Tujuan Berpuasa Ramadhan Dan Puasa Sunah
Thursday, April 12, 2012
Edit
TUJUAN BERPUASA RAMADHAN dan PUASA SUNAH. Secara terperinci Al-Quran menyatakan bahwa tujuan puasa merupakan untuk meraih ketakwaan atau la'allakum tattaqun. Dalam rangka mengerti tujuan tersebut agaknya perlu digarisbawahi beberapa klarifikasi dari Nabi saw misalnya, "Banyak di antara orang yang berpuasa tidak mendapatkan sesuatu dari puasanya, kecuali rasa lapar dan dahaga."
Ini mempunyai arti bahwa menahan diri dari lapar dan dahaga bukan tujuan utama dari puasa. Ini dikuatkan pula dengan firman-Nya bahwa "Allah menginginkan untuk kau fasilitas bukan kesulitan."
Di sisi lain, dalam suatu hadis qudsi, Allah berfirman, "Semua amal putra-putri Adam untuk dirinya, kecuali puasa. Puasa merupakan untuk-Ku dan Aku yang memberi ganjaran atasnya."
Ini mempunyai arti pula bahwa puasa merupakan satu ibadah yang unik. Tentu saja banyak sisi keunikan puasa yang sanggup dikemukakan, misalnya bahwa puasa merupakan belakang layar antara Allah dan pelakunya sendiri. Bukankah insan yang berpuasa sanggup bersembunyi untuk minum dan makan? Bukankah selaku insan, semua orang yang berpuasa, memiliki kehendak untuk makan atau minum pada momentum tertentu dari siang hari puasa? Nah, kalau demikian, apa motivasinya menahan diri dan kehendak itu? Tentu bukan lantaran takut atau segan dari manusia, alasannya merupakan jikalau demikian, ia sanggup saja bersembunyi dari persepsi mereka. Di sini ditarik kesimpulan bahwa orang yang berpuasa, melakukannya demi lantaran Allah SWT Demikian antara lain klarifikasi sementara ulama ihwal keunikan puasa dan makna hadis qudsi di atas.
Sementara pakar ada yang memastikan bahwa puasa ditangani insan dengan banyak sekali motif, misalnya, protes, turut belasungkawa, penyucian diri, kesehatan, dan sebagai-nya. Tetapi seorang yang berpuasa Ramadhan dengan benar, sesuai dengan cara yang dituntut oleh Al-Quran, maka pastilah ia akan melakukannya lantaran Allah semata.
Di sini Anda boleh bertanya, "Bagaimana puasa yang demikian sanggup mengirimkan insan terhadap takwa?" Untuk menjawabnya apalagi dulu mesti dipahami apa yang dimaksud dengan takwa.
Ini mempunyai arti bahwa menahan diri dari lapar dan dahaga bukan tujuan utama dari puasa. Ini dikuatkan pula dengan firman-Nya bahwa "Allah menginginkan untuk kau fasilitas bukan kesulitan."
Di sisi lain, dalam suatu hadis qudsi, Allah berfirman, "Semua amal putra-putri Adam untuk dirinya, kecuali puasa. Puasa merupakan untuk-Ku dan Aku yang memberi ganjaran atasnya."
Ini mempunyai arti pula bahwa puasa merupakan satu ibadah yang unik. Tentu saja banyak sisi keunikan puasa yang sanggup dikemukakan, misalnya bahwa puasa merupakan belakang layar antara Allah dan pelakunya sendiri. Bukankah insan yang berpuasa sanggup bersembunyi untuk minum dan makan? Bukankah selaku insan, semua orang yang berpuasa, memiliki kehendak untuk makan atau minum pada momentum tertentu dari siang hari puasa? Nah, kalau demikian, apa motivasinya menahan diri dan kehendak itu? Tentu bukan lantaran takut atau segan dari manusia, alasannya merupakan jikalau demikian, ia sanggup saja bersembunyi dari persepsi mereka. Di sini ditarik kesimpulan bahwa orang yang berpuasa, melakukannya demi lantaran Allah SWT Demikian antara lain klarifikasi sementara ulama ihwal keunikan puasa dan makna hadis qudsi di atas.
Sementara pakar ada yang memastikan bahwa puasa ditangani insan dengan banyak sekali motif, misalnya, protes, turut belasungkawa, penyucian diri, kesehatan, dan sebagai-nya. Tetapi seorang yang berpuasa Ramadhan dengan benar, sesuai dengan cara yang dituntut oleh Al-Quran, maka pastilah ia akan melakukannya lantaran Allah semata.
Di sini Anda boleh bertanya, "Bagaimana puasa yang demikian sanggup mengirimkan insan terhadap takwa?" Untuk menjawabnya apalagi dulu mesti dipahami apa yang dimaksud dengan takwa.