Kisah Palsu - Wacana Ali Bin Abi Thalib Bertemu Malaikat Jibril Dan Mikail
Tuesday, December 25, 2018
Edit
Ada sebuah kisah yang tersebar luas di kalangan umat Islam yang menceritakan perihal Ali Bin Abi Thalib yang pernah bertemu dengan dua malaikat yang menyamar menjadi manusia.
Dalam kisah tersebut Ali radhiyallahu'anhu tidak menyadari bahwa dua orang yang ia temui dalam dua waktu yang berbeda itu yakni malaikat. Pertama dikala Ali hendak berbelanja membawa uang ia bertemu seseorang dijalan yang meminta sedekah dan Ali pun tanpa pikir panjang menyedekahkannya, sehingga ia kembali pulang ke rumah tanpa membawa apa-apa.
Lalu di keluar rumah untuk bertemu Nabi Sholallahu 'alaihi wa salam, ditengah perjalanan ia bertemu seseorang yang menawarinya untuk membeli untanya. Ia menolaknya namun, orang tadi terus memaksanya, sampai Ali bersedia membelinya dengan cara beli tempo. Saat perjalanannya tiba-tiba ia bertemu orang lain lagi yang ingin membeli untanya. Lalu ia jual unta itu dengan harga lebih tinggi dari harga belinya. Sehingga ia pun sanggup untung. dan seterusnya.
Dia gres tahu bahwa sehabis diberitahu oleh Nabi Muhammad.
Kisah lengkapnya sanggup anda baca di web lain di sini klik aja
Kisah perihal Ali bin Abi Thalib ( supaya Allah meridhoinya) ini, tidak mempunyai asal, dan awalnya tidak mempunyai atribusi.
Al-Saffoori telah menyebutkan dalam Nozha al-Majalis (2/6) tanpa atribusi. Dia berkata: "Sebuah cerita: kemudian ambil.
Al-Halabi menyampaikan dalam al-Sira al-Halabi (2/282) bahwa as-Suyuti ditanya perihal kisah ini dan ia menjawab bahwa itu bohong.
Dan kemungkinan besar itu yakni status retribusi, atau kebohongan para pemalsu.
Keutamaan Ali rodiyallahu'anhu sangat banyak, dan tetap, dan tidak perlu membuktikannya dengan kisah palsu ibarat itu.
Nabi (Damai dan berkah dari Allah besertanya) mengatakan: "Tidak ada hari dikala para jamaah akan berada di sana, kecuali dua raja turun. Salah satu dari mereka berkata: Ya Allah, supaya Dia dimuliakan dan ditinggikan menjadi Dia. Berikan pengganti penerus, dan yang lainnya berkata: Oh Tuhan berikan kerusakan yang berkelanjutan. Diceritakan oleh al-Bukhaari (1442) dan Muslim (1010).
Kita tidak perlu menceritakan kisah-kisah palsu ini, dan dalam kekayaan yang benar, dan Tuhan tahu yang terbaik. (Sumber: Islamqa.info )
Dalam kisah tersebut Ali radhiyallahu'anhu tidak menyadari bahwa dua orang yang ia temui dalam dua waktu yang berbeda itu yakni malaikat. Pertama dikala Ali hendak berbelanja membawa uang ia bertemu seseorang dijalan yang meminta sedekah dan Ali pun tanpa pikir panjang menyedekahkannya, sehingga ia kembali pulang ke rumah tanpa membawa apa-apa.
Lalu di keluar rumah untuk bertemu Nabi Sholallahu 'alaihi wa salam, ditengah perjalanan ia bertemu seseorang yang menawarinya untuk membeli untanya. Ia menolaknya namun, orang tadi terus memaksanya, sampai Ali bersedia membelinya dengan cara beli tempo. Saat perjalanannya tiba-tiba ia bertemu orang lain lagi yang ingin membeli untanya. Lalu ia jual unta itu dengan harga lebih tinggi dari harga belinya. Sehingga ia pun sanggup untung. dan seterusnya.
Dia gres tahu bahwa sehabis diberitahu oleh Nabi Muhammad.
Kisah lengkapnya sanggup anda baca di web lain di sini klik aja
Kisah perihal Ali bin Abi Thalib ( supaya Allah meridhoinya) ini, tidak mempunyai asal, dan awalnya tidak mempunyai atribusi.
Al-Saffoori telah menyebutkan dalam Nozha al-Majalis (2/6) tanpa atribusi. Dia berkata: "Sebuah cerita: kemudian ambil.
Al-Halabi menyampaikan dalam al-Sira al-Halabi (2/282) bahwa as-Suyuti ditanya perihal kisah ini dan ia menjawab bahwa itu bohong.
Dan kemungkinan besar itu yakni status retribusi, atau kebohongan para pemalsu.
Keutamaan Ali rodiyallahu'anhu sangat banyak, dan tetap, dan tidak perlu membuktikannya dengan kisah palsu ibarat itu.
Nabi (Damai dan berkah dari Allah besertanya) mengatakan: "Tidak ada hari dikala para jamaah akan berada di sana, kecuali dua raja turun. Salah satu dari mereka berkata: Ya Allah, supaya Dia dimuliakan dan ditinggikan menjadi Dia. Berikan pengganti penerus, dan yang lainnya berkata: Oh Tuhan berikan kerusakan yang berkelanjutan. Diceritakan oleh al-Bukhaari (1442) dan Muslim (1010).
Kita tidak perlu menceritakan kisah-kisah palsu ini, dan dalam kekayaan yang benar, dan Tuhan tahu yang terbaik. (Sumber: Islamqa.info )