Ironis, Di Negeri Non-Muslim Tki Lebih Dihormati


Selama sepuluh tahun terakhir ini saja, telah berapa banyak TKI yang meninggal akhir perlakuan berangasan majikannya. Padahal sebagian besar TKI bekerja di negara muslim. Namun perlakuan sebaliknya, jikalau TKI berada di negara-negara non-muslim, mereka malah mendapat perlakuan yang cukup terhormat. Hal ini sudah bukan diam-diam lagi jikalau TKI bekerja di Negara ibarat Hongkong atau korea selatan. Biasanya para TKI akan mendapat perlakuan yang cukup menyenangkan. Gaji yang cukup bahkan jikalau mendapat majikan yang sangat baik, kadang kala sanggup diajak berwisata ke luar negeri. Bandingkan dengan TKI yang bekerja di negara-negara yang mayaoritas penduduknya ialah muslim. Sungguh sebuah ironi, padahal bukankah setiap muslim tahu bahwa antara muslim dengan muslim lainnya ialah bersaudara. Perumpamaannya ibarat sebuah badan, jikalau salah satu anggotanya sakit maka akan terasa di seluruh anggota badan.

"Dengan prihatin saya katakan, di negara non-Muslim, contohnya Taiwan dan Hong Kong, TKI justru diperlakukan lebih terhormat daripada di negara Muslim, ibarat Arab Saudi dan Malaysia," kata Ketua Umum Pengurus Besar NU Kiai Haji Said Aqil Siroj di Jakarta, Selasa (24/4/2012).

Said Aqil mengemukakan hal itu menanggapi penembakan tiga TKI oleh polisi Malaysia bulan lalu, yang sekarang bahkan beredar rumor terjadi penjualan organ tubuh ketiga korban tersebut.

"Penembakan TKI oleh polisi Malaysia sudah berulang kali terjadi. Itu tindakan biadab yang tentu kita sayangkan," kata Said Aqil.

PBNU juga berharap ada upaya yang sungguh-sungguh dari pemerintah Indonesia untuk melindungi warga negaranya yang bekerja di luar negeri.

Sebab, lanjut Said Aqil, problem TKI tidak sekadar problem devisa, tetapi juga terkait dengan martabat bangsa.

Seperti diberitakan, Polisi Diraja Malaysia memberondong tembakan terhadap tiga TKI asal Pancor Kopong, Pringgasela Selatan, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, yang diduga hendak melaksanakan penyerangan ketika akan ditangkap pada tanggal 25 Maret 2012 di daerah Port Dickson, Malaysia.

Akibatnya, tiga TKI tersebut, Herman (34), Abdul Kadir Jaelani (25), dan Mad Nur (28), meninggal dunia secara mengenaskan di tempat kejadian. (Sumber berita: berita8.com)


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel