Pengertian Israf, Ancaman Sikap Israf, Referensi Sikap Israf Dan Cara Menghindari Sikap Israf

A. Pengertian Israf
Kata israf berasal dari bahasa Arab asrofa-yusrifu-isroofan berarti bersuka ria hingga melewati batas. Israf ialah suatu sikap jiwa yang memperturutkan impian yang melebihi semestinya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, melampaui batas (berlebihan) diartikan melaksanakan tindakan di luar wewenang yang telah ditentukan berdasarkan aturan (nilai) tertentu yang berlaku. Secara istilah, melampaui batas (berlebihan) sanggup dimaknai sebagai tindakan yang dilakukan seseorang di luar kewajaran ataupun kepatutan lantaran kebiasaan yang dilakukan untuk memuaskan kesenangan diri secara berlebihan.

Beberapa pendapat ihwal pengertian israf ialah sebagai berikut;

a. Membelanjakan/memberikan sesuatu untuk hal yang tidak selayaknya sebagai komplemen atas apa yang selayaknya.

b. Membelanjakan harta yang banyak untuk tujuan yang sangat sedikit.

c. Melebihi batasan dalam pembelanjaan harta.

d. Seseorang memakan harta yang tidak halal baginya atau memakan yang halal baginya memlebihi batas dan melebihi kadar kebutuhan.

e. Sebagian pendapat menyatakan, artinya melebihi kuantitas yang normal, lantaran tidak memahami batasan kuantitas yang menjadi haknya

Dengan demikian pengertian Israaf ialah tindakan seseorang yang melampauhi batas yang telah ditentukan oleh syariat. Orang yang membasuh wajah dikala berwudlu melebihi tiga basuhan berarti termasuk isrof/ berlebihan, lantaran ketentuan yang disunatkan hanya tiga basuhan yang merata.

Namun pengertian isrof biasanya sering dipakai dalam hal membelanjakan harta, bukan pada problem ibadah. Misalkan membelanjakan harta untuk makan, minum, pakaian dan berkendara yang berlebihan melebihi batas kewajaran dan kepatutan. Pada kehidupan modern, sifat melampaui batas (berlebihan) itu mengancam masa depan umat manusia, terutama kalangan generasi mudanya.

Nabi Muhammad Saw, bersabda yang artinya Binasalah orang-orang yang melampaui batas (berlebihan) (HR.Muslim)

Sikap ini biasanya terjadi pada orang-orang yang rakus dan tidak puas atas nikmat yang telah di beri oleh Allah Swt. Israf ialah perbuatan yang tidak di senangi oleh Allah Swt lantaran perbuatan ini merupakan potongan dari bentuk tidak mensyukuri nikmat yang telah di berikan oleh Allah Swt.

يَٰبَنِىٓ ءَادَمَ خُذُوا۟ زِينَتَكُمْ عِندَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا۟ وَٱشْرَبُوا۟ وَلَا تُسْرِفُوٓا۟ ۚ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ ٱلْمُسْرِفِينَ

yaa banii aadama khudzuu ziinatakum 'inda kulli masjidin wakuluu wasyrabuu walaa tusrifuu innahu laa yuhibbu lmusrifiin

“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap (memasuki) mesjid, Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (QS. Al A’raf : 31)

B. Bahaya Perilaku Israf
Perbuatan israf sanggup terjadi berkaitan dengan penggunaan harta dan berkaitan dengan ibadah. Perbuatan melampaui batas atau berlebihan dalam ibadah menimbulkan amal ibadah seseorang terhenti, lantaran insan mempunyai sifat budpekerti cepat bosan dan terbatas. Dengan sendirinya sikap sabar akan bisa melawan perbuatan berlebih-lebihan atau melampaui batas ini. Imam Asy Syatibi beropini bahwa ancaman sikap melampaui batas bekasnya sanggup menghilangkan keteguhan dan keseimbangan yang dituntut agama dalam melaksanakan banyak sekali tanggung jawab hukum.

Beliau menyampaikan bahwa kesempitan tidak dihilangkan dari seorang mukallaf lantaran dua segi,
Pertama, khawatir terputus amalnya di tengah jalan, membenci ibadah, dan tidak suka melaksanakan beban agama.

Kedua, khawatir menimbulkan pengurangan amal dengan bermalas-malasan. Kadang-kadang menekuni sebagian amal sanggup melalaikan dan menghentikan amal lainnya. Kadang-kadang ia bermaksud menjalankan keduanya dengan susah payah, tetapi kesannya ia terhenti ataupun bahkan meninggalkan amal kebaikan keduanya.

C. Bentuk Perilaku Israf
Diantara teladan sikap israf ialah dalam bentuk pamer kekayaan dan berjiwa sombong, hal yang demikian ini akan menimbulkan kehancuran pada diri sendiri lantaran tidak mempunyai kontrol langsung dan sosial. Apabila tidak terdapat kontrol tersebut, maka akan berakibat sikap melampaui.batas. Sikap orang yang mendambakan kemewahan dunia semata-mata, merupakan sikap yang tidak disukai Allah Swt dan tidak memperoleh manfaat apapun baik di dunia dan di akhirat.

Perbuatan berlebihan atau melampaui batas ini ialah sebagai wujud pengingkaran terhadap nikmat yang telah diberikan Allah Swt. Setiap muslim harus menyadari bahwa segala sesuatu yang dimilikinya ialah milik Allah Swt, Allah Swt akan melapangkan rezeki dan menyempitkannya, sesuai dengan kehendak dan rida-Nya dan sesuai dengan kecerdikan dan ketetapan yang telah digariskan-Nya. Hendaknya pada diri setiap muslim harus tertanam sikap rida terhadap apa yang diberikan Allah Swt dan sadar semua nikmat yang diperolehnya itu hanya berasal dari Allah Swt serta pengingkaran terhadap nikmat Allah Swt dan Rasul-Nya tidak akan memperoleh laba sedikit pun.

Perbuatan melampaui batas atau berlebihan ini tidak hanya terhadap nikmat- nikmat Allah Swt semata, dalam hal beribadah pun Allah Swt sangat membencinya. Perbuatan melampaui batas (berlebihan) dalam agama akan terputus. Maksudnya melarang seseorang melampaui batas dalam ibadah sunah sehingga menimbulkan kebosanan yang berakibat meninggalkan ibadah yang yang lebih utama atau meninggalkan ibadah yang disyariatkan, bukan berarti melarang seseorang mencari kesempumaan dalam beribadah lantaran termasuk hal hal yang terpuji. Seperti, orang yang mengerjakan shalat tahajjud semalam suntuk sehingga di tamat malam ia mengantuk dan tertidur hingga meninggalkan shalat subuh.

Diantara bentuk perbuatan israf adalah

a. Menambah-nambah di atas kadar kemampuan, dan berlebihan dalam hal makan, lantaran makan yang terlalu kenyang sanggup menimbulkan hal yang negatif pada struktur tubuk manusia.

b. Bermewah-mewah dalam makan, minum dan lain-lain artinya dalam memakan atau meminum sesuatu tidak boleh memperturutkan hawa nafsu, sehingga semua yang di inginkan tersedia.

c. Menumpuk-numpuk harta atau sesuatu hal yang tidak telalu diperlukan oleh kita maupun oleh masyarakat.

d. Melakukan segala sesuatu yang berlebihan, misalnya terlalu banyak tidur bisa menimbulkan banyak sekali penyakit terutama malas, dari penyakit malas inilah timbul banyak sekali pengaruh yang tidak baik menyerupai tidak mau bekerja, kalaupun bekerja hasilnya pun tidak akan optimal

e. Melakukan pekerjaan yang sia-sia, terkadang kita sebagai insan suka dengan halhal yang bersifat hura-hura

f. Memperturutkan hawa nafsunya, insan dalam menghadapi hidup biasanya dihadapakan pada dua permasalahan yaitu antara keperluan dan kebutuhan dengan keinginan.

D. Cara Menghindari Perilaku Israf
Rasulullah Saw. melarang umatnya berpuasa terus-menerus, melarang shalat di seluruh malam untuk memberi hak anggota badan istirahat, melarang membujang bagi yang bisa menikah, atau melarang meninggalkan makan daging.

Adapun amal yang paling disukai Allah Swt ialah amal yang dikerjakan terus-menerus (istiqamah) menurut syarak meskipun sedikit. Islam mengajarkan kebersahajaan. Setiap muslim dihentikan mengikuti nafsu syahwat. Sederhanakanlah dan ditundukkan nafsu dengan nalar sehat. Sebagian besar keburukan itu disebabkan seseorang tidak sanggup mengendalikan nafsunya. Janganlah mendekati hal-hal yang sanggup mendorong diri untuk berbuat yang tidak baik ataupun melampaui batas. Orang yang mempunyai kesederhanaan tidak suka melaksanakan sesuatu yang melebihi kewajaran, lantaran akan merendahkan diri sendiri di hadapan makhluk atau pencipta-Nya.

Diantara pengaruh yang ditimbulakan jawaban dari perbuatan israf, yaitu :
a. Dibenci oleh Allah Swt
b. Menjadi sobat setan
c. Menjadi orang yang akan tercela dan menyesal
d. Menjadi orang yang tersesat

Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan ihwal pengertian israf, ancaman sikap israf, teladan sikap israf dan cara menghindari sikap israf. Sumber buku Siswa Akidah Akhlak Kelas XI MA Kementerian Agama Republik Indonesia, 2015. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel