Kumpulan Hadits Wacana Ibu


Seorang ibu sejati yaitu seorang yang dimuliakan oleh Allah swt. Peran menjadi seorang ibu sejati begitu berat dan melelahkan, namun semua itu tidak dirasakannya alasannya yaitu cintanya yang ikhlas kepada anaknya. Sejak mulai mengandung, ibu sejati harus bersusah payah dikala beraktivitas, hingga proses melahirkan yang orang jawa bilang "Toh Nyowo", kemudian dikala si anak lahir di dunia ibu sejati rela merawatnya hingga tumbuh besar tanpa mengharap imbalan dan cinta ikhlas kepada anaknya tidak pernah pudar hingga beliau meninggal. Maka sungguh pantaslah jikalau seorang ibu dimuliakan oleh Allah.

“Dan Kami perintahkan kepada insan (untuk berbakti kepada) kedua orangtuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun maka bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orangtuamu dan hanya kepada-Kulah kembalimu.“ (Luqman: 14)

Seperti apa kemuliaan seorang ibu sanggup digambarkan dalam hadits-hadits berikut yang kami kumpulkan dan pilih dari sumber-sumber di internet. Semoga hadits-hadits berikut ini benar, jikalau ada kesalahan mohon koreksinya.


عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ جَاهِمَةَ السَّلَمِيِّ أَنَّ جَاهِمَةَ جَاءَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَدْتُ أَنْ أَغْزُوَ، وَقَدْ جِئْتُ أَسْتَشِيْرُكَ. فَقَالَ: هَلْ لَكَ مِنْ أُمٍّ؟ قَالَ: نَعَمْ. قَالَ: فَالْزَمْهَا، فَإِنَّ الْجَنَّةَ تَحْتَ رِجْلَيْهَا

Dari Mu’wiyah bin Jahimah as-Salami sebenarnya Jahimah pernah tiba menemui Nabi shallallahu alaihi wasallam kemudian berkata: Wahai Rasulullah, saya ingin pergi jihad, dan sungguh saya tiba kepadamu untuk meminta pendapatmu. Beliau berkata: “Apakah engkau masih memiliki ibu?” Ia menjawab: Ya, masih. Beliau bersabda: “Hendaklah engkau tetap berbakti kepadanya, alasannya yaitu sesungguhnya nirwana itu di bawah kedua kakinya.”




Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda ketika ditanya oleh seorang sahabatnya:

يا رسول الله من أحق الناس بحسن صحابتي؟. قال: أمك. قال: ثم من؟. قال أمك. قال: ثم من؟. قال: أمك. قال: ثم من؟. قال: أبوك


Abu Hurairah radhiallahu 'anh berkata:

Seorang lelaki tiba menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan bertanya:

“Siapakah insan yang paling berhak untuk saya layani dengan sebaik-baiknya?”

Baginda menjawab: “Ibu kamu.”

Dia bertanya lagi: “Kemudian siapa?”

Baginda menjawab: “Ibu kamu.”

Dia bertanya lagi: “Kemudian siapa?”

Baginda menjawab: “Ibu kamu.”

Dia bertanya lagi: “Kemudian siapa?”

Baginda menjawab: “Ayah kamu.”
(Dikeluarkan oleh al-Bukhari dalam Shahihnya – hadis no: 5971 (Kitab al-Adab, Bab siapakah insan yang paling berhak untuk dilayan dengan baik).


Aisyah Radhiyallahu'anha berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah, siapakah yang lebih besar haknya terhadap wanita?” Jawab Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam“Suaminya.” ” Siapa pula berhak terhadap lelaki?” Jawab Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam, “Ibunya.”

إِنَّ اللهَ حَرَّمَ عَلَيْكُمْ عُقُوْقَ الأُمَّهَاتِ…

“Sesungguhnya Allah mengharamkan bagi kalian berbuat durhaka kepada para ibu ….” (HR. Al-Bukhari no. 5975 dan Muslim no. 4457)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel