Peduli dan Menghargai Karya Orang Lain
Wednesday, December 17, 2014
Edit
Sebagai seorang muslim yang baik, janganlah sekali-kali kita melakukan perbuatan apapun yang sifatnya merendahkan, mengejek dan menghina orang lain, baik itu dari segi kepribadiannya, keberadaannya, hasil karyanya, postur tubuhnya maupun keadaan sosialnya. Mengapa begitu ? karena penghinaan dan celaan, apalagi merendahkan hanya akan menimbulkan perasaan sakit hati dan dendam. Tidak sulit untuk membuktikan hal ini, karena kemungkinan besar kamu juga pernah mengalami situasi saat ada orang lain yang mengejek atau merendahkanmu, bagaimana rasanya ? sakit bukan ?
Oleh sebab itu, jika kita mengaku sebagai seorang muslim, hendaknya kita berusaha sekuat kemampuan kita untuk menahan dari dari sikap yang membuat orang lain merasa direndahkan. Manusia yang baik adalah manusia yang selalu memperhatikan dan memberikan pertolongan kepada orang-orang yang tidak mampu dan memerlukan pertolongan. Itulah ajaran yang telah dijelaskan oleh Rasulullah SAW dalam hadistnya yang artinya :
“Sebaik-baik manusia adalah orang yang selalu memberi manfaat kepada manusia lain.” (HR Muttafaqun Alaih)
Allah mengutus Rasulullah SAW untuk mengembalikan hak-hak dan martabat manusia yang seharusnya mereka miliki. Rasulullah memulai kembali dengan menata perilaku seluruh umatnya yang waktu itu sebelumnya terjebak dalam kejahiliyahan dan mengangkat derajat mereka sebagai manusia yang mulia. Orang-orang yang kuat selalu diperintahkan untuk berlemah lembut dan mengasihi orang yang lemah, membantu dan melindungi mereka. Semua manusia dianggap sama keberadaannya di hadapan Allah, yang membedakannya hanyalah ketakwaan mereka masing-masing. Dengan demikian, kita sebagai generasi penerus muslim hendaknya turut mengasah kepekaan kita terhadap orang yang lemah atau duafa dengan mengikuti sifat kasih sayang dan lemah lembut yang telah diteladankan oleh Rasulullah SAW.
Muhammad saw bersabda yang artinya :
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bekerja dan menekuni kerjanya.” (HR Baihaqi)
Menghormati dan menghargai karya orang lain harus kita lakukan tanpa memandang derajat, status, warna kulit, atau pekerjaan orang tersebut karena hasil karya adalah pencerminan pribadi seseorang. Berkarya berarti melakukan atau mengerjakan sesuatu sampai menghasilkan sesuatu yang menimbulkan kegunaan atau manfaat dan berarti bagi orang lain. Karya tersebut dapat berupa benda, jasa atau hal lainnya yang bermanfaat.
Agama Islam sangat menganjurkan umatnya agar saling menghargai satu sama lain. Sikap menghargai terhadap orang lain tentu didasari oleh jiwa yang santun atau al hilmu yang akan dapat menumbuhkan sikap menghargai karya orang lain di luar dirinya. Kemampuan tersebut harus kita latih terlebih dahulu untuk mendidik jiwa kita sehingga mampu bersikap penyantun. Seperti contoh, ketika bersama-sama menghadapi persoalan tertentu, kita harus berusaha saling memberi dan menerima saran, pendapat atau nasehat dari orang lain walaupun awalnya akan terasa sulit. Sikap dan perilaku ini akan terwujud bila pribadi kita telah mampu menekan ego kita melalui pembiasaan dan pengasahan rasa empati melalui pendidikan akhlak.
Kita tidak dapat mencapai keberhasilan dengan mudah dan santai, tapi dengan perjuangan yang gigih, raji, nulet, dan tekun serta dengan resiko yang menyertainya. Oleh karena itu. Isyarat mengenai keharusan seseorang bersungguh-sungguh dalam berkarya dijelaskan dalam Al Qur’an yang artinya :
“…Karena sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari satu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh kerjaan yang lain.” (QS Al Insyirah : 5-7)
Kita dapat menghargai hasil karya orang lain dengan cara tidak mencela hasil karyanya meskipun hasil karya itu menurut kita jelek. Memberikan penghargaan terhadap hasil karya orang lain sama juga dengan menghargai penciptanya sebagai manusia yang ingin dan harus dihargai. Menghargai hasil karya orang lain merupakan sikap yang luhur dan mulia yang menggambarkan keadilan seseorang karena mampu menghargai hasil karya yang merupakan saksi hidup dan bagian dari diri orang lain tanpa melihat kedudukan, status, derajat, martabat, warna kulit dan pekerjaan orang tersebut.
Beberapa contoh sikap yang menunjukkan perilaku dalam menghargai hasil karya orang lain adalah:
1. Menggunakan karya tersebut dengan cara yang baik dan semestinya.
2. Memberi penghargaan, semangat, dan dorongan agar supaya orang lain terus berkarya.
3. Tidak merusak, meniru, atau memalsukan karya orang lain tanpa izin dari pemiliknya.
4. Menghindarkan perasaan dengki dan iri atas prestasi atau hasil karya orang lain.
5. Meneladani prestasi yang telah dicapai oleh orang lain.
Bahaya tidak menghargai hasil karya orang lain adalah:
1. Membahayakan keimanan
Tidak menghargai karya orang lain dapat membawa pada sikap iri hati, dengki, hingga suudzan pada orang lain.
2. Membahayakan akhlak
Seseorang yang telah dibelenggu oleh perasaan tamak dan tidak peduli lagi dengan hasil karya orang lain akan melakukan tindak pelanggaran dan kejahatan, seperti pembunuhan karakter, pembajakan hak cipta, dan beragam kejahatan lainnya.
3. Membahayakan masyarakat
Orang-orang yang bermoral jelek akan tertarik untuk menjiplak hasil karya tertentu, emudian mencetaknya, dan menjualnya dengan harga yang jauh lebih murah sehingga merugikan orang lain.
Oleh sebab itu, jika kita mengaku sebagai seorang muslim, hendaknya kita berusaha sekuat kemampuan kita untuk menahan dari dari sikap yang membuat orang lain merasa direndahkan. Manusia yang baik adalah manusia yang selalu memperhatikan dan memberikan pertolongan kepada orang-orang yang tidak mampu dan memerlukan pertolongan. Itulah ajaran yang telah dijelaskan oleh Rasulullah SAW dalam hadistnya yang artinya :
“Sebaik-baik manusia adalah orang yang selalu memberi manfaat kepada manusia lain.” (HR Muttafaqun Alaih)
A. Peduli Terhadap Orang Lain.
Dalam Al Qur’an surat Al Fath ayat 29, Allah Swt. menerangkan kepada kita bahwa Muhammad adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersamanya dan dia adalah keras terhadap orang kafir, tetapi berkasih sayang bersama mereka. Ayat tersebut menjelaskan bahwa nabi diutus oleh Allah kepada semua umat manusia dalam rangka memberi peringatan dan kabar gembira, menerangi kehidupan manusia yang dulunya berada dalam jaman jahiliyah (kebodohan) agar mereka tidak lagi berbuat sewenang-wenang terhadap orang lain. Sebagai contoh, kaum Quraisy pada zaman jahiliyah dianggap penguasa, sedangkan orang miskin dan lemah dianggap sebagai budak. Hukum pada jaman jahiliyah bersifat eksklusif dan melindungi orang-orang tertentu saja sehingga yang terjadi adalah orang-orang kuat menindas orang-orang lemah.Allah mengutus Rasulullah SAW untuk mengembalikan hak-hak dan martabat manusia yang seharusnya mereka miliki. Rasulullah memulai kembali dengan menata perilaku seluruh umatnya yang waktu itu sebelumnya terjebak dalam kejahiliyahan dan mengangkat derajat mereka sebagai manusia yang mulia. Orang-orang yang kuat selalu diperintahkan untuk berlemah lembut dan mengasihi orang yang lemah, membantu dan melindungi mereka. Semua manusia dianggap sama keberadaannya di hadapan Allah, yang membedakannya hanyalah ketakwaan mereka masing-masing. Dengan demikian, kita sebagai generasi penerus muslim hendaknya turut mengasah kepekaan kita terhadap orang yang lemah atau duafa dengan mengikuti sifat kasih sayang dan lemah lembut yang telah diteladankan oleh Rasulullah SAW.
B. Menghargai Karya Orang Lain
Menghargai hasil karya orang lain adalah salah satu upaya untuk membina keserasian dan kerukunan hidup antar manusia agar terwujud kehidupan masyarakat yang saling menghormati dan menghargai satu sama lain sesuai dengan harkat dan derajat seseorang sebagai manusia. Menumbuhkan sikap menghargai hasil karya orang lain merupakan sikap yang sangat terpuji karena hasil karya tersebut merupakan pencerminan pribadi penciptanya sebagai manusia yang ingin diharagai.Muhammad saw bersabda yang artinya :
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bekerja dan menekuni kerjanya.” (HR Baihaqi)
Menghormati dan menghargai karya orang lain harus kita lakukan tanpa memandang derajat, status, warna kulit, atau pekerjaan orang tersebut karena hasil karya adalah pencerminan pribadi seseorang. Berkarya berarti melakukan atau mengerjakan sesuatu sampai menghasilkan sesuatu yang menimbulkan kegunaan atau manfaat dan berarti bagi orang lain. Karya tersebut dapat berupa benda, jasa atau hal lainnya yang bermanfaat.
Agama Islam sangat menganjurkan umatnya agar saling menghargai satu sama lain. Sikap menghargai terhadap orang lain tentu didasari oleh jiwa yang santun atau al hilmu yang akan dapat menumbuhkan sikap menghargai karya orang lain di luar dirinya. Kemampuan tersebut harus kita latih terlebih dahulu untuk mendidik jiwa kita sehingga mampu bersikap penyantun. Seperti contoh, ketika bersama-sama menghadapi persoalan tertentu, kita harus berusaha saling memberi dan menerima saran, pendapat atau nasehat dari orang lain walaupun awalnya akan terasa sulit. Sikap dan perilaku ini akan terwujud bila pribadi kita telah mampu menekan ego kita melalui pembiasaan dan pengasahan rasa empati melalui pendidikan akhlak.
Kita tidak dapat mencapai keberhasilan dengan mudah dan santai, tapi dengan perjuangan yang gigih, raji, nulet, dan tekun serta dengan resiko yang menyertainya. Oleh karena itu. Isyarat mengenai keharusan seseorang bersungguh-sungguh dalam berkarya dijelaskan dalam Al Qur’an yang artinya :
“…Karena sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari satu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh kerjaan yang lain.” (QS Al Insyirah : 5-7)
Kita dapat menghargai hasil karya orang lain dengan cara tidak mencela hasil karyanya meskipun hasil karya itu menurut kita jelek. Memberikan penghargaan terhadap hasil karya orang lain sama juga dengan menghargai penciptanya sebagai manusia yang ingin dan harus dihargai. Menghargai hasil karya orang lain merupakan sikap yang luhur dan mulia yang menggambarkan keadilan seseorang karena mampu menghargai hasil karya yang merupakan saksi hidup dan bagian dari diri orang lain tanpa melihat kedudukan, status, derajat, martabat, warna kulit dan pekerjaan orang tersebut.
Beberapa contoh sikap yang menunjukkan perilaku dalam menghargai hasil karya orang lain adalah:
1. Menggunakan karya tersebut dengan cara yang baik dan semestinya.
2. Memberi penghargaan, semangat, dan dorongan agar supaya orang lain terus berkarya.
3. Tidak merusak, meniru, atau memalsukan karya orang lain tanpa izin dari pemiliknya.
4. Menghindarkan perasaan dengki dan iri atas prestasi atau hasil karya orang lain.
5. Meneladani prestasi yang telah dicapai oleh orang lain.
Bahaya tidak menghargai hasil karya orang lain adalah:
1. Membahayakan keimanan
Tidak menghargai karya orang lain dapat membawa pada sikap iri hati, dengki, hingga suudzan pada orang lain.
2. Membahayakan akhlak
Seseorang yang telah dibelenggu oleh perasaan tamak dan tidak peduli lagi dengan hasil karya orang lain akan melakukan tindak pelanggaran dan kejahatan, seperti pembunuhan karakter, pembajakan hak cipta, dan beragam kejahatan lainnya.
3. Membahayakan masyarakat
Orang-orang yang bermoral jelek akan tertarik untuk menjiplak hasil karya tertentu, emudian mencetaknya, dan menjualnya dengan harga yang jauh lebih murah sehingga merugikan orang lain.