Bangun dan Bangkitlah Wahai Pejuang Islam
Tuesday, October 14, 2014
Edit
Saat ini diperkirakan terdapat antara 1,25 hingga 1,4 miliar umat Islam yang tersebar di seluruh dunia. Dari jumlah tersebut, 18% diantaranya hidup di negara-negara Arab, 20% berada di Afrika, 20% berada di Asia Tenggara, 30% berada di Asia Selatan yakni Pakistan, India dan Bangladesh. Indonesia adalah negara dengan populasi muslim terbesar di dunia. Populasi muslim juga dapat ditemukan dalam jumlah yang signifikan di Amerika Serikat, Republik Rakyat Cina, Eropa, Asia Tengah, dan Rusia.
Pertumbuhan umat Islam sendiri diyakini mencapai 2,9%/tahun, sementara pertumbuhan penduduk dunia hanya mencapai 2,3%/tahun. Angka tersebut menunjukkan bahwa Islam sebagai agama dengan pertumbuhan pemeluk yang tergolong cepat di dunia. Beberapa pendapat menghubungkan pertumbuhan ini dengan tingginya tingkat kelahiran di banyak negara Islam (6 dari 10 negara di dunia dengan angka kelahiran tertinggi di dunia adalah negara yang penduduknya mayoritas muslim). Namun belum lama ini, sebuah studi demografi telah menyatakan bahwa angka kelahiran di negara-negara muslim menurun hingga ke tingkat negara Barat.
Perkembangan penduduk muslim yang cukup signifikan tentu saja berpengaruh kuat terhadap perilaku umat Islam itu sendiri. Pada zaman Rasulullah saw., umat Islam jumlahnya masih sedikit dan oleh karena itu penanganannya juga tidak serumit saat ini. Berbagai macam kelompok muslim yang satu dengan yang lainnya memiliki persepsi tentang Islam, menjadikan Islam berwarna-warni. Sepanjang masih saling menghargai dan bertoleransi antara intern agama, insnya Allah Islam akan berkembang pesat dengan baik. Akan tetapi, jika setiap kelompok mengklaim bahwa kelompoknyalah yang paling benar, inilah awal dari kehancuran Islam. Berdasarkan analisis tersebut, kita sebagai pemeluk Islam harus tetap waspada dan terus belajar tentang Islam secara kaffah sehingga akhirnya menjadi muslim yang arif dan bijaksana.
Islam merupakan agama yang memberi kebebasan kepada pemeluknya untuk mengekspresikan diri asalkan masih dalam koridor dan sesuai dengan kaidah ajaran Islam serta sejalan dengan tujuan penciptanya, yakni untuk beribadah kepada Allah Swt. Perjalanan sejarah umat Islam telah membuktikan bahwa setiap saat ada umat yang senantiasa berposisi sebagai pemberi motivasi atau pembaharu bagi masyarakat.
Ada sejumlah kelompok umat Islam yang selama hidup di dunia ini hanya mementingkan urusan akhirat dan meninggalkan dunia. Mereka beranggapan bahwa memiliki harta benda yang banyak, kedudukan yang tinggi, dan ilmu pengetahuan dunia sama sekali tidak perlu, karena hidup di dunia ini hanya sebentar dan sementara, sedangkan hidup di akhirat kelak bersifat kekal dan abadi. Selain itu, banyak umat Islam yang menganut paham fatalisme, yaitu paham yang mengharuskan umat Islam berserah diri kepada nasib dan tidak perlu berikhtiar (berusaha) karena hidup manusia dikuasai dan dikendalikan oleh nasib.
Gairah generasi muda untuk mengaji dan mengkaji ilmu agama Islam tampak menggembirakan. Hal ini bisa dilihat dari maraknya kegiatan keislaman yang diikuti oleh pelajar-pelajar dan remaja-remaja Islam. Antusiasme remaja Islam dalam melaksanakan kegiatan belum dibarengi dengan semangat berkarya, baik dalam ilmu pengetahuan maupun yang lainnya. Akibatnya, perkembangan Islam hanya pada formalitas saja tetapi tidak nampak secara kualitas.
Ada beberapa perilaku yang dapat dijadikan cerminan terhadap penghayatan terhadap sejarah perkembangan Islam pada masa pembaruan ini. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut.
Pertumbuhan umat Islam sendiri diyakini mencapai 2,9%/tahun, sementara pertumbuhan penduduk dunia hanya mencapai 2,3%/tahun. Angka tersebut menunjukkan bahwa Islam sebagai agama dengan pertumbuhan pemeluk yang tergolong cepat di dunia. Beberapa pendapat menghubungkan pertumbuhan ini dengan tingginya tingkat kelahiran di banyak negara Islam (6 dari 10 negara di dunia dengan angka kelahiran tertinggi di dunia adalah negara yang penduduknya mayoritas muslim). Namun belum lama ini, sebuah studi demografi telah menyatakan bahwa angka kelahiran di negara-negara muslim menurun hingga ke tingkat negara Barat.
Perkembangan penduduk muslim yang cukup signifikan tentu saja berpengaruh kuat terhadap perilaku umat Islam itu sendiri. Pada zaman Rasulullah saw., umat Islam jumlahnya masih sedikit dan oleh karena itu penanganannya juga tidak serumit saat ini. Berbagai macam kelompok muslim yang satu dengan yang lainnya memiliki persepsi tentang Islam, menjadikan Islam berwarna-warni. Sepanjang masih saling menghargai dan bertoleransi antara intern agama, insnya Allah Islam akan berkembang pesat dengan baik. Akan tetapi, jika setiap kelompok mengklaim bahwa kelompoknyalah yang paling benar, inilah awal dari kehancuran Islam. Berdasarkan analisis tersebut, kita sebagai pemeluk Islam harus tetap waspada dan terus belajar tentang Islam secara kaffah sehingga akhirnya menjadi muslim yang arif dan bijaksana.
Islam merupakan agama yang memberi kebebasan kepada pemeluknya untuk mengekspresikan diri asalkan masih dalam koridor dan sesuai dengan kaidah ajaran Islam serta sejalan dengan tujuan penciptanya, yakni untuk beribadah kepada Allah Swt. Perjalanan sejarah umat Islam telah membuktikan bahwa setiap saat ada umat yang senantiasa berposisi sebagai pemberi motivasi atau pembaharu bagi masyarakat.
Ada sejumlah kelompok umat Islam yang selama hidup di dunia ini hanya mementingkan urusan akhirat dan meninggalkan dunia. Mereka beranggapan bahwa memiliki harta benda yang banyak, kedudukan yang tinggi, dan ilmu pengetahuan dunia sama sekali tidak perlu, karena hidup di dunia ini hanya sebentar dan sementara, sedangkan hidup di akhirat kelak bersifat kekal dan abadi. Selain itu, banyak umat Islam yang menganut paham fatalisme, yaitu paham yang mengharuskan umat Islam berserah diri kepada nasib dan tidak perlu berikhtiar (berusaha) karena hidup manusia dikuasai dan dikendalikan oleh nasib.
Gairah generasi muda untuk mengaji dan mengkaji ilmu agama Islam tampak menggembirakan. Hal ini bisa dilihat dari maraknya kegiatan keislaman yang diikuti oleh pelajar-pelajar dan remaja-remaja Islam. Antusiasme remaja Islam dalam melaksanakan kegiatan belum dibarengi dengan semangat berkarya, baik dalam ilmu pengetahuan maupun yang lainnya. Akibatnya, perkembangan Islam hanya pada formalitas saja tetapi tidak nampak secara kualitas.
Ada beberapa perilaku yang dapat dijadikan cerminan terhadap penghayatan terhadap sejarah perkembangan Islam pada masa pembaruan ini. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut.
- Menyikapi kejadian masa lalu dengan sikap bijak dan menanamkan jihad yang sesuai dengan ajaran al-Qur’an dan hadis.
- Menjadikan sumber inspirasi untuk membuat langkah-langkah yang inovatif agar kehidupan manusia menjadi damai dan sejahtera baik di dunia maupun di akhirat.
- Memotivasi diri sendiri terhadap masa depan agar memperoleh kemajuan serta mengupayakan agar sejarah yang mengandung nilai negatif atau kurang baik tidak terulang kembali.
- Membangun masa depan berdasarkan pijakan-pijakan yang telah ada di masa lalu sehingga dapat membangun negara senantiasa menjadi negara baldatun tayyibatun wa rabbun gafūr atau negara yang baik dan mendapat ampunan dari Allah Swt.
- Ilmu pengetahuan dan teknologi di masa pembaruan cukup canggih dan menakjubkan sehingga melalui proses belajar akan didapatkan kemajuan yang lebih baik bagi generasi-generasi muslim di masa depan.
- Mencari upaya antisipasi agar kekeliruan yang mengakibatkan kegagalan yang terjadi pada masa lalu tidak lagi terulang di masa yang akan datang.
- Dalam sejarah, dikemukakan pula masalah sosial dan politik di kalangan bangsa-bangsa terdahulu. Semua itu agar dapat menjadi perhatian dan menjadi pelajaran ketika menghadapi permasalahan yang mungkin akan terjadi.
Rangkuman Artikel Bangun dan Bangkitlah Wahai Pejuang Islam
- Perkembangan Islam pada masa modern dimulai dari tahun 1800 dan terus berlangsung sampai sekarang yang ditandai dengan gerakan pembaruan dalam berbagai bidang.
- Tokoh-tokoh yang memelopori gerakan pembaruan Islam, antara lain; Muhammad bin Abdul Wahab, Al-Tahtawi, Jamaludin Al-Afghani, Muhammad Abduh, Rasyid Rida, Syah Waliyullah, Muhammad Ali Pasya, Sayyid Ahmad Khan, dan Sultan Mahmud II.
- Saat Islam mengalami kemunduran, bangsa Eropa justru mengalami kemajuan luar biasa dalam ekonomi, kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Sementara kondisi dunia Islam berada di bawah pengaruh kolonialisme dan imperialisme Eropa.