Pidato Bahasa Arab Perihal Menuntut Ilmu Dan Artinya
Tuesday, December 3, 2019
Edit
Sahabat yang biar selalu dalam lindungan Allah -ta'ala-. Pidato dalam bahasa Arab merupakan salah satu materi yang dipelajari dalam sastranya. Banyak literatur yang meriwayatkan beberapa rujukan orasi yang tercatat dalam sejarah bangsa Arab.
Sebagaimana suatu suku merasa terangkat bila muncul dari kalangan mereka seorang penyair, begitu pula bila ada orang yang hebat dalam berorasi. Karena pidato bukan hanya sekedar berbicara di depan umum, namun membutuhkan kecakapan dan keahlian.
Keahlian dalam memberikan suatu hal dengan pengolahan kata yang manis disertai penyampaian yang sederhana dan lugas, namun mempunyai makna yang berpengaruh dan mengena. Kemampuan itulah yang disebut balaghah ( البَلاَغَةُ ). Pidato di zaman jahiliyah sering dipakai untuk memberi nasehat atau berisi seruan untuk keluar berperang.
Di antara orator ( خَطِيْبٌ جـ خُطَبَاءُ ) ulung mereka yaitu Quss bin Saidah Al-Iyadi. Ialah yang pertama kali mempelopori berkhutbah sambil memegang tongkat. Orasi terkenalnya yaitu ajakannya untuk kembali ke anutan (millah) Ibrahim -'alaihis salaam- yang disampaikan di pasar Ukaz.
Baca juga: Quss bin Saidah, dan Orasi Terkenalnya di Pasar Ukaz.
Dan di sana ada juga Hani bin Mas'ud Asy-Syaibani. Orasinya telah berhasil mengkremasi semangat bangsa Arab sehingga mereka berhasil mengalahkan imperium Persia dalam sebuah pertempuran yang disebut Dzi Qaar. Dan itu yaitu kemenangan pertama bangsa Arab terhadap Persia.
Dan masih banyak khutaba (orator) handal lainnya. Di sini saya tidak sedang akan membahas perjalanan sejarah sastra Arab. Ini hanyalah prolog postingan ini, supaya Anda mempunyai citra mengapa saya menyajikan kategori khutbah atau pidato di blog ini.
Insyaallah nanti suatu saat, dan biar Allah menawarkan akomodasi kepada saya supaya bisa memposting isi orasi Qis bin Saidah atau Hani bin Mas'ud di blog ini. Adapun pada kesempatan ini, saya akan membuatkan kepada Anda rujukan pidato bahasa Arab wacana menuntut ilmu.
Baca juga: 20 Kata Mutiara Bahasa Arab Tentang Ilmu dan Artinya.
Pidato yang akan Anda baca di bawah ini yaitu murni hasil karya goresan pena saya. Jadi, bila Anda suatu dikala menemukan postingan yang menyerupai dengannya, maka jangan ragu menyampaikan itu yaitu plagiat dari goresan pena ini. Hehe...
Terus terperinci saja, banyak blogger abal-abal di sana yang memposting ulang beberapa goresan pena saya tanpa menyertakan sumbernya. Alhamdulillah 'ala kulli haal. Langsung saja, selamat membacanya.
Sebagaimana suatu suku merasa terangkat bila muncul dari kalangan mereka seorang penyair, begitu pula bila ada orang yang hebat dalam berorasi. Karena pidato bukan hanya sekedar berbicara di depan umum, namun membutuhkan kecakapan dan keahlian.
Keahlian dalam memberikan suatu hal dengan pengolahan kata yang manis disertai penyampaian yang sederhana dan lugas, namun mempunyai makna yang berpengaruh dan mengena. Kemampuan itulah yang disebut balaghah ( البَلاَغَةُ ). Pidato di zaman jahiliyah sering dipakai untuk memberi nasehat atau berisi seruan untuk keluar berperang.
via Pixabay |
Baca juga: Quss bin Saidah, dan Orasi Terkenalnya di Pasar Ukaz.
Dan di sana ada juga Hani bin Mas'ud Asy-Syaibani. Orasinya telah berhasil mengkremasi semangat bangsa Arab sehingga mereka berhasil mengalahkan imperium Persia dalam sebuah pertempuran yang disebut Dzi Qaar. Dan itu yaitu kemenangan pertama bangsa Arab terhadap Persia.
Dan masih banyak khutaba (orator) handal lainnya. Di sini saya tidak sedang akan membahas perjalanan sejarah sastra Arab. Ini hanyalah prolog postingan ini, supaya Anda mempunyai citra mengapa saya menyajikan kategori khutbah atau pidato di blog ini.
Insyaallah nanti suatu saat, dan biar Allah menawarkan akomodasi kepada saya supaya bisa memposting isi orasi Qis bin Saidah atau Hani bin Mas'ud di blog ini. Adapun pada kesempatan ini, saya akan membuatkan kepada Anda rujukan pidato bahasa Arab wacana menuntut ilmu.
Baca juga: 20 Kata Mutiara Bahasa Arab Tentang Ilmu dan Artinya.
Pidato yang akan Anda baca di bawah ini yaitu murni hasil karya goresan pena saya. Jadi, bila Anda suatu dikala menemukan postingan yang menyerupai dengannya, maka jangan ragu menyampaikan itu yaitu plagiat dari goresan pena ini. Hehe...
Terus terperinci saja, banyak blogger abal-abal di sana yang memposting ulang beberapa goresan pena saya tanpa menyertakan sumbernya. Alhamdulillah 'ala kulli haal. Langsung saja, selamat membacanya.
الـحَمْدُ للهِ ، الـحَمْدُ للهِ الَّذِي رَفَعَ قَدْرَ العِلْمِ وَالعُلَمَاءِ ، أَحْـمَدُهُ - سُبْحَانَهُ - وَأَشْكُرُهُ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ القَائِلُ : {إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ }[فَاطِر: 28] ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُـحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ القَائِلُ : «وَمَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيْقًا إِلَى الـجَنَّةِ» ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الأَوْفِيَاءِ Segala puji bagi Allah, segala puji bagi Allah yang telah memuliakan ilmu dan ulama, saya memuji-Nya, serta menyukuri-Nya dalam keadaan lapang maupun sempit, saya bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak disembah melainkan Allah yang tiada sekutu bagi-Nya yang berfirman: "Sesungguhnya yang takut kepada Allah hanyalah ulama", dan saya bersaksi bahwa tuan dan nabi kami Muhammad yaitu hamba dan utusan-Nya yang bersabda:" Barangsiapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga", biar Allah mencurahkan shalawat kepadanya, keluarga, dan sahabatnya yang setia. : أَمَّا بَعْدُ Amma ba'du : أَيُّهَا الـحَفْلُ الكَرِيْـمُ ... أُحَيِّيْكُمْ بِتَحِيَّةِ الإِسْلَامِ ، تَـحِيَّةِ أَهْلِ السُنَّةِ وَالـجَمَاعَةِ ؛ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْـمَةُ اللهِ تَعَالَى وَبَرَكَاتُهُ Hadirin yang mulia... Aku ingin memberi ucapan penghormatan Islam kepada kalian, penghormatan ahlussunnah wa jama'ah, assalamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh. . العِلْمُ نُوْرٌ يُضِيْءُ الطَّرِيْقَ ، وَيَهْدِي السَّالِكِيْنَ ، وَهُوَ رَكِيْزَةُ رُقِيِّ الأُمَمِ وَتَقَدُّمِهَا Ilmu yaitu cahaya yang menerangi jalan, dan menunjuki orang yang meniti jalan, dan dia yaitu tonggak kemajuan umat. وَلَا يَـخْفَى عَلَى الكَثِيْرِ مِنَّا مَا لِلْعِلْمِ مِنْ أَهَـمِّيَةٍ وَفَضِيْلَةٍ . فَإِنَّ نُصُوْصَ الكِتَابِ وَالسُّنَّةِ فِي فَضْلِ العِلْمِ وَالثَّنَاءِ عَلَى أَهْلِهِ وَالـحَثِّ عَلَى طَلَبِهِ كَثِيْرَةٌ مُتُوَافِرَةٌ Sudah diketahui kebanyakan dari kita akan pentingnya ilmu dan keutamaannya. Sesungguhnya nash-nash dari Al-Quran dan As-Sunnah yang berbicara wacana keutamaan ilmu, kebanggaan terhadap hebat ilmu dan anjuran untuk menuntutnya sangatlah banyak. وَأَعْنِي بِالعِلْمِ هُنَا ، هُوَ العِلْمُ الشَّرْعِي الـمُسْتَفَادُ مِنْ كِتَابِ اللهِ وَسُنَّةُ رَسُوْلِهِ وَمَا قَالَهُ خُيْرُ القُرُوْنِ وُهُمُ الصَّحَابَةُ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُمْ أَجْـمَعِيْنَ Dan ilmu yang saya maksud di sini yaitu ilmu syar'i, yang bersumber dari kitab Allah, sunnah Rasul-Nya, dan apa yang dikatakan oleh generasi terbaik, yaitu sahabat - biar Allah meridhai mereka semua-. : كَمَا قَالَ ابْنُ القَيِّمِ رَحِـمَهُ اللهُ تَعَالَى فِي نُوْنِيَّتِهِ العِلْمُ مَا قَالَ اللهُ وَقَالَ رَسُوْلُهُ *** قَالَ الصَّحَابَةُ هُمْ أُوْلُو العِرْفَانِ Sebagaimana dikatakan oleh Ibnul Qayyim -semoga Allah merahmatinya- di dalam Nuniyyahnya: Ilmu yaitu apa yang Allah dan Rasul-Nya katakan... (dan apa) yang sahabat katakan, merekalah hebat ilmu... وَالعِلْمُ رِفْعَةٌ لِصَاحِبِهِ وَدَرَجَاتٌ لَهُ فِي الدُّيْنَا وَالآخِرَةِ . قَالَ عَزَّ وَجَلَّ : ((يَرْفَعِ اللهُ الَّذِيْنَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِيْنَ أُوْتُوا العِلْمَ دَرَجَاتٍ)) [الـمُجَادِلَةُ : 11] إِنَّـهَا لَدَرَجَاتٌ عَظِيْمَةٌ ، لَا يَعْرِفُ قَدْرَهَا إِلَّا رَبُّ الـجَلَالِ وَالعِزَّةِ Ilmu yaitu kemuliaan bagi pemiliknya dan derajat yang tinggi di dunia dan akhirat. Allah -azza wa jalla- berfirman: "Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman di antara kalian dan yang diberi ilmu beberapa derajat". وَلِأَنَّ اللهَ قَدْ رَفَعَ قَدْرَهُمْ وَأَعْلَى شَأْنَـهُمْ ، لِذَا فَلَا يُـمْكِنُ أَبَدًا أَنْ يَسْتَوِيَ العَالِـمُ وَالـجَاهِلُ .كَمَا قَالَ جَلَّ فِي عُلَاهُ : ((قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِيْنَ يَعْلَمُوْنَ وَالَّذِيْنَ لَا يَعْلَمُوْنَ)) [الزُّمَر : 9] Dan alasannya Allah telah memuliakan dan meninggikan derajat mereka, maka mustahil sama sekali orang yang cendekia itu sebanding dengan orang jahil. Sebagaiman yang Allah -jalla fii 'ulaahu- firmankan: "Katakanlah (wahai Muhammad), apakah sama antara orang yang mengetahui sama dengan orang yang tidak mengetahui". فَقَدْ قَرَنَ اللهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى أَهْلَ العِلْمِ مَعَهَ فِي أَعْظَمِ مَشْهُوْدٌ لَهُ وَهُوَ كَلِمَةُ التَّوْحِيْدِ ، قَالَ تَعَالَى : ((شَهِدَ اللهُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ وَالـمَلَائِكَةُ وَأُوْلُو العِلْمِ قَائِمًا بِالقِسْطِ)) [آل عِمْرَان : 18]. هَذِهِ مَنْزَلَةُ العُلَمَاءُ وَمَكانَتُهُمْ عِنْدَ اللهِ ، اِسْتَحَقُّوْهَا لِأَنَّـهُمْ قَدْ أَخَذُوا مِيْرَاثَ النُّبُوَّةِ بَـحَظٍّ وَافِرٍ Allah -subhanahu wa ta'ala- telah menyandingkan hebat ilmu bersama-Nya dalam persaksian yang paling agung, yaitu kalimat tauhid, Dia -ta'ala- berfirman: "Allah menyatakan bahwa tiada sesembahan (yang haq) selain Dia, dengan senantiasa menegakkan keadilan. (juga menyatakan yang demikian itu) para Malaikat dan orang-orang yang berilmu". [QS. Ali Imran : 18] ... أَيُّهَا الـحَفْلُ الكَرِيْـمُ Hadirin yang mulia... إِذَا كَانَ العِلْمُ وَالعُلَمَاءُ بِـهَذَا الفَضْلِ وَالشَّرَفِ ، فَحَرِيٌّ بِالعَبْدِ السَّعْيُ وَالـحِرْصُ عَلَى طَلَبِهِ وَتَـحْصِيْلِهِ ، لِيَحْظَى بِـهَذِهِ الـخَيْرِيَّةِ وَلِيَكُوْنَ مِنْ زُمْرَةِ هَؤُلَاءِ الَّذِيْنَ تَسْتَغْفِرُ لَـهُمْ الـمَلَائِكَةُ وَالـحِيْتَانُ فِي البَحْرِ وَحَتَّى النَّمْلَةُ فِي جُحْرِهَا Jika ilmu dan ulama sedemikian utama dan mulia, seharusnya seorang hamba berusaha dan berjuang gigih untuk menimba dan mendapatkannya, supaya dia sanggup meraih kebaikan ini dan termasuk dari golongan yang dimintakan ampunan oleh malaikat, ikan di laut, dan bahkan semut di sarangnya. إِنَّ الإِنْسَانَ خَلَقَهُ اللهُ لِأَمْرٍ عَظِيْمٍ وَغَايَةِ سَامِيَةٍ وَهُوَ تَـحْقِيْقُ العُبُوْدِيَّةِ وَإِفْرَادُ العِبَادَةِ لَهُ . وَهَذَا الـهَدَفُ لَا يُـمْكِنُ أَنْ يَتَحَقَّقَ إِلَّا عَنْ طَرِيْقِ طَلَبِ العِلْمِ الشَّرْعِيُّ . إِذْ أَنَّ العِبَادَةَ أَمْرٌ تَوْقِيْفِيٌّ ، لَا تَأْتِي عَنْ هَوَى وِإِنَّـمَا وَحْيٌ مِنَ اللهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى Sesungguhnya insan Allah ciptakan untuk masalah yang agung dan tujuan yang mulia, yaitu mewujudkan penghambaan dan memurnikan ibadah kepada-Nya. Dan tujuan ini mustahil terwujud kecuali dengan jalan menuntut ilmu syar'i. Karena ibadah yaitu sebuah ketetapan, tidak menurut hawa nafsu, akan tetapi wahyu dari Allah -subhanahu wa ta'ala-. وَلِـهَذَا كَانَ طَلَبُ العِلْمِ الشَّرْعِي أَمْرًا ضَرُوْرِيًّا ، بَلْ كَانَ وَاجِبًا عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ ، لِيُحَقِّقَ الغَايَةَ الَّتِي مِنْ أَجْلِهَا خُلِقَ . قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : «طَلَبُ العِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ» [رَوَاهُ ابْنُ مَاجَة] Oleh alhasil menuntut ilmu sya'ri yaitu sebuah keharusan, bahkan wajib atas seorang muslim, supaya dia bisa mewujudkan tujuan penciptaannya. Rasulullah -shallallahu 'alaihi wa sallam- bersabda: "Menuntut ilmu yaitu wajib atas setiap muslim". [HR. Ibnu Majah] وَمِـمَّا يُشَجِّعُ النَّفْسَ عَلَى طَلَبِ العِلْمِ أَنَّ الفِقْهَ فِي الدِّيْنِ نِعْمَةٌ عَظِيْمَةٌ مِنْ اللهِ وَفَضْلٌ ، وَهُوَ مِنْ عَلَامَةِ إِرَادَةِ اللهِ سُبْحَانَهُ تَعَالَى بِعَبْدِهِ خَيْرًا فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ Di antara hal yang memotivasi jiwa untuk menuntut ilmu yaitu bahwa pemahaman terhadap agama merupakan nikmat yang agung dari Allah dan kemurahan-Nya, dan itu yaitu tanda bahwa Allah menginginkan kebaikan terhadap hamba-Nya di dunia dan akhirat. يَقُوْلُ الـمُصْطَفَى صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : «مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّيْنِ» ]رَوَاهُ البُخَارِي وَمُسْلِمٌ] Utusan terpilih (yaitu Muhammad) -shallallahu 'alaihi wa sallam- bersabda: "Siapa yang Allah kehendaki baginya kebaikan, Dia akan menjadikannya faham terhadap agama." [HR. Bukhari dan Muslim] نَفْهَمُ مِنْهَ أَنَّ اللهَ إِذَا أَرَادَ بِعَبْدِهِ خَيْرًا ، فَإِنَّهُ سَيُوَفِّقُهُ لِلْعِلْمِ وَالفِقْهِ فِي الدِّيْنِ ، وَبِذَلِكَ سَيَنَالُ السَّعَادَةَ وَالفَوْزَ وَالفَلَاحِ Kita memahami bahwa bila Allah mengehendaki kebaikan untuk hamba-Nya, Dia akan memberinya taufiq untuk mempunyai ilmu dan pemahaman terhadap agama, dan dengannya dia akan mendapat kebahagiaan, kemenangan, dan keberuntungan. فَيَنْبَغِي لِلْعَبْدِ السَّعْيُ وَالـجِهَادُ فِي أَنْ يَـجْعَلَ نَفْسَهُ فِي مَسْلَكٍ يَلْتَمِسُ فِيْهَ العِلْمَ الشَّرْعِيَّ وَهُوَ الـهُدَى الَّذِي بُعِثَ بِهِ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ Maka seyogyanya seorang hamba berusaha dan bersunguh-sungguh untuk menempatkan dirinya pada sebuah jalan yang di sana dia mencari ilmu syar'i, yang mana itu yaitu petunjuk yang dibawa oleh Rasulullah -shallallahu 'alaihi wa sallam-. وَمَنْ كَانَ هَذَا سَعْيُهُ فَهُوَ فِي خَيْرٍ عَظِيْمٍ وَلْيَحْمَدِ اللهَ عَلَى ذَلِكَ ، وَهَذَا الطَّرِيْقُ الَّذِي يَسْلُكُهُ فَإِنَّهُ سَيُوْصِلُهُ إِلَى الـمُسْتَقَرِّ الأَبَدِيِّ وَهُوَ الـجَنَّةِ Dan siapa saja yang usahanya menyerupai ini, maka dia berada dalam kebaikan yang agung, dan hendaklah dia mensyukurinya, dan jalan yang dia tempuh inilah yang akan menghantarkannya ke kawasan tinggal abadi, yaitu surga. وَقَدْ ضَمِنَ الرَّسُوْلُ - صَلَوَاتُ اللهِ وَسَلَامُهُ عَلَيْهِ – عَلَى مَنْ يَسْلُكُ مِثْلَ هَذَا الطَّرِيْق أَنَّهُ سَيُيَسَّرُ لَهُ الوُصُوْلُ وَالدُّخُوْلُ فِيْهَا . قَالَ الـمُصْطَفَى صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : «مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ طَرِيْقًا إِلَى الـجَنَّةَ» Dan Rasul -shalaawatullahi wa salaamuhu 'alaihi- telah menjamin siapa saja yang menempuh jalan menyerupai ini, dia akan dimudahkan untuk hingga dan memasukinya. Al-Musthafa -shallallahu 'alaihi wa sallam- bersabda: "Siapa saja yang menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga". ... أَيُّهَا الـحَفْلُ الكَرِيْـمُ Hadirin yang mulia... هَذَا مَا يُـمْكِنُ تَقْدِيْـمُهُ لَكُمْ فِي هَذِهِ العُجَالَةِ ، وَلَكُمْ مِنَّا جَزِيْلُ الشُّكْرِ عَلَى بَالِغِ اهْتِمَامِكُمْ وَحُسْنِ إِصْغَائِكُمْ . وَأُقَدِّمُ لَكُمُ اعْتِذَارِي عَلَى عَدَمَ اسْتِيْفَاءِ الـمَطْلُوْبِ لِأَنِّي صَغِيْرٌ قَلِيْلُ البِضَاعَةِ تُعْرَضُ عَلَيْكُمْ Ini yang bisa disampaikan kepada hadirin pada waktu yang singkat ini, dari kami untuk hadirin terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala perhatiannya. Dan saya meminta maaf atas penyampaian yang tidak sesuai harapan, alasannya saya pemula yang sedikit 'barang dagangan' yang bisa ditawarkan kepada hadirin. فَمَا كَانَ مِنْ صَوَابٍ فَمِنَ اللهِ وَخُذُوْهُ وَاسْتَمْسِكُوْا بِهِ . وَمَا كَانَ مِنْ خَطَأٍ وَمُـخَالَفَةٍ لِلْحَقِّ فَاطْرَحُوْهُ عَرْضَ الـحَائِطِ . هَذَا وَصَلَّى اللهُ عَلَى مُـحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ ، وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الـحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَـمِيْنَ ِApa yang baik datangnya dari Allah, ambillah dan peganglah kuat-kuat. Dan apa yang salah dan menyelisihi kebenaran, buanglah jauh-jauh. Demikian, biar Allah mencurahkan shalawat dan salam kepada Muhammad, keluarga, dan sahabatnya. Dan selesai perkataan kami yaitu alhamdulillahi rabbil'aalamiin. . وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْـمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Wassalamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh. |
---|
Demikian rujukan pidato singkat bahasa Arab (666 kata) wacana menuntut ilmu dalam bahasa Arab dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Insyaallah kedepannya saya akan menyajikan tema yang lainnya.
Baca juga: Syair Bahasa Arab Tentang Ilmu dan Terjemahannya.
Semoga goresan pena ini bermanfaat. Jika ada kesalahan penulisan, mohon saya diingatkan. Sebelumnya saya mohon maaf alasannya tidak bisa menulis aksara latinnya, terima kasih atas kunjungannya, wa jazaakumullahu khairan.
Baca juga: Syair Bahasa Arab Tentang Ilmu dan Terjemahannya.
Semoga goresan pena ini bermanfaat. Jika ada kesalahan penulisan, mohon saya diingatkan. Sebelumnya saya mohon maaf alasannya tidak bisa menulis aksara latinnya, terima kasih atas kunjungannya, wa jazaakumullahu khairan.