Niat Shalat Gerhana Bulan Dan Matahari Lengkap Dengan Tata Caranya
Sunday, February 28, 2016
Edit
Niat Shalat Gerhana Bulan dan Matahari- Pada ketika terjadi fenomena alam gerhana bulan maupun gerhana matahari kita dianjurkan untuk melakukan shalat sunah, ke dua shalat sunah itu dalam islam biasa disebut dengan shalat Kusufain. Shalat yang dilaksanakan pada ketika terjadi gerhana bulan dalam islam disebut dengan shalat Khusuf dan shalat yang dilaksanakan pada ketika terjadi gerhana matahari dalam islam disebut dengan shalat kusuf. aturan mengerjakan kedua shalat tersebut ialah sunah muakkad.
Yang dimaksud dengan Kusuf (gerhana matahari) ialah merupakan bencana ketika sinar matahari menghilang baik sebagian atau total pada siang hari lantaran terhalang oleh bulan yang melintas antara bumi dan matahari. Dan yang dimaksud dengan Khusuf (gerhana bulan) ialah meurpakan bencana ketika cahaya bulan menghilang baik sebagian atau total pada malam hari lantaran terhalang oleh bayangan bumi lantaran posisi bulan yang berada di balik bumi dan matahari.
Baca juga: Niat Shalat Rawatib Qabliyah dan Ba'diyah
Mengenai proposal untuk mengerjakan shalat gerhana bulan dan gerhana matahari, Rasulullah Saw bersabda dalam sebuah hadist:
Artinya:" dari Al-Mughiroh bin Syubah ra. ia berkata: Telah terjadi gerhana matahari pada meninggalnya Ibrahim putra Rasulullah Saw, maka berkata para manusia: Telah terjadi gerhana matahari lantaran ajal Ibrahim. Karena itu Rasulullah Saw Bersabda: Bahwasanya matahari dan bulan ialah dua tanda dari gejala kebesaran Allah. Allah mempertakutkan hamba-hamba-NYA dengan keudannya. Gerhana matahari bukan lantaran mati seseorang atau kelahirannya. Karena itu apabila kau melihat sesuatu yang dari demikian hendaklah kau mengerjakan shalat dan berdoa hingga habis gerhana itu." (HR Bukhari dan Muslim)
Dalam riwayat lain Aisyah ra mengisahkan sebagai berikut:
"Dari Aisyah ra, ia berkata: Matahari telah gerhana pada masa Rasulullah, ia segera keluar menuju masjid, bangun dan bertakbir dan berbarislah insan di belakangnya. Rasulullah membaca bacaan yang panjang, setelah itu bertakbir kemudian rukuk dengan rukuk yang panjang. Kemudian ia mengangkat kepalanya dan membaca Sami Allahu liman hamidah, Rabbana walakalhamdu. setelah itu ia membaca pula bacaan yang panjang lebih pendek dari bacaan pertama. Kemudian ia bertakbir kemudian rukuk yang panjang tetapi kurang dari rukuk yang pertama. Beliau kemudian membaca Sami Allahu liman hamidah, Rabbana walakalhamdu. Sesudah itu ia sujud dan memanjangkan sujudnya. Kemudian melakukan rakaat yang kedua menyerupai itu juga sehingga cukup empat kali rukuk dan empat kali sujud dan habislah gerhana sebelum ia mengucapkan salam. Setelah itu Rasulullah Saw berkhutbah, memuji Allah Swt kemudian ia bersabda: Sesungguhnya matahari dan bulan ialah tanda dari gejala kebesaran Allah. Tiada Allah menggerhanakannya lantaran mati seseorang atau kelahirannya. Oleh lantaran itu apabila kau melihat yang demikian, mohonlah doa kepada Allah dan bertakbirlah dan shalatlah serta bersedekahlah. Demi Allah sekiranya kami mengetahui apa yang kau ketahui, tentulah kau akan sedikit tertawa dan banyak menangis." (HR Bukhari dan Muslim)
Baca juga: Niat shalat Tahajud lengkap dengan latin dan artinya
Dari hadist yang telah disebutkan diatas menandakan kepada kita bahwa apabila terjadi gerhana, baik itu gerhana bulan maupun gerhana matahari maka kita diperintahkan untuk segera ke masjid dan mengerjakan shalat khusuf (gerhana bulan) dan shalat kusuf (gerhana matahari) diiringi dengan berdzikir dan berdoa.
Niat Shalat Gerhana Bulan (Khusuf)
Usholli sunnatan likhusuufil qomari rok 'taini lillahi taa'ala
Artinya : "Aku niat shalat sunnah gerhana bulan dua rakaat lantaran Allah ta'ala"
Niat Shalat Gerhana Matahari (Kusuf)
Usholli sunnatan likusuufis syamsi rok'taini lillahi taa'ala
Artinya : "Aku niat shalat sunnah gerhana matahari dua rakaat lantaran Allah ta'ala "
1. Shalat gerhana dilaksanakan dua rakaat dengan dua rukuk dan empat sujud menyerupai shalat sunah lainnya dan boleh dilakukan sendiri-sendiri tetapi lebih utama jikalau dilakukan secara berjamaah. hal ini dikatakan oleh An-Nawawi bahwa ulama kufah Abu Hanifah dan kawan-kawan tetapkan shalat gerhana sama menyerupai shalat sunah lainnya.
2. Shalat gerhana dilaksanakan dua rakaat dengan 4 ruku dan 4 sujud, tiap-tiap rakaat dua ruku dan dua sujud. cara ini telah dipilih oleh Imam Syafi'i, Imam Malik, Al-Laits, Ahmad, Abu Tsur dan jumhur ulama. mereka berdasar pada hadist-hadist yang telah disebutkan sebelumnya.
- Shalat dua rakaat dengan 4 kali ruku dan 4 kali sujud yaitu pada rakaat yang pertama setelah ruku dan i'tidal membaca Al-Fatihah lagi, kemudian rukuk sekali lagi dan i'tidal lagi. kemudian sujud menyerupai biasa.
- Pada rakaat yang kedua sama menyerupai rakaat yang pertama. dengan demikian sahalat gerhana itu semuanya ada 4 ruku, 4 Al-Fatihah dan 4 sujud.
- Bacaan Al-Fatihah dan surah lainnya dalam shalat gerhana bulan di nyaringkan. sedangkan dalam shalat gerhana matahari tidak dinyaringkan. ketika membaca surah pada tiap-tiap rakaatnya disunahkan membaca suratan yang panjang.
- Jika shalat gerhana itu dilakukan menyerupai shalat biasa dengan dua rakaat dan dua ruku, maka tidak ada halangan, yakni cukup sah pula shalatnnya.
Dari kedua tata cara pelaksanaan shalat gerhana kita boleh menentukan salah satu dari keduannya. masing-masing tata cara tersebut diamalkan oleh sebagian sobat dan golongan fuqaha dan lain-lain. hanya saja mennurut penelitian yan lebih seksama ialah cara yang kedua dengan dua rakaat dan empat ruku dan empat sujud lantaran dipandang sebagai pendapat yang paling kuat. Demikianlah mengenai Niat Shalat Gerhana Bulan dan Matahari Lengkap Dengan Tata Caranya agar sanggup bermanfaat.
Yang dimaksud dengan Kusuf (gerhana matahari) ialah merupakan bencana ketika sinar matahari menghilang baik sebagian atau total pada siang hari lantaran terhalang oleh bulan yang melintas antara bumi dan matahari. Dan yang dimaksud dengan Khusuf (gerhana bulan) ialah meurpakan bencana ketika cahaya bulan menghilang baik sebagian atau total pada malam hari lantaran terhalang oleh bayangan bumi lantaran posisi bulan yang berada di balik bumi dan matahari.
Baca juga: Niat Shalat Rawatib Qabliyah dan Ba'diyah
Mengenai proposal untuk mengerjakan shalat gerhana bulan dan gerhana matahari, Rasulullah Saw bersabda dalam sebuah hadist:
عَنِ الْمُغِيْرَةِ بْنِ شُعْبَةَ قَالَ: اِنْكَسَفَتِ الشَّمْسُ يَوْمَ مَاتَ إِبْرَهِيْمُ بْنُ النَّبِىِّ ص م فَقَالَ النَّاسُ: اِنْكَسَفَتِ الشَّمْسُ لِمَوْتِ إِبْرَهِيْمَ. فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ الشَّمْسُ وَالْقَمَرَ اٰيَتٰانِ مِنْ اٰيَاتِ اللهِ يُخَوِّفُ اللهُ بِهِمَا عِبَادَةُ لَايَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ اَحَدٍ اَوْلِحَيَاتِهِ. فَاِذَا رَأَيْتُمْ شَيْىًٔا فَصَلُّوْا وَادْعُوْاحَتَّى يَنْكَسِفَ مَابِكُمْ
Dalam riwayat lain Aisyah ra mengisahkan sebagai berikut:
"Dari Aisyah ra, ia berkata: Matahari telah gerhana pada masa Rasulullah, ia segera keluar menuju masjid, bangun dan bertakbir dan berbarislah insan di belakangnya. Rasulullah membaca bacaan yang panjang, setelah itu bertakbir kemudian rukuk dengan rukuk yang panjang. Kemudian ia mengangkat kepalanya dan membaca Sami Allahu liman hamidah, Rabbana walakalhamdu. setelah itu ia membaca pula bacaan yang panjang lebih pendek dari bacaan pertama. Kemudian ia bertakbir kemudian rukuk yang panjang tetapi kurang dari rukuk yang pertama. Beliau kemudian membaca Sami Allahu liman hamidah, Rabbana walakalhamdu. Sesudah itu ia sujud dan memanjangkan sujudnya. Kemudian melakukan rakaat yang kedua menyerupai itu juga sehingga cukup empat kali rukuk dan empat kali sujud dan habislah gerhana sebelum ia mengucapkan salam. Setelah itu Rasulullah Saw berkhutbah, memuji Allah Swt kemudian ia bersabda: Sesungguhnya matahari dan bulan ialah tanda dari gejala kebesaran Allah. Tiada Allah menggerhanakannya lantaran mati seseorang atau kelahirannya. Oleh lantaran itu apabila kau melihat yang demikian, mohonlah doa kepada Allah dan bertakbirlah dan shalatlah serta bersedekahlah. Demi Allah sekiranya kami mengetahui apa yang kau ketahui, tentulah kau akan sedikit tertawa dan banyak menangis." (HR Bukhari dan Muslim)
Baca juga: Niat shalat Tahajud lengkap dengan latin dan artinya
Dari hadist yang telah disebutkan diatas menandakan kepada kita bahwa apabila terjadi gerhana, baik itu gerhana bulan maupun gerhana matahari maka kita diperintahkan untuk segera ke masjid dan mengerjakan shalat khusuf (gerhana bulan) dan shalat kusuf (gerhana matahari) diiringi dengan berdzikir dan berdoa.
Niat Shalat Gerhana Bulan dan Matahari
Untuk lafadz niat shalat gerhana Bulan dan Matahari beserta latin dan artinya ialah sebagai berikut:Niat Shalat Gerhana Bulan (Khusuf)
أُصَلِّيْ سُنَّةَ لِخُسُوْفِ الْقَمَرِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى
Usholli sunnatan likhusuufil qomari rok 'taini lillahi taa'ala
Artinya : "Aku niat shalat sunnah gerhana bulan dua rakaat lantaran Allah ta'ala"
أُصَلِّيْ سُنَّةَ لِكُسُوْفِ الشَّمسِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى
Usholli sunnatan likusuufis syamsi rok'taini lillahi taa'ala
Artinya : "Aku niat shalat sunnah gerhana matahari dua rakaat lantaran Allah ta'ala "
Tata Cara Melaksanakan Shalat Gerhana Bulan dan Matahari
Kemudian untuk tata cara melakukan shalat gerhana bulan maupun gerhana matahari ada dua pendapat:1. Shalat gerhana dilaksanakan dua rakaat dengan dua rukuk dan empat sujud menyerupai shalat sunah lainnya dan boleh dilakukan sendiri-sendiri tetapi lebih utama jikalau dilakukan secara berjamaah. hal ini dikatakan oleh An-Nawawi bahwa ulama kufah Abu Hanifah dan kawan-kawan tetapkan shalat gerhana sama menyerupai shalat sunah lainnya.
2. Shalat gerhana dilaksanakan dua rakaat dengan 4 ruku dan 4 sujud, tiap-tiap rakaat dua ruku dan dua sujud. cara ini telah dipilih oleh Imam Syafi'i, Imam Malik, Al-Laits, Ahmad, Abu Tsur dan jumhur ulama. mereka berdasar pada hadist-hadist yang telah disebutkan sebelumnya.
- Shalat dua rakaat dengan 4 kali ruku dan 4 kali sujud yaitu pada rakaat yang pertama setelah ruku dan i'tidal membaca Al-Fatihah lagi, kemudian rukuk sekali lagi dan i'tidal lagi. kemudian sujud menyerupai biasa.
- Pada rakaat yang kedua sama menyerupai rakaat yang pertama. dengan demikian sahalat gerhana itu semuanya ada 4 ruku, 4 Al-Fatihah dan 4 sujud.
- Bacaan Al-Fatihah dan surah lainnya dalam shalat gerhana bulan di nyaringkan. sedangkan dalam shalat gerhana matahari tidak dinyaringkan. ketika membaca surah pada tiap-tiap rakaatnya disunahkan membaca suratan yang panjang.
- Jika shalat gerhana itu dilakukan menyerupai shalat biasa dengan dua rakaat dan dua ruku, maka tidak ada halangan, yakni cukup sah pula shalatnnya.
Dari kedua tata cara pelaksanaan shalat gerhana kita boleh menentukan salah satu dari keduannya. masing-masing tata cara tersebut diamalkan oleh sebagian sobat dan golongan fuqaha dan lain-lain. hanya saja mennurut penelitian yan lebih seksama ialah cara yang kedua dengan dua rakaat dan empat ruku dan empat sujud lantaran dipandang sebagai pendapat yang paling kuat. Demikianlah mengenai Niat Shalat Gerhana Bulan dan Matahari Lengkap Dengan Tata Caranya agar sanggup bermanfaat.