Para Ilmuwan Besar Muslim Yang Populer Di Eropa
Thursday, November 14, 2013
Edit
Pendahuluan: Kondisi Dunia Islam
Beberapa masa pasca dinasti Abasyiah, umat Islam cenderung untuk mengelompokan Ilmu ke dalam dua kelompok besar, yaitu Ilmu Akherat (agama) dan Ilmu Dunia (agama). Pengelempokan ini menjadikan penilaian, mana yang lebih unggul. Tentu saja sebab kita umat Islam lebih banyak fokus pada Akherat, sebab memang itulah tujuan hidup manusia, Hal ini mengakibatkan Ilmu Akherat lebih diunggulkan (Wallahu A'lam). Akhirnya Umat Islam lebih terdorong untuk menuntut ilmu-ilmu Agama dibandingkan Ilmu-ilmu keduniaan.
Kondisi ini lambat maritim berlangsung selama berabad-abad, sehabis Huru hara perang salib di kawasan barat Asia selama 200 tahun, sehingga kurang stabilnya kondisi. Ditambah Serangan ganas Mongol dari Timur yang menghancurkan khazanah ilmu di Baghad dan kota-kota lain yang merupakan sentra para sarjana Islam pada waktu itu. Kondisi ini membuat Umat Islam lebih cenderung untuk fokus pada ilmu agama. Sedangkan Ilmu Dunia menjadi stagnan dan banyak ditinggalkan.
Kondisi sebelumnya, nampak berbeda dimana umat Islam mempunyai semangat yang luar biasa dalam menuntut Ilmu. Perluasan kekuasan di Dunia Islam ke segala penjuru, membuatnya menemukan khazanah-khazanah kuno dari Yunani, Persia, India dan tempat lainnya, dimana dikala itu Dunia sedang berada pada masa kegelapan. Ilmu-ilmu dunia tidak lagi dikembangkan selama berabad-abad. Sementara di Dunia Islam Al-Quran dan Sunnah Rasul menekankan pentingnya menuntut ilmu.
Semangat umat Islam untuk menuntut Ilmu begitu besarnya dan disisi lain penguasa dikala itu sangat mendukung, sehingga dalam waktu yang sanggup dikatakan singkat, munculah cabang-cabang ilmu gres hasil kerja sama atas pengembangan ilmu-ilmu kuno dari banyak sekali sumber. Dari sumber sejarah menyampaikan bahwa dikala itulah cikal bakal Ilmu Modern muncul, yaitu metode ilmiah. Dalam khazanah Ilmu-ilmu kuno Sebelumnya belum ditemukan metode Ilmiah. Dengan adanya metode ilmiah inilah balasannya banyak penemuan-penemuan didunia muslim dikala itu. Namun di sisi ekonomi nampaknya penemuan-penemuan besar ibarat konsep piston, jam air, tidak menjadi komoditi penting sehingga perkembangannya tidak signifikan dan mungkin balasannya hanya tersimpan di gudang.
kondisi ini berbeda dengan Eropa masa 16 masehi
7 Abad Sebelumnya sekitar simpulan masa 9 masehi, kondisi dunia Eropa masih dalam kegelapan sebab tak ada perkembangan Ilmu pengetahuan. Masyarakat diliputi oleh banyak sekali macam takhayul. Kondisi ekonomi dari hasil pertanian tidak banyak menunjukkan hasil. Hingga balasannya ditemukan mata bajak yang sanggup mempercepat proses pengolahan tanah. Lambat laun Para petani ini semakin makmur kondisi ekonominya. Orang-orang kaya balasannya terkadang melaksanakan perjalanan jauh ke dunia Arab, yang dikala itu terlihat sangat maju dibanding dunia Eropa.
Di sisi lain perang salib yang berkepanjangan terus berlangsung selama 200 tahun. Kondisi tersebut, tentunya mengakibatkan persentuhan-persentuhan Eropa dengan Dunia Arab Islam yang "lebih Modern". Meskipun perang berkecamuk antara Eropa dan Dunia Islam, namun di sisi lain perekonomian tetap berlangsung antara masyarakat Eropa dan Arab. Ya mungkin ibarat dikala inilah, dengan kondisi yang sebaliknya.
Bazar di Atena |
Singkat dongeng balasannya Orang-orang eropa pun berguru Ilmu di pusat-pusat Ilmu pengetahuan dunia Islam dikala itu. Dan menemukan manuskrip-manuskrip kuno dari dunianya pada masa lampau. Dengan berguru ilmu dari dunia Islam serta mempelajari sendiri manuskrip kuno, Setelah berabad-abad kondisi Eropa mulai berubah.
Sentimen Agama
Perang Salib membuat sentiman agama muncul di dunia Islam, Para pedagang Islam "mencekik" pedagang Eropa. komoditi-komoditi yang banyak diminati eropa yang berasal dari dunia Timur Jauh, harus melewati pedagang Arab dulu dan harganya menjadi sangat mahal. Orang-orang Eropa dengan keahliannya berlayar, melaksanakan sejumlah pelayaran dengan tujuan India melalui samudera melewati Cape Town (semenanjung Afrika) dan berhasil hingga Melayu. Keberhasilan ini diikuti oleh para pedagang Eropa, sehingga sanggup mendapat komoditi penting tanpa harus melewati Arab.
ilustrasi kapal Vasco De Gamma |
Di dikala yang sama Ilmu Pengetahuan di Dunia Eropa juga semakin maju. Dunia Eropa nampak semakin kaya yang diikuti dengan Kemajuan di bidang Teknologi. Penemuan mesin uap balasannya mengawali Era Industri. Sementara di Dunia Islam berlaku sebaliknya.
Ilmuwan Besar Muslim di Mata Eropa
Keberhasilan Eropa menuju era Industri, tidak terlepas dari perkembangan Ilmu Pengetahuan di Dunia Islam (khususnya lagi Andalusia, Spanyol). Hal ini sanggup terlihat dari beberapa Ilmuwan muslim yang namanya tersohor di Eropa, beberapa diantaranya yang mempunyai nama besar di bidang ilmu Pengetahuan yaitu:
Ibnu Sina (Avicena)
Nama Lengkap Ibnu Sina yaitu Abu Ali Husein bin Abdillah bin Hasan bin Asli bin Sina. Lahir pada tahun 370 Hijriyah atau 980 Masehi di Desa Khormeisan, Afsyanah dekat Bukhara, kini di wilayah Uzbekistan dan wafat tahun 1037 M. Seperti belum dewasa muslim lainnya kala itu, pelajaran awal yang harus ia pelajari yaitu wacana Al-Quran. Lalu ia pun berguru ilmu lainnya.
Ibnu Sina berasal dari keluarga bermzhab Ismailiyah, dimana sangat dekat dengan pembahasan Ilmiah yang disampaikan bapaknya. Sejak kecil Ibn Sina telah mempelajari sastra dan ilmu agama ibarat tafsir, fikih dan tasawuf. Karena keceredasaanya, ia telah banyak menguasai Ilmu dikala usia 10 tahun. Setelah itu Ibnu Sina mempelajari ilmu logika, hitung, pengobatan dan filsafat.
Ibnu Sina Hidup di masa dunia Islam, banyak menerjemahkan teks ilmu pengetahuan dari Yunani, Persia dan India. Secara intensif Teks Yunani dari Plato hingga Aristoteles diterjemahkan dan dikembangkan lebih maju oleh para ilmuwan. Suasana dan kondisi daerahnya sangat mendukung dalam perkembangan ilmu dan budaya. Pada masa itu Ibnu Sina mempunyai susukan untuk berguru di perpustakaan besar di wilayah Balkh, Khwarezmia, Gorgan, Kota Ray, Kota Isfahan dan Hamedan. Selain akomodasi perpustakaan besar yang mempunyai banyak koleksi buku, pada masa itu hidup pula beberapa ilmuwan muslim ibarat Abu Raihan Al-Biruni seorang astronom terkenal, Aruzi Samarqandi, Abu Nashr Mansur seorang matematikawan populer dan sangat teliti, Abu al-Khayr Khammar seorang fisikawan dan ilmuwan populer lainya.
Selama hidupnya Ibnu Sina telah menulis 450 buku pada beberapa pokok bahasan besar. Kebanyakan memusatkan pada filosofi dan kedokteran. Karya besarnya yang sangat monumental yaitu berjudul Qanun fi al-Thibb (Canon of Medicine). karya besar lainnya ibarat buku filsafat yang berjudul asy-Syifa dan juga al-Isyarat wat-Tanbihat. Pada tahun 1955, Ibnu Sina dinobatkan sebagai Father of Doctors (Bapak
kedokteran)
Ibnu Rusyd (Averoes)
Abu Walid Muhammad bin Rusyd, tahun 520 Hijriah (1128 Masehi) lahir di Kordoba (Andalusia/spanyol). Dilahirkan dari keluarga terpandang, ayah dan kakeknya yaitu hakim-hakim terkenal. Sejak kecil Ibnu Rusyd telah mempelajari ilmu fikih, ilmu hitung dan kedokteran di Sevilla, kemudian pulang ke kordoba untuk studi, meneliti dan menulis. Usia 18 tahun hijrah ke Maroko mendalami teologi (ilmu Tauhid) berpaham Asy'ariyah. Sehinga ia menjadi andal dalam bidang syari'at, kedokteran dan filsafat.
Menurut Ernest Renan (1823-1892) karya Ibnu Rusyd mencapai 78 judul yang terdiri dari 39 judul wacana filsafat, 5 judul wacana kalam, 8 judul wacana fiqh, 20 judul wacana ilmu kedokteran, 4 judul wacana ilmu falak, matematika dan astronomi, 2 judul wacana nahu dan sastra.
Beberapa karyanya seperti; Bidayah al-Mujtahid wa Nihayah al-Muqtashid. Buku fiqh Islam yang berisi perbandingan mazhab (aliran-aliran dalam fiqh dengan menyebutkan alasan masing-masing), Fashl al-Maqal Fi Ma Baina al-Himah Wa asy-Syirah Min al-Ittishal. Buku yang menjelaskan adanya persesuaian antara filsafat dan syari’at. Buku yang populer dalam lapangan ilmu filsafat dan ilmu kalam. Tahafut al-falasifah, merupakan pembelaan Ibnu Rusyd terhadap kritikan al-Ghazali terhadap para filosof dan masalah-masalah filsafat, dan masih banyak karya lainnya.
Ibnu Haitham (AlHazen)
Abu Ali Muhammad al-Hassan ibnu al-Haitham lahir di Basrah (Irak) pada 354 H, bertepatan dengan 965 Masehi dan wafat pada tahun 1039 genap usia 74 tahun.Sejak kecil ia amat ulet menuntut ilmu terutama Alquran, matematika, dan ilmu pengetahuan alam. Mula-mula di Basrah, kemudian merantau ke Ahwaz dan Baghdad untuk memperdalam ilmu-ilmu tersebut. Ibnu Haitham sampaumur mulai meneliti alam semesta dan mulai melaksanakan percobaan ilmiah, hasilnya ditulis menjadi buku. Ia pun pergi ke Mesir untuk meneliti aliran Sungai Nil serta menyalin buku-buku mengenai matematika dan ilmu falak. Ia menjadi pengajar Universitas al-Azhar. Ibnu Haitham menetap di Cairo, dan wafat sekitar tahun 1039 M.
Penyelidikannya mengenai cahaya telah menunjukkan ide kepada andal sains barat ibarat Boger, Bacon, dan Kepler membuat mikroskop serta teleskop. Beliau merupakan orang pertama yang menulis dan menemui pelbagai data penting mengenai cahaya.
Bagi Ibnu Haitham, falsafah dihentikan dipisahkan dari matematika, sains, dan ketuhanan. Ketiga bidang dan cabang ilmu ini harus dikuasai, dan untuk menguasainya seseorang harus memaksimalkan masa mudanya untuk mempelajarinya dengan sepenuhnya.
Beberapa kitab karya Ibnu haytham:
Al-Jami’ fi Usul Al-Hisab, yang mengandung teori-teori ilmu matematika dan Analisa Matematika;
Kitab Al-Tahlil wa Al-Tarkib, mengenai ilmu geometri;
Kitab Tahlil Al-Masa’il Al-Adadiyah, wacana algebra;
Maqalah fi Istikhraj Simat Al-Qiblah, mengupas wacana arah kiblat bagi segenap rantau;
Maqalah fima Tad’ullaih, mengenai penggunaan geometri dalam urusan aturan syarak; dan
Risalah fi Sina’at Al-Syi’r, mengenai teknik penulisan puisi.
Selain ketiga ilmuwan besar tersebut ada banyak lagi ilmuwan besar lainnya yang sangat kuat di dunia Eropa seperti:
Jabir Bin Hayyan (Gebert)Al-Kindi (al-kindus)
Az Zahrawi (Abulcasis)
Al-Khawarizmi (AlGorisma)
Ibnu Zakaria Al-Razi (Razes)
Ibnu Bajjah (Avempace)
Anda sanggup menemukan biografi lengkap masing-masing tokoh tersebut lewat internet dengan mudah, melalui mesin pencari, terutama google. Kita akan memperoleh sumber goresan pena yang luar biasa wacana biografi para ilmuwan besar tersebut bagaimana mereka menjalani kehidupannya.
Kesimpulan
Dengan membaca biografi para ilmuwan besar muslim ini, supaya kita terinspirasi untuk terus bersemangat memajukan peradaban yang sesuai dengan tuntunan syariah. Satu hal yang kami kira perlu dicontoh, bahwa mereka semua masa kecilnya telah terlebih dahulu berguru Al-Qur'an. Pemahaman Agama telah kuat di dalam diri mereka gres mereka berguru ilmu-ilmu ibarat filsafat dan logika. Hal ini menghasilkan karya-karya original yang kritis dan logis serta tidak bertentangan dengan syariat Islam.
Makara agama menjadi pondasi dasar cara berfikir para ilmuwan besar muslim masa itu. Berbeda dengan dunia eropa awal masa pencerahan, dimana para ilmuwannya harus berhadapan dengan otoritas agama hingga harus dibunuh.
Intinya dengan melihat sejarah Islam, kita akan sedikit tahu apa yang dimaksud dengan nur(cahaya) Allah. Ilmu itu yaitu cahaya.
(sumber rujukan; buku Dari puncak Baghdah Sejarah Dunia Versi Islam, wikipedia Id, dan web-web lainnya yang membahas wacana biografi masing-masing ilmuwan muslim).