Kisah Masyitah Dan Bayinya

Sebagaimana maklum, Firaun dengan segala keangkuhan dan kebongkakannya sudah mengaku dirinya Tuhan dan memaksa semua rakyat jelata menyembah dan memperhambakan diri kepadanya. Barangsiapa yang ingkar akan disiksa dan dibunuh. Begitulah kejamnya Firaun dan kerajaannya. Namun begitu terdapat beberapa orang yang sudah sedar dan beriman terhadap Allah di antaranya Siti Asiah, isteri Firaun dan keluarga Masyitah. Masyitah yaitu pramusaji raja dan lebih terkenal selaku tukang sikat Firaun.

Mereka terpaksa menyembunyikan akidah mereka terhadap Allah, dengan itu mereka tidak akan diganggu.Tetapi pada satu hari, di saat Masyitah sedang menyikat rambut salah seorang ketimbang puteri Firaun, tiba-tiba sikat itu terjatuh dan beliau dengan tidak sengaja melatah dan menyebut "Allah". Puteri tersebut apabila mendengar perkataan "Allah", beliau pun mengajukan pertanyaan terhadap Masyitah siapakah"Allah" itu. Masyitah pada mulanya enggan untuk menjawab pertanyaan itu tetapi setelah didesak berkali-kali, Masyitah menginformasikan bahawa Allah itu yaitu Tuhan yang Esa dan Tuhan sekalian Alam. 

Puteri itu dengan serta-merta mengadu pada Firaun akan hal Masyitah itu. Firaun agak terperanjat bila mendengar Masyitah menyembah Tuhan selain daripadanya. Maka Firaun dengan kekuasaan yang ada padanya sudah mengutus menterinya yang berjulukan Hamman untuk membunuh Masyitah dan kaum keluarganya yang sudah menyembah Allah. Firaun sedikit pun tidak mengenang jasa Masyitah terhadap keluarganya. Selain menjadi tukang sikat, Masyitah juga mengasuh dan menguruskan istana Firaun. Tetapi tanpa seruan periksa dan kejam Firaun menjatuhkan eksekusi terhadap Masyitah. 

Inilah masanya untuk menguji Masyitah, seorang perempuan yang lemah fizikalnya tetapi memiliki kekuatan jiwa yang luar biasa. Beliau dengan nrimo menerima apa sahaja yang akan dijalankan oleh insan yang tidak berhati perut itu. Hamman sudah memaksa pengawal-pengawalnya untuk menawarkan suatu kawah yang besar untuk membuang Masyitah dan keluarganya yang ingkar dengan Firaun seandainya mereka tidak mahu kembali terhadap Firaun. Masyitah bareng dengan suami dan empat orang anaknya tergolong seorang anaknya yang masih bayi dihadapkan ke hadapan Firaun untuk diberi kata dua sama ada hendak menyembah Firaun atau dicampakkan ke dalam kawah yang berisi air panas yang mendidih. Maka dengan tegas Masyitah dan suaminya tetap menjaga keimanan mereka dengan menyampaikan Allah itulah Tuhan yang Esa dan Firaun hanyalah insan biasa.

Dengan keputusan itu, Hamman dengan tiada rasa peri kemanusiaan mencampaksatu persatu keluarga Masyitah ke dalam kawah yang berisi air panas yang mendidih. Sambih ketawa terbahak-bahak dengan nada yang menyindir, Hamman membuang suami Masyitah dulu disertai dengan anak-anaknya yang lain.Masyitah menyaksikan sendiri dengan mata kepalanya bagaimana anak-anaknya terkapai-kapai di dalam air yang panas menggelegak itu. Kini tinggal Masyitah dan bayinya yang akan dicampakkan ke dalam kawah tersebut.Syaitan membisikkan ke indera pendengaran Masyitah rasa was-was dan kasihan menyaksikan anaknya yang masih kecil itu disiksa sedemikian rupa. Masyitah mula bimbang samada hendak menekuni ataupun tidak. Tetapi dengan kekuasaanAllah, tiba-tiba anak yang masih bayi itu berbicara terhadap ibunya,Masyitah : "Wahai ibu, marilah kita menyusul ayah, sebenarnya syurga sedang menunggu kita".Bila menyimak kata-kata yang sungguh ajaib dari anaknya yang masih bayi itu, dengan rasa kehambaan dan cinta terhadap Allah, Masyitah menekuni bareng anaknya ke dalam kawah yang berisi air panas itu dan matilah mereka sekeluarga demi menjaga akidah mereka terhadap Allah.Tetapi Allah tidak membiarkan insan berbuat cecunguk sesuka hati. 

Allah datangkan terhadap Firaun, Hamman dan para pengawalnya yang membunuh Masyitah dengan azab siksa yang sungguh pedih. Allah runtuhkan kerajaan Firaun dan Hamman mati di dalam runtuhan tersebut. Tentera dan para pengawalnya ditenggelamkan di dalam dasar laut. Mereka mati di dalam kondisi kafir. Sebaliknya Masyitah sekeluarga mati di dalam kondisi yang mulia dan senang di dalam syurga. Sewaktu Rasulullah s.a.w Isra' dan Mikraj, baginda sudah lewat suatu makam. Makam itu sungguh wangi dengan bauan kasturi. Lantas Rasulullah s.a.w mengajukan pertanyaan terhadap Jibril yang mengiringinya, maka jawab Jibril a.s : "ItulahMakam Masyitah, salah seorang perempuan penghulu syurga." Begitulah spesialisasi yang Allah berikan terhadap Masyitah. 

Walaupun tubuhnya dan badan keluarganya hancur, tetapi di segi Allah mereka sungguh mulia. Wahai perempuan yang mukmin, bersabarlah menghadapi hidup di dunia ini. Kesusahan dan kekurangan, kata nista insan dan kejian di dalam membangunkan Islam itu hanyalah sementara. Bersabarlah dan tenangkan hati dengan banyak mengadu dan menghendaki keredhaan Allah. Kuatkan akidah dan cantumkan di dalam hati kecintaan terhadap Allah dan Rasul itu melampaui dari segalanya. Patuh dan taat akan perintah suami, didik belum dewasa dengan Islam. Insya Allah kita akan selamat di dunia dan akhirat. Marilah sama-sama mencontohi Masyitah yang sanggup mengorbankan nyawanya dan nyawa keluarganya demi menerima cinta terhadap Allah. Tidakkah kita ingin mengikut jejaknya ?



Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel