Fakta Muslim Telah Ada Di Benua Amerika Ratusan Tahun Lalu

Islam di AS (Amerika Serikat) tiba-tiba menjadi sorotan seluruh warganya sendiri sehabis terjadinya 9/11, dimana si Presiden eksklusif menuding bahwa orang Islam yakni dalangnya. 

Padahal Menurut kabar yang beredar, muslim di AS sebelumnya hampir tidak dikenali dominan warga AS. Tidak banyak yang kenal apa itu Islam. 

Tidak banyak buku-buku yang membahas wacana Islam. Bahkan dalam buku-buku sejarah, klarifikasi mengenai peradaban Islam tidak banyak disinggung. 

Namun sehabis runtuhnya menara kembar WTC, dengan tudingan adanya "Terorisme", warga AS dikejutkan dengan adanya sebuah eksistensi dunia yang lain yang oleh pemerintahannya digambarkan sedemikian buruk. 

Oleh lantaran itu awal-awal "pengenalan" tersebut, dalam bayangan warga AS, Islam yakni 'Teroris'.

Seiring berlalunya waktu, sehabis banyak warga AS yang merasa ingin tau wacana Islam, balasannya banyak juga yang mencari banyak sekali macam gosip wacana Islam dari banyak sekali media. Kini sepertinya bayangan wacana Islam yakni Teroris mula sirna bagi sebagian warga AS.

Yah meskipun, sebagian yang lain masih sama. Namun demikian komunitas muslim di AS, melaksanakan banyak sekali macam upaya yang bertujuan untuk menghapus stigma jelek wacana Islam di AS.

Sebuah fakta yang cukup aneh, dikala sebuah komunitas telah ada semenjak ratusan tahun di sebuah tempat, namun orang-orang di sekelilingnya tidak banyak yang tahu. Ini terjadi pada komunitas muslim di AS.

Muslim di AS telah ada semenjak ratusan tahun. Itulah fakta yang terungkap sehabis ditemukannya sebuah makam  seorang Muslim berjulukan Yarrow Mamout. Makam itu ditemukan oleh Deyi Awadallah, pengembang rumah dikala mau menjual rumah.  Mulanya ia tidak tahu bahwa ada makam disana, di sebuah daerah bersejarah Georgetown. Karena ingin tau kemudian ia hubungi sejarawan untuk memastikan wacana makam itu.

Awadallah mengaku jauh lebih tertarik dengan bisnis perumahan dari pada benda sejarah, namun selaku seorang Muslim Amerika keturunan Palestina, ia mengakui proses eksplorasi membuatnya tergugah.

Setelah diselidiki selama sebulan, sanggup dipastikan mayat yang berada di  makam itu yakni seorang Muslim. "Saya mencoba menghormati dilema ini," kata ia ibarat dikutip middleeastonline.com, Rabu (21/11/2012).

Temuan itu dibenarkan Sejarawan, James H Johnston. Dalam buku berjudul “From Slave Ship to Harvard: Yarrow Mamout and the History of an African American Family” (Dari Kapal Budak menuju Havard: Yarrow Mamout dan Sejarah Keluarga Afrika-Amerika), Johnston menyebutkan Yarrow yang berasal dari Senegal dibawa ke Amerika pada tahun 1752. 

Setibanya di Amerika, ia menjadi budak. "Dia cukup populer di zamannya. Tapi tidak seorang pun pernah melihat dia," kata Johnston.



Ide awal Johnston menelusuri sejarah Yarrow berawal dikala ia melihat sebuah lukisan yang dibentuk oleh Charles Wiiliam Peale. Ternyata, objek dari lukisan itu yakni Yarrow. Meski awalnya dikira seorang darah biru Amerika. 

Kini, lukisan itu berada di museum seni Philadelphia. "Anda melihat lukisan itu begitu indah menggambarkan sosok yang tampak kaya, namun ia telah mengalami kondisi yang mengerikan. Lukisan ini menandakan sejarah gelap AS," kata Johnston.

James H Johnston menyampaikan Yarrow yakni seorang budak milik Samuel Beall dan putranya Brooke, dua profesional kepercayaan Presiden pertama AS George Washington. 

Ia diketahui sebagai seorang Muslim yang taat. Yarrow tak pernah melupakan shalat lima waktu di manapun ia berada. 

Yarrow juga seorang wirausahawan yang sanggup membaca dan menulis. Di Georgetown, para budak diperkenankan mempunyai bisnis sampingan mereka sendiri, sehingga Yarrow menjadi seorang tukang bangunan. Bahkan, ia menjadi merdeka dengan membangun sebuah rumah untuk majikannya dan menabung uangnya untuk membangun rumahnya sendiri. Dokumen-dokumen sejarah menunjukkan bahwa Yarrow boleh jadi dimakamkan di tanah yang ia beli sehabis ia merdeka pada 1797. (sumber: ROL dan commongroundnews.org)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel