Pengertian, Syarat dan Rukun Sewa-menyewa dalam Islam
Sunday, September 28, 2014
Edit
Pengertian Sewa-menyewa dalam Islam

Syarat dan Rukun Sewa-menyewa dalam Islam
- Orang yang menyewakan dan orang yang menyewa haruslah telah ballig dan berakal sehat.
- Sewa-menyewa harus dilangsungkan atas kemauan masing-masing, bukan karena paksaan.
- Barang tersebut menjadi hak sepenuhnya dari orang yang menyewakan, atau walinya.
- Ditentukan terlebih dahulu barang serta keadaan dan sifat-sifatnya.
- Manfaat yang akan diambil dari sewa-menyewa adalah barang barang tersebut harus diketahui secara jelas oleh kedua belah pihak. Misalnya, ada orang akan menyewa sebuah bangunan. Si penyewa harus menerangkan secara jelas kepada pihak yang menyewakan, apakah bangunan tersebut mau ditempati atau dijadikan gudang. Dengan demikian, si pemilik rumah akan mempertimbangkan boleh atau tidak disewa. Sebab risiko kerusakan bangunan antara dipakai sebagai tempat tinggal berbeda dengan risiko dipakai sebagai gudang. Demikian pula jika barang yang disewakan itu sebuah kendaraan, harus dijelaskan dipergunakan untuk apa saja.
- Berapa lama memanfaatkan barang tersebut harus disebutkan dengan jelas.
- Harga sewa dan cara pembayarannya juga harus ditentukan sebelumnya dengan jelas serta disepakati bersama.
- Jenis pekerjaan serta jam kerjanya.
- Berapa lama masa kerjanya.
- Berapa gaji dan bagaimana sistem pembayarannya : mingguan, bulanan, harian, ataukah borongan?
- Tunjangan-tunjangan seperti transport, kesehatan, dan lain-lain, kalau ada.