingkat untuk memasuki Ilmu Hakekat dan Ilmu Ma'rifat, berarti memasuki suatu jalan pengetahuan yang memiliki tujuan untuk mengenal sesuatu itu dengan cara bersungguh sungguh, bahwa siapakah manusia itu, siapakah yang menjadikannya dan siapakah yang menciptakan semua itu. Ilmu Tasawwuf meringkaskan jalan pengetahuan ini dengan berdasar sabda Rasulullah SAW yang bermaksud "Barang siapa yang mengenal dirinya, niscaya dia akan mengenal Tuhannya."
MENGENAL DIRI SENDIRI

Untuk meneliti dan mengenal diri sendiri itu, maka jasad dapat dimisalkan sebagai suatu kerajaan. Dan roh sebagai Rajanya yang berkuasa dan dialah yang mengatur jasmani. Jasmani adalah sebagai suatu Kerajaan dalam bentuk Alamuasyahadah atau Alam Nyata. Seluruh badan jasmani akan hancur binasa setelah mati, tetapi hakikat Roh dan jiwa tak akan mati, dia tetap tinggal dalam Ilmu Allah. Dan Rohani / Jiwa adalah sebagai Raja dalam bentuk Alam Ghaib, maksudnya bahwa Roh / Jiwa itu adalah ghaib, keadaannya tidak terpisah-pisah, tidak terbatas oleh waktu dan ruang, tidak tentu tempatnya dalam sesuatu bahagian tubuh, oleh kerana itu maka setiap manusia adalah adalah pemerintah di atas kerajaan kecil didalam dirinya sendiri. Sungguh benar sekali istilah yang menyebutkan bahwa "Manusia itu adalah mikromos" atau dunia kecil dalam dirinya sendiri.
Sebahagian orang berpendapat bahwa hakekat Qalbu atau Roh itu dapat dicapai dengan cara memejamkan kedua matanya serta melupakan segala yang ada di sekitarnya, kecuali peribadinya. Dengan cara begitu akan dapat juga kilauan dari alam abadi kepada peribadinya (dalam mengenal dirinya). Tetapi bagaimanapun juga segala pertanyaan yang mendalam mengenai hakikat Roh yang sesungguhnya, adalah tidak diizinkan oleh Allah Yang Maha Esa. Didalam Quran, Allah berfirman: "Mereka itu bertanya kepada Engkau Muhammad, mengenai Roh, katakanlah bahwa Roh itu urusan Tuhanku, tidak kalian diberi pengetahuan melainkan sedikit saja" .(S. Isra 85) . Apabila seseorang bertafakur atas dirinya sendiri, maka dia akan dapat mengetahui bahwa dirinya itu pada masa dahulunya, "tidaknya pernah ada". Firman Allah: "Tidaklah manusia itu ingat bahwa kami menjadikannya dahulunya sedang dia belum ada suatu apapun". Kemudian manusia itu akan mengetahui bahwa dia sebenarnya dijadikan dari setetes air (mani) yang tidak mempunyai akal sedikitpun, tidak mempunyai pendengaran, penglihatan, kaki, tangan, kepala dan sebagainya. Dari sinilah manusia akan mengetahui dengan terang dan nyata, bahwa tingkat kesempurnaan yang dia dapat capai bukanlah dia yang membuatnya, kerana sehelai rambut pun manusia itu tak akan sanggup membuatnya.
Dengan jalan memikirkan hal itu diatas maka manusia itu dapat menemukan dirinya di dalam kejadian yang sangat kecil bila dibandingkan dengan Kekuasaan dan Kasih-Sayangnya Tuhan yang menjadikannya. Dan apabila manusia itu berfikir jauh maka ternyata didalam kehidupan dia memerlukan berbagai macam keperluan seperti makanan, pakaian, perumahan dan sebagainya ,yang kesemuanya itu telah tersedia lengkap di dalam muka bumi ini. Disini manusia akan menjadi sedar akan sifat Rahman dan Rahimnya Allah yang begitu besar dan luasnya. Demikianlah alam dunia yang diciptakan Allah penuh dengan keajaiban keajaiban. Rangka jasad adalah bukti Kekuasaan dan KebijaksanaanNya dan penuh pula dengan berbagai-bagai alat kelengkapan yang dibuatNya sebagai tanda Kasih Sayang-Nya, pada keperluan hidup manusia, maka oleh kerana itu manusia akan mengetahui bahwa Allah itu "ADA". Oleh kerana itu benar-benar bahwa dengan penelitian dan pengenalan diri sendiri akan menjadi kunci bagi pengenalan Allah Swt.
MENGENAL ALLAH
Bagian penting dalam mengenal ALLAH, datangnya dari segala perbuatan kita dalam mempelajari dan meneliti serta memikirkan diri sendiri, yang memberikan kepada kita kekuatan, kepandaian dan mencintai ciptaanNya. Sifat-sifat manusia, bukan hanya menjadi gambaran dari sifat-sifat ALLAH, tetapi juga ragam adanya jiwa manusia membawa keinsafan kepada pengertian adanya ALLAH. Maksudnya bahwa keduanya (ALLAH dan ROH) adalah ghaib, tidak terpisah, tidak terbilang, tidak berupa, tidak berbentuk, tidak berwarna dan tidak berukuran.
Demikianlah antara lain terjemahan dari kitab "KimyauSaadah" (Al Ghazali).
Sumber : dakwah-ul-islam.blogspot.com