Cinta Berdasarkan Islam Menyerupai Apa?

Cinta berdasarkan Islam bergantung pada siapakah yang mengemudikan cintanya itu sendiri. Cinta itu yakni alat yang netral untuk mencapai tujuannya. Jika cinta ditunggangi oleh nafsu syahwat maka akan menuju kebinasaan, namun jikalau cinta dikemudikan oleh doktrin kepada Allah SWT maka akan mengantarkan insan pada keridhaan Allah.

Cinta yakni sebuah instrumen yang sangat hebat. Cinta sanggup  merubah sakit menjadi sembuh, penjara menjadi telaga, derita menjadi nikmat dan pahit menjadi manis. Sebaliknya juga, cinta bisa menciptakan sehat menjadi sakit, gemuk jadi kurus, normal jadi gila, kaya kadi miskin dan raja menjadi budak.



Seperti itulah cinta berdasarkan Islam yang harus dilandasi keimanan kepadaNya, sehingga cintanya akan membawanya kepada kebaikan di dunia dan akherat.

Cinta berdasarkan Islam setidaknya dibagi menjadi:
1. Cinta kepada saudara muslim
2. Cinta kepada lawan jenis
3. Cinta Kepada Allah dan RasulNya

Masalah cinta kepada lawan jenis:

Dari Ibnu Abbas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kami tidak pernah mengetahui solusi untuk dua orang yang saling menyayangi semisal pernikahan.” (HR. Ibnu Majah no. 1920. Dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani)

Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang bisa untuk menikah, maka menikahlah. Karena itu lebih akan menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Barangsiapa yang belum mampu, maka berpuasalah lantaran puasa itu bagaikan kebiri.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Penjelasan wacana ketiga macam cinta ini sendiri sanggup kita baca di sini 

Guna lebih jelasnya wacana problem cinta berdasarkan Islam khususnya kepada lawan jenis, berikut ini ada beberapa klarifikasi wacana cinta dari aneka macam sumber islam:

 bergantung pada siapakah yang mengemudikan cintanya itu sendiri Cinta Menurut Islam Seperti Apa?

Kami tidak pernah mengetahui solusi untuk dua orang yang saling menyayangi semisal pernikahan

Mencari Cinta: Perspektif Islam

Presented by Shaikh Ahmad Kutty
At the IIT Ring of Love Seminar
(January 29, 2011)

Cinta dalam Islam

Islam: agama cinta - cinta  Allah dan kasih penciptaan
Cinta Kasih Allah sebagai dasar dari semua cinta
Ini yakni cinta yang abadi, lantaran Allah saja yang kekal, segala sesuatu yang lain menghilang
Cinta kita untuk pasangan kita harus untuk meningkatkan cinta kita dari Allah

Cinta terhadap bentuk dan Cinta kepada jiwa

Cinta terhadp bentuk yakni cinta penampilan, cinta tubuh, dan cinta fisik
Ini yakni sumber dari penipuan
Penampilan menipu, dan kesudahannya memudar
Ironisnya, kebanyakan orang gundah dengan kenyaatan ini
Orang-orang berimana diajarkan untuk melihat ke jiwa

Cinta bentuk

Kebanyakan orang pergi mencarinya, lantaran mereka hanya hidup dalam dimensi fisik mereka saja
Karena menipu, itu menyerupai mencari air di fatamorgana
Itulah sebabnya Nabi berdoa: 'Berilah saya mencintaimu lebih dari saya menyayangi untuk diri hamba  sendiri atau keluarga hamba ... atau ... untuk air hambar ketika haus

Cinta Dalam Jiwa

Cinta sejati: cinta didirikan pada cinta Allah?
Nabi (saw) ingin kita mencarinya dalam pernikahan
Nikahilah seseorang yang benar-benar beriman dan berakhlak, jikalau tidak, Anda membuka jalan untuk 'berkotor-kotor'.

Iman (deen) dan karakter (khuluq)

Iman bukan sekedar ritual
Ini yakni individu yang diubah oleh cinta Allah
Kita harus membedakan antara religiusitas dan keimanan
Ini yakni orang dengan hati yang penuh kasih

Apa itu karakter (khuluq)?

Khuluq berbeda dari khalq;
Khuluq yakni inner beauty yang hanya dirasakan melalui intuisi
Yang mempunyai tanda-tanda yang jelas: ciri-ciri karakter
Kesadaran akan Tuhan, sanggup dipercaya, rendah hati, penuh kasih, peduli, riang, penyabar: ciri-ciri karakter profetik

Cinta dan asmara

Cinta lahir dari pengetahuan wacana karakter (khuluq), berakar dalam kasih Allah, yakni cara yang harus dicari
Hal ini berbeda dari kencan, lantaran Islam menentang segala bentuk isolasi antara laki-laki dan perempuan
Ini yakni murni akan menghancurkan.
Penghubung atau asmara terlarang tidak disetujui dalam Islam

Menemukan pasangan hidup

Internet chat room bukan kawasan yang ideal, untuk itu sulit untuk membedakan khuluq, temukan melalui
1. Anjuran Ortu
2. Anjuran teman atau sesepuh
3. Memilih melalui pengalaman berpartner
4. jangan mengesampingkan hal-hal diatas, kecocokan yakni yang paling penting

Pertanyaan untuk diajukan

Asumsikan: tidak ada yang sempurna
Pertanyaan untuk ditanyakan:
Satu visi dari tugas laki-laki / perempuan dalam masyarakat
Faktor agama: kaku atau jalan tengah?
Visi dan kepentingan spiritual umum
Perbedaan dan bagaimana berurusan dengannya
Kemitraan yang ideal: kesempatan untuk tumbuh tolong-menolong untuk memenuhi satu potensi seseorang yang diberikan Tuhan
(sumber: islam.ca)


Perkawinan dan Cinta dalam Islam

Pernikahan dalam Islam :

 Seorang Jurist (ahli hukum) ditanya bagaimana Anda menjadi begitu kaya , ia menyampaikan bahwa ia awalnya sangat miskin sekali dan suatu ketika menemukan sebuah kalung yang sangat indah dan mahal di jalan dan ia berjuang dengan niat dan kemudian ia mendengar bunyi orang berteriak dan mencari kalung ini sehingga ia kembalikan kalung itu tanpa mengambil uang yang ditawarkan kepadanya.

Kemudian sehabis suatu ketika ia bepergian di maritim merah dan kapal karam dan ia berhasil mencapai pulau dengan berpegangan pada sepotong kayu . Dia mulai membantu belum dewasa dan orang bau tanah berguru Alquran dan dasar-dasar agama lantaran mereka yakni Muslim , sehingga orang-orang dari pulau memintanya untuk menikahi seorang gadis dari komunitas mereka dan ia baiklah .

Ketika pada hari ijab kabul ia melihatnya ia tidak bisa melepaskan pandangan mata dari sang perempuan. Kaprikornus orang-orang sekelilingnya bertanya mengapa ia terkejut melihatnya , sehinga ia menyampaikan bukan dia, tapi saya tahu kalung ia pakai dan ia menceritakan seluruh kisah dan orang-orang sangat terkejut bahagia mendengar bahwa kisah dari ayah gadis yang disebutkan yakni wacana orang yang jujur ​​ini.

Kemudian sehabis kematiannya ia mewarisi kalung itu dan menjadi sangat kaya dengan menjual itu .

Salah satu poin yang sangat penting yang disebutkan dalam penggalan ini doa yang ikhlas kepada Allah ( swt ) . Ketulusan memainkan tugas besar dalam sukses dalam ijab kabul dan akan insyaAllah membawa banyak harmoni dalam kehidupan dan di antara keduanya. Jangan pernah meremehkan kekuatan sebuah doa yang tulus.

Cinta dalam Islam

Rasa cinta tidak dikutuk dalam Islam, apa yang dikritik dan yang menciptakan haram yakni tindakan yang tidak diperbolehkan dan yang mengarah kepadanya.

Selama haji, Ibn Abbas ra melihat seorang perjaka di Arafah dan ia melihat kekasihnya yang telah menikah dengan orang lain dan perjaka itu pingsan di Arafah. Rasulullah saw berkata bahwa hal yang terbaik bagi orang-orany yang cinta yakni pernikahan.

Cinta yakni sebuah emosi paling besar lengan berkuasa dalam hati tetapi tumbuhnya bisa dikendalikan. Cinta harus dikontrol dan diarahkan ke arah yang benar.

Imam Ahmad bin Hanbal diminta untuk menjelaskan wacana hadits nabi saw bahwa " ... Jangan biarkan dirimu dengan fitnah yang tidak bisa kau tanganni.." dan ia menyampaikan cinta yakni pola dari hal itu.

Jika cinta tidak dijaga dalam kontrol bisa mengakibatkan kesulitan besar. Cinta harus dipegang dalam kawasan yang tepat (misalnya, suami/istri). Allah SWT berfirman ".. Dia menempatkan cinta dan belas kasih dalam hati mereka.."(Q.S. ArRuum:21).

Ini yakni salah satu pilar dalam pernikahan, Nabi SAW bersabda, "Aku dipenuhi cinta untuknya (yaitu Khadijah ra)".

Cinta terjadi sangat cepat tapi tumbuh sangat lambat (misalnya menyerupai pohon atau flora yang akarnya tumbuh cepat namun membutuhkan beberapa waktu untuk tumbuh).

Ibnu Taimiyah berkata cinta itu tidak mungkin untuk didefinisikan. Ibn Al-Qayyim menyampaikan semua karakter tiba dari penggalan antara tenggorokan dan bibir dan cinta (yang dalam bahasa arab: hubbun) terbentuk dari dua karakter yang tiba dari dua kawasan itu (yaitu tenggorokan dan bibir) sehingga kita memerlukan semua karakter yang diucapkan dari antara tenggorokan dan bibir untuk menggambarkan perasaan cinta.

Dalam konteks tertentu (dalam bahasa arab) kata hubbun (cinta) dipakai utuk kesucian/gigi putih, unta yang tidak bisa dipindahkan dan air yang memancar.

Tanda-tanda cinta yakni 'detak jantung yang lebih cepat; tidak bisa mengucapkan kata-kata dengan benar; bergetar dan berkeringat. Tanda-tanda ini semakin terang terutama ketika melihat orang yang dicintainya. Sebagian orang berkata tanda-tanda orang yang sangat takut dan sedang jatuh cinta yakni sama.


Rasulullah SAW sebagai Suami

Ummul Mukminin: Khadijah RA

 bergantung pada siapakah yang mengemudikan cintanya itu sendiri Cinta Menurut Islam Seperti Apa?

Muhammad saw yakni orang kepercayaan kahdijah, yaitu As- Shadiq wal Ameen. Muhammad membawa bisnis Kahdijah ke tingkat lain dan menciptakan banyak keuntungan.

MUhammad saw berasal dari keluarga yang dihormati, mempunyai paras yang sangat tampan dan seorang perjaka yang mulia. Khadijah ra jatuh cinta kepada orang mulia ini. Lalu ia mengirim utusannya untuk mengutarakan keinginannya biar Muhammad saw menikahinya, meski umurnya lebih muda darinya namun kasih sayangnya untuk Muhammad sangat kuat.

Kahdijah mendekati ayahnya dan mengutarakan keinginannya ini, namun sang ayah berkata bahwa tidak akan membiarkannya menikah dengan anak yatim ini (rasul saw). ORang-orang arab menganggap anak yatim sebagai orang yang sangat tidak terhormat lantaran mereka tidak tumbuh untuk berguru sopan santun dan beretika dari keluarga aristokrat menyerupai orang bau tanah mereka. Inilah alasan ayah khadijah melarang menikah dengan Muhammad. Tapi cintanya kepada Muhammad saw tidak menghalangi niatnya.

Nabi SAW selalu menyebut nama khadijah selama 20 tahun sepeninggalnya dan selalu mengingatnya. Andai khadijah masih hidup, nabi tidak akan menduakaannya. Namun sebagai seorang nabi, Rasul harus menikahi banyak istri untuk menjadi tugas model untuk kita semua.

Pernah rasul berkunjung ke para teman ketika idul Fitri. Salah satunya Hala, adik Khadijah (ra), sehabis sekitar 15 tahun berkunjung ke ruma Nabi dan ketika Nabi mendengar suaranya dari kamar lain, Nabi berdiri dan berseru 'Khadijah (ra)! Aisyah berkata saya merasa sangat cemburu pada ketika itu. Dia (khadijah) yakni teman terbaiknya (saw). Dalam riwayat lain nabi saw bersabda " ia (khadijah) percaya pada ku dan mendukungnya ketika ketika tidak ada yang melakukannya."

Ketika Quraish menolak untuk berurusan dengan umat Islam, Nabi saw dan beberapa teman tinggal di luar Mekah. Khadijah tetap bersama Nabi saw.  Suatu malam khadijah begitu lapar sehingga ia berdiri di malam hari dan berjalan keluar dan mendapat sesuatu yang lembuat di tanah dan ia mengambilnya dan memakannya, kemudian ia menyampaikan bahkan hingga hari ini ia tidak apa yang ia makan malam itu. Bahkan dalam situasi dimana Rasul harus menderita menghadapi pengasingan yang dilakukan oleh orang Quraish, Khadijah yang orang yang mulia dan terkaya dari Mekah masih tetap bersama nabi saw.
Sumber: nurayn.org

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel