Hikmah Puasa Ramadhan
Saturday, December 24, 2016
Edit
Asslamualaikum Wr. Wb. Semoga Kita Diberikan Kesehatan Selalu Terutama Sobat Cerita contoh muslim pada Kali ini kita akan membahas Mengenai Hikmah Puasa Ramadhan. Sebagian pesan tersirat puasa bisa dilihat dalam firman Allah yang artinya: "Agar kalian bertakwa".
Takwa yakni buah yang dibutuhkan dan dihasilkan oleh puasa. Buah tersebut akan menjadi bekal orang beriman dan perisai baginya mudah-mudahan tidak terjatuh dalam jurang kemaksiatan. Seorang ulama sufi pernah berkata wacana imbas takwa bagi kehidupan seorang muslim; “Dengan bertakwa, para kekasih Allah akan terlindungi dari perbuatan yang tercela, dalam hatinya diliputi rasa takut terhadap Allah sehingga senantiasa tersadar dari perbuatan dosa, pada malam hari mengisi waktu dengan kegiatan beribadah, lebih senang menahan kesulitan ketimbang mencari hiburan, rela mencicipi lapar dan haus, merasa erat dengan ajal sehingga mendorongnya untuk memperbanyak amal kebajikan". Takwa merupakan variasi kebijakan dan pengetahuan, serta adonan antara perkataan dan perbuatan.
Puasa menurut syariat merupakan menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa (seperti makan, minum, korelasi kelamin, dan sebagainya) semenjak terbit fajar hingga terbenamnya matahari,dengan dibarengi niat ibadah terhadap Allah,karena menginginkan redho-Nya dan mempersiapkan diri guna memajukan Taqwa kepada-Nya.
Ramadhan bulan yang banyak mengandung Hikmah didalamnya.Alangkah gembiranya hati mereka yang beriman dengan kedatangan bulan Ramadhan. Bukan sahaja sudah diarahkan menunaikan Ibadah selama sebulan sarat dengan jawaban pahala yang berlipat ganda,malah dibulan Ramadhan Allah sudah menurunkan kitab suci Al-Quranulkarim, yang menjadi isyarat bagi seluruh insan dan untuk membedakan yang benar dengan yang salah.
Puasa Ramadhan akan membersihkan rohani kita dengan menanamkan perasaan kesabaran, kasih sayang, pemurah, berkata benar, ikhlas, disiplin, terhindar dari sifat Sombong, rakus, tidak Jujur dan sebagainya.
Meskipun makanan dan minuman, kita menahan diri untuk tidak makan dan minum dari semenjak fajar hingga terbenamnya matahari, sebab mematuhi perintah Allah. Begitu juga isteri kita sendiri, kita tidak mencampurinya saat masa berpuasa demi mematuhi perintah Allah SWT.
Ayat puasa itu dimulai dengan firman Allah: "Wahai orang-orang yang beriman" dan diakhiri dengan: "Mudah-mudahan kau menjadi orang yang bertakwa". Makara jelaslah bagi kita bahwa puasa Ramadhan menurut keimanan dan ketakwaan. Untuk menjadi orang yang beriman dan bertakwa terhadap Allah kita diberi peluang selama bulan Ramadhan: melatih diri dari menahan hawa nafsu, makan dan minum, mencampuri isteri, menahan diri dari perkataan dan perbuatan yang tidak bermanfaat menyerupai berkata bohong, menghasilkan fitnah dan tipu daya, merasa dengki dan khianat, memecah belah persatuan umat, dan banyak sekali perbuatan jahat lainnya.
Rasullah SAW bersabda: "Bukanlah puasa itu cuma sekedar menghentikan makan dan minum namun puasa itu merupakan menghentikan omong kosong dan kata-kata kotor."
(HR. Ibnu Khuzaimah).
Beruntunglah mereka yang sanggup berpuasa selama bulan Ramadhan, sebab puasa itu bukan saja sanggup membersihkan rohani manusia, namun juga akan membersihkan jasmani insan itu sendiri, puasa selaku alat penyembuh yang baik. Semua alat pada tubuh kita senantiasa digunakan, boleh dibilang alat-alat itu tidak pernah istirahat selama 24 jam. Alhamdulillah dengan berpuasa kita sanggup mengistirahatkan alat pencernaan lebih kurang selama 12 jam setiap harinya. Oleh sebab itu dengan berpuasa, organ dalam tubuh kita sanggup melakukan pekerjaan dengan lebih terencana dan efektif.
Perlu diingat, ibadah puasa Ramadhan akan menenteng Manfaat bagi kesehatan rohani dan jasmani kita apabila dilaksanakan sesuai dengan tutorial yang sudah ditetapkan, jikalau tidak, maka risikonya tidak seberapa malah mungkin ibadah puasa kita tidak bermanfaat belaka.
Allah SWT berfirman "Makan dan minumlah kau dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menggemari orang-orang yang berlebih-lebihan."
(QS. Al-A'raf:31)
Nabi SAW juga bersabda
"Kita ini yakni kaum yang makan apabila mencicipi lapar, dan makan dengan seperlunya (tidak kenyang)."
Tubuh kita membutuhkan makanan yang bergizi sesuai kebutuhan tubuh kita. Jika kita makan berlebih-lebihan tentu saja ia akan menenteng mudarat terhadap kesehatan kita. Bisa memunculkan tubuh menjadi gemuk, imbas yang lain yakni membuat sakit jantung, darah tinggi, penyakit kencing manis, dan banyak sekali penyakit lainnya. Dengan demikian maka puasa bisa dijadikan selaku media pembatasan makanan yang paling ampuh dan praktis.
Puasa tidak diwajibkan sepanjang tahun, juga tidak dalam waktu yang sebentar melainkan pada hari-hari yang terbatas, yakni hari-hari bulan Ramadan, dari mulai terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Karena, jikalau puasa diwajibkan secara terus menerus sepanjang tahun atau sehari semalam tanpa henti, tentu akan memberatkan. Begitu juga jikalau cuma untuk waktu separuh hari, pasti tak akan memiliki imbas apa-apa, akan namun puasa diwajibkan untuk waktu seharian mulai dari terbit fajar hingga matahari terbenam, dan dalam hari-hari yang sudah ditentukan.
Selain dispensasi dalam permasalahan waktu, Allah juga menerangkan kasih sayang-Nya terhadap hamba dengan menyediakan keringanan-keringanan yang lain, di antaranya kepada: orang sakit (yang membahayakan dirinya jikalau berpuasa) dan orang yang menempuh perjalanan jauh (yang memberatkan dirinya jikalau mengerjakan puasa) diperbolehkan untuk berbuka dan mengubahnya pada hari yang lain, sesuai dengan jumlah puasa yang ia tinggalkan.
Allah sudah memastikan terhadap manusia, keunggulan puasa di bulan suci Ramadhan selaku bulan keberkahan, dimana Allah menyediakan lezat sekaligus mukjizat yang begitu agung terhadap hamba-Nya berupa turunnya Al-Qur'an.
Ayat-ayat Al-Qur'an juga menerangkan betapa Tuhan begitu erat dengan hambanya, Ia senantiasa menjawab do'a mereka di mana dan kapan pun mereka berada, tidak ada pemisah antara keduanya. Maka sudah sepatutnya bagi seorang muslim, untuk senantiasa berdo'a, memohon ampunan terhadap Tuhannya, beribadah dengan tulus-ikhlas, beriman, dan tidak menyekutukan-Nya, dengan kesempatan Allah akan mengabulkan semua do'a dan permintaannya.
Diriwayatkan bahwa sekumpulan orang pedalaman mengajukan pertanyaan terhadap Nabi Muhammad Saw : "Wahai Muhammad! Apakah Tuhan kita dekat, sehingga kami bermunajat (mengadu dan berdoa dalam kelirihan) kepada-Nya, ataukah Ia jauh sehingga kami menyeru (mengadu dan berdoa dengan bunyi lantang) kepada-Nya?"Maka turunlah ayat:
"Dan apabila hamba-hamba-Ku mengajukan pertanyaan kepadamu wacana Aku, maka (jawablah), sebenarnya Aku yakni dekat.
(QS. Al-Baqarah/2: 186)
Diantara pesan tersirat puasa yang sanggup dicatat juga yakni selaku wijaa, perisai atau pelindung:
Rasulullah SAW memerintahkan orang yang memiliki pengaruh "syahwatnya" dan belum bisa untuk menikah mudah-mudahan berpuasa, membuatnya selaku wijaa (memutuskan syahwat jiwa) bagi syahwat ini, sebab puasa keberadaan dan subtansialnya yakni menahan dan menenangkan dorongan kuatnya anggota tubuh hingga bisa terkontrol serta seluruh kekuatan (dorongan dari dalam) hingga bisa taat dan dibelenggu dengan belenggu puasa. Telah terang bahwa puasa memiliki imbas yang fantastis dalam mempertahankan anggota tubuh yang nyata/dhahir dan kekuatan bathin. Oleh sebab itu Rasulullah SAW bersabda "Wahai sekalian para pemuda, barangsiapa di antara kalian sudah bisa ba'ah (mampu menikah dengan banyak sekali persiapannya) hendaklah menikah, sebab menikah lebih menundukkan pandangan, dan lebih mempertahankan kehormatan. Barangsiapa yang belum bisa menikah, hendaklah puasa sebab puasa merupakan wijaa' (pemutus syahwat) baginya". (HR. Bukhari 4/106 dan Muslim no. 1400 dari Ibnu Mas'ud).
Rasulullah SAW sudah menerangkan bahwa nirwana diliputi dengan perkara-perkara yang tidak diminati (seperti menahan syahwat dsb), dan neraka diliputi dengan syahwat. Jika sudah terang demikian, sesungguhnya puasa itu merusak syahwat, mematahkan tajamnya syahwat yang dapat mendekatkan seorang hamba ke neraka, puasa membatasi orang yang berpuasa dari neraka. Oleh sebab itu banyak hadits yang memastikan bahwa puasa yakni benteng dari neraka, dan perisai yang membatasi seseorang darinya.
Rasulullah Saw Bersabda: "Tidaklah seorang hamba yang berpuasa di jalan Allah kecuali akan Allah jauhkan ia (karena puasanya) dari neraka sejauh tujuh puluh musim".
(HR. Bukhari 6/35, Muslim 1153 dari Abu Sa'id Al-Khudry. Ada redaksi lain yakni sudah bersabda Rasulullah SAW : "tujuh puluh musim", yakni : perjalanan tujuh puluh tahun, demikian diterangkan dalam kitab Fathul Bari 6/48).
Rasulullah SAW bersabda "Puasa yakni perisai, seorang hamba berperisai dengannya dari api neraka"
(HR. Ahmad 3/241, 3/296 dari Jabir, Ahmad 4/22 dari Utsman bin Abil 'Ash. Ini yakni hadits shahih).
Dan Rasulullah Saw bersabda "Barangsiapa yang berpuasa sehari di jalan Allah maka di antara ia dan neraka ada parit yang luasnya menyerupai antara langit dengan bumi".
Sebagian ulama sudah mengerti bahwa hadits-hadits tersebut merupakan klarifikasi wacana keunggulan puasa saat jihad dan berperang di jalan Allah. Namun dhahir/redaksi hadits ini meliputi semua puasa jikalau ditangani dengan tulus sebab menginginkan ridha Allah SWT, ini sesuai dengan apa yang diterangkan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassalam tergolong puasa di jalan Allah (seperti yang disebutkan dalam hadits ini).
"Wahai orang-orang yang beriman ! Diwajibkan terhadap kau puasa sebagaimana sudah diwajibkan atas orang-orang yang sebelum kamu,supaya kau menjadi orang-orang yang bertaqwa." (S.al-Baqarah:183)
Itulah Sobat Cerita contoh muslim sedikit Pembahasan tentang Hikmah Puasa Ramadhan yang sudah saya Rangkum dengan sebaik"nya, mudah-mudahan bisa berkhasiat dan berfaedah untuk kita. Sekian dan terimakasih Wassalamualaikum Wr. Wb.