Gejala Kanker Serviks, Penyebab Dan Faktor Risiko
Wednesday, May 16, 2012
Edit
Kanker Serviks penyebab dan faktor balasannya telah sanggup diidentifikasi dan termasuk bisul human papillomavirus (HPV) , mempunyai banyak pasangan seksual, merokok, mengkonsumsi pil KB, dan terlibat dalam kontak seksual dini.
Infeksi HPV sanggup mengakibatkan displasia serviks, atau pertumbuhan aneh sel-sel serviks. Pemeriksaan rutin panggul dan tes Pap sanggup mendeteksi perubahan prekanker pada serviks. Perubahan prekanker pada serviks sanggup diobati dengan cryosurgery, kauterisasi, atau operasi laser.
Gejala kanker serviks yang paling umum dan tanda-tandanya adalah perdarahan aneh dan nyeri panggul. Kanker serviks sanggup didiagnosis dengan memakai Pap smear atau mekanisme lain dengan sampel jaringan leher rahim.
Rontgen dada, CT scan, MRI, dan PET scan sanggup dipakai untuk memilih stadium kanker serviks. Kanker serviks memerlukan pengobatan berbeda dari kanker yang dimulai di serpihan lain dari rahim. Pilihan pengobatan untuk kanker serviks termasuk terapi radiasi, operasi, dan kemoterapi. Dua vaksin, Gardasil dan Cervarix, yang tersedia untuk mencegah bisul HPV. Prognosis kanker serviks tergantung pada stadium dan jenis kanker leher rahim dan ukuran tumor.
Penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sanggup meningkatkan risiko kanker serviks. Sebagai contoh, bisul HPV (human papillomavirus) yakni penyebab utama kanker serviks. Infeksi HPV dan faktor risiko lainnya sanggup bertindak bersama untuk meningkatkan risiko bahkan lebih:
- Infeksi HPV: HPV yakni sekelompok virus yang sanggup menginfeksi leher rahim. Infeksi HPV yang tidak hilang sanggup mengakibatkan kanker serviks pada beberapa perempuan. HPV yakni penyebab hampir semua kanker serviks. Infeksi HPV sangat umum. Virus ini ditularkan dari orang ke orang melalui kontak seksual. Kebanyakan orang cukup umur telah terinfeksi HPV pada suatu ketika dalam kehidupan mereka, tetapi sebagian besar bisul akan sembuh dengan sendiri. Beberapa jenis HPV sanggup mengakibatkan perubahan sel di leher rahim. Jika perubahan ini ditemukan dini, kanker serviks sanggup dicegah dengan menghapus atau membunuh sel-sel berubah sebelum mereka sanggup menjadi sel kanker.
- Kurangnya Pap Smear secara teratur: Kanker leher rahim lebih sering terjadi pada perempuan yang tidak mempunyai Pap Smear secara teratur. Tes Pap membantu dokter menemukan sel abnormal. Menghapus atau membunuh sel-sel aneh biasanya mencegah kanker serviks.
- Merokok: Di antara perempuan yang terinfeksi HPV, merokok sedikit meningkatkan risiko kanker serviks.
- Melemahnya sistem kekebalan (sistem pertahanan alami tubuh): Infeksi HIV (virus penyebab AIDS) atau mengambil obat yang menekan sistem kekebalan badan meningkatkan risiko kanker serviks.
- Sejarah seksual: Wanita yang mempunyai banyak pasangan seksual mempunyai risiko lebih tinggi terkena kanker serviks. Juga, seorang perempuan yang telah berafiliasi seks dengan seorang laki-laki yang telah mempunyai banyak pasangan seksual mungkin berisiko lebih tinggi terkena kanker serviks. Dalam kedua kasus, risiko berbagi kanker leher rahim lebih tinggi alasannya yakni perempuan mempunyai risiko lebih tinggi bisul HPV.
- Menggunakan pil KB untuk waktu yang lama: Menggunakan pil KB untuk waktu yang usang (5 tahun atau lebih) sedikit sanggup meningkatkan risiko kanker serviks pada perempuan dengan bisul HPV. Namun, risiko menurun dengan cepat ketika perempuan berhenti memakai pil KB.
- Memiliki banyak anak-anak: Penelitian menawarkan bahwa melahirkan banyak anak (5 atau lebih) sedikit sanggup meningkatkan risiko kanker serviks pada perempuan dengan bisul HPV.
- DES (dietilstilbestrol): DES sanggup meningkatkan risiko suatu bentuk yang jarang dari kanker serviks pada perempuan terkena obat ini sebelum kelahiran. DES diberikan kepada beberapa perempuan hamil di Amerika Serikat antara sekitar 1940 dan 1971. (Hal ini tidak lagi diberikan kepada perempuan hamil.)
(medicinenet.com)