Benarkah Kaum Gay Yaitu Kaum Pilihan?
Friday, May 18, 2012
Edit
Tema "Islam dan Biseksualitas" ialah sebuah tema yang cukup panas diperbincangkan sepuluh tahun terakhir ini. Beragam opini pun muncul di kalangan pemikir. Ada yang memang bersikap keras (sering dikatakan fundamental), ada yang moderat bahkan ada yang liberal. Karena memang sejauh ini, dalam pedoman Islam selalu terbagi dalam tiga kelompok tersebut. Namun hal yang perlu menjadi perhatian kita ialah sikap kita terhadap kaum Gay, kita tetap harus berlaku Adil, yang seharusnya kita benci ialah perbuatan kejinya, bukan orangnya. Orangnya sendiri sangat perlu untuk menerima pendampingan.
Bagaimana sikap kita terhadap Orang dengan keadaan biseksual? Satu tahun yang kemudian blog ini telah memposting wacana kisah luth, dari beberapa pembaca ada satu yang memberikan komentar yang sangat anti-mainstream mengenai kaum gay, dan kami merasa perlu untuk menuliskan kembali komentar tersebut dalam posting kali ini, sehingga sanggup dijadikan bahan pedoman dan materi diskusi.
!!!! .. Meski nampaknya kalau dilihat dari nama komentarnya (Augustus), merupakan orang non-muslim. Terlihat juga dari penulisan kata Allah yang tidak ditambah SWT. Dapat dilihat juga dari gaya berpikirnya yang lebih menerapkan akalnya. Wallahu A'lam.
Semoga cara pandangnya ini sanggup mengakibatkan materi diskusi untuk menemukan solusi terbarik yang sesuai syariat Islam.
!!!! .. Meski nampaknya kalau dilihat dari nama komentarnya (Augustus), merupakan orang non-muslim. Terlihat juga dari penulisan kata Allah yang tidak ditambah SWT. Dapat dilihat juga dari gaya berpikirnya yang lebih menerapkan akalnya. Wallahu A'lam.
Semoga cara pandangnya ini sanggup mengakibatkan materi diskusi untuk menemukan solusi terbarik yang sesuai syariat Islam.
Yang diucapkan Luth AS ialah hal yang benar yang harus dilakukannya sebagai seorang nabi. Luth sangat memahami kaumnya lantaran bertahun-tahun ia hidup bersama mereka. Apa yang diucapkannya dengan memperlihatkan anak perempuannya, bukan lantaran ignorance atau mengorbankan anaknya, tetapi ia menjalankan kiprahnya sebagai pembawa peringatan akan kebenaran, bahwa perbuatan zina sesama jenis ialah bathil. Di sisi lain, Luth yakin sekali bahwa proposal ini takkan digubris lantaran Luth paham mereka tidak menyukai perempuan. Sebuah proposal yang tak perlu tanggapan sebenarnya. Kesimpulan : Luth mengucapkan ini dalam upaya memberikan peringatan : Hubungan sex sesama jenis itu dosa, relasi sex yang halal ialah antara laki-laki dan perempuan (dalam ikatan perkawinan).
Kemudian, Apakah Alquran melaknat kaum Gay? Tidak ada ayat Alquran melaknat kaum gay. Derajat insan di mata Tuhan ialah sama, yang membedakan ialah takwanya. Menjadi gay bukan laknat Allah, perbuatan zinanya lah yang dilaknat. Jadi, Allah melaknat kaum Luth lantaran berbuat kerusakan teramat sangat dengan perbuatan zinanya, bahkan secara terbuka, tidak punya malu. Mungkin saja gay sex menjadi praktek umum dikala itu. Menjadi gay ialah takdir Allah. Gay justru umat pilihan bila mereka memahami apa tujuan hidup insan sesungguhnya, yaitu beribadah kepada Allah semata. Mengapa kaum pilihan? Karena cobaan semenjak lahir sampai ajal itu sungguh cobaan yang besar bagi yang mau menghindari perbuatan zina sesama jenis. Seandainya, kita yang straight/normal, tidak boleh Allah melaksanakan perbuatan seks dgn wanita? Tidakkah sangat berat menahan nafsu : sepanjang hayat??
Itulah mengapa saya sebut Gay ialah kaum pilihan, Tuhan mempersiapkan rencana yang sangat mulia bila gay bisa menghindari perbuatan fasik tersebut. A Gay is born to be a devotee to GOD! Itu yang mendekati kebenaran. Apakah bisa? Tentu Bisa! lantaran Allah menjanjikan tidak akan memberikan cobaan yang tidak bisa dijalani manusia. Dan sesungguhnya kehidupan dunia ini hanya sehari atau setengah hari saja. Akhirat lah yang kekal. Janganlah memperturutkan hawa nafsu dunia, insya Allah nirwana tingkat tinggi telah dipersiapkan bagi kaum Gay yang bertakwa. Menahan nafsu seks sejatinya sama saja dengan menahan amarah. Hak insan melaksanakan relasi seks untuk kaum gay, tidak ubahnya insan yang punya hak melihat tapi buta, insan yang punya hak mendengar tapi dihapus pendengarannya lantaran tuli?
Kemudian, bagaimana seharusnya sikap kita terhadap kaum gay?
“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kau jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) lantaran Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum (*), mendorong kau untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, lantaran adil itu lebih akrab kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kau kerjakan” [QS Al-Maidah : 8]
Perhatikan : Tuhan tahu kebencian terhadap insan atas kaum insan lainnya itu akan selalu terjadi, misal terhadap kaum negro (apartheid), terhadap gay dalam bahasan ini. Kaprikornus insan harus bersikap adil! Menghina kaum gay sama saja dengan menghina Allah yang menghendakinya demikian.
Kaum gay, bersabarlah. Hidup di dunia hanya sementara. Ingatlah bahwa kalian tak ubahnya insan dengan sebuah kekurangan sebagaimana tunanetra, tunarungu sebagai kehendak dan cobannyaNya. Allah menyiapkan rencana yang sangat baik bagi kalian. Semoga bermanfaat. (Augustus)
Jangan Lupa Juga Baca Diskusi wacana Masalah Gay ini di Forum My Quran di thread ini:
Gay Takdir atau Pilihan?
Dan juga dalam Thread Kaskus (yang mendiskusikan posting ini) di :
Kaum Gay ialah kaum pilihan ?
Insya Allah Akan lebih menambah wawasan dan ilmu wacana duduk perkara ini.
Selain itu kita perlu juga memahami biseksualitas dari sisi medis. Dikutip dari Pemikiranislam.wordpress.com, bahwa penyebab biseksual itu ada 3 macam.:
- Yang pertama, biogenik yaitu homoseksual yang disebabkan oleh kelainan di otak atau kelainan genetik. Jenis ini yang paling sulit untuk disembuhkan lantaran sudah menempel dengan eksistensi hidupnya. Mereka semenjak lahir sudah membawa kecenderungan untuk menyukai orang lain yang sejenis, sehingga benar-benar ini di luar kontrol dan impian sadar mereka.
- Kedua, psikogenetik yaitu homoseksual/lesbian yang disebabkan oleh kesalahan dalam pola latih atau mereka mengalami pengalaman dalam hidupnya yang mempengaruhi orientasi seksualnya di kemudian hari. Kesalahan pola latih yang dimaksud ialah ketidak tegasan dalam mengorientasikan semenjak dini kecenderungan sikap menurut jenis kelamin. Dalam hal ini contohnya anak laki-laki tetapi diberlakukan menyerupai anak perempuan dan begitu pula sebaliknya. Pengalaman yang sanggup membentuk sikap homo/lesbi diantaranya ialah pengalaman pernah disodomi atau waktu kecil orang itu melaksanakan coba-coba melaksanakan relasi seks dengan temannya yang sejenis. Pengalaman-pengalaman menyerupai ini besar lengan berkuasa cukup besar terhadap orientasi seksual orang itu di kemudian hari.
- Ketiga, sosiogenetik yaitu orientasi seksual yang dipengaruhi oleh faktor sosial-budaya. Kaum Nabi Luth yang homo ialah pola dalam sejarah umat insan bagaimana faktor sosial-budaya homosexual oriented mempengaruhi orang yang ada dalam lingkungan tersebut untuk berperilaku yang sama. Baca selengkapnya di Pemikiranislam.wordpress.com