6 Pola Mukadimah Pidato Bahasa Arab [+ Cara Baca & Artinya]

Sahabat yang biar selalu dalam lindungan Allah -ta'ala-. Sudah semenjak usang saya berkeinginan menulis materi yang berkaitan perihal khutbah atau khotbah (versi baku KBBI).

Mengapa demikian?

Pertama: Karena khutbah/pidato/orasi merupakan salah satu cabang ilmu sastra Arab. Kaprikornus kalau Anda berbicara bahasa Arab, mau tidak mau materi tersebut harus dimasukkan.

Kedua: Karena saya sangat menyukainya, dan saya banyak mencar ilmu bahasa Arab dari mendengar pidato-pidato berbahasa Arab. Bahkan saya pernah menulis ulang puluhan mukadimah khutbah dan doa penutupnya salah satu khatib Masjid Nabawi, Syaikh Abdulbari Ats-Tsubaiti ( عَبْدُ البَارِي الثُّبَيْتِي ) -hafizhahullahu ta'ala-.
 yang biar selalu dalam lindungan Allah  6 Contoh Mukadimah Pidato Bahasa Arab [+ Cara Baca & Artinya]
Oleh karenanya, melalui blog ini saya ingin menyebarkan kepada pembaca beberapa pengetahuan yang berkaitan dengan materi tersebut. Beberapa bulan yang lalu, saya sudah pernah memposting artikel contoh pidato bahasa Arab perihal menuntut ilmu. Dan insyaallah judul lainnya akan segera menyusul.

Dan meteri kali ini yaitu teladan mukadimah pidato bahasa Arab. Barangkali di antara pembaca ada yang mendapat kiprah untuk berceramah atau menawarkan kuliah tujuh menit (kultum) dan belum mempunyai simpanan hafalan kalimat pembuka dalam bahasa Arab, maka goresan pena ini yaitu solusinya.

Sebenarnya berbagai mukadimah yang sanggup dibagi, namun mempertimbangkan panjangnya artikel ini, maka saya pilihkan beberapa saja yang dirasa masyhur di kalangan masyarakat. Langsung saja, selamat membaca.

Mukadimah Pertama

إِنَّ الـحَمْدَ للهِ ، نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا ، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ 

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَـمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللهُ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوا قَوْلًا سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا

أَمَّا بَعْدُ

Innal-hamda lillahi nahmaduhu wa nasta’iinuhu wa nastaghfiruhu, wa na’uudzu billahi min syuruuri anfusinaa wa sayyi-aati a’maalinaa, man yahdihillahu falaa mudhilla lahu, wa man yudhlil falaa haadiya lahu, wa asyhadu allaa ilaaha illallahu wahdahu laa syariika lahu, wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu wa rasuuluhu, 
...
...
...
amma ba’du

Sesungguhnya segala puji hanya milik Allah, kami memuji-Nya, memohon pemberian dan ampunan kepada-Nya, kami berlindung kepada Allah dari kejahatan diri-diri kami dan kejelekan amal perbuatan kami, barangsiapa yang Allah beri petunjuk, maka tidak ada yang sanggup menyesatkannya, dan barangsiapa yang Allah sesatkan, maka tidak ada yang sanggup memberinya petunjuk, saya bersaksi bahwasannya tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah saja, tidak ada sekutu baginya, dan saya bersaksi bahwasannya Nabi Muhammad yaitu hamba dan utusan-Nya.

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya, dan janganlah sekali-kali kau mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (QS. Ali Imran: 102)

Hal sekalian manusia, bertakwalah kepada Rab-mu yang telah menciptakanmu dari diri yang satu, dan dari padanya Allah membuat isterinya, dan dari pada keduanya Allah memperkembang-biakkan pria dan wanita yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (menggunakan) nama-Nya kau saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjadi dan mengawasimu.” (QS. An-Nisa: 1)

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kau kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar, pasti Allah akan memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka bersama-sama dia telah mendapat kemenangan yang besar.” (QS. Al-Ahzab: 71-72)

amma ba’du

Mukadimah Kedua

الـحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَـمِيْنَ ، وَالعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ ، فَلَا عُدْوَانَ إِلَّا عَلَى الظَّالِـمِيْنَ ؛ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ الأَنْبِيَاءِ وَالـمُرْسَلِيْنَ ، نَبِيِّنَا وَحَبِيْبِنَا مُـحَمَّدٍ أَرْسَلَهُ اللهُ رَحْـمَةً لِلْعَالَمِيْنَ ، وَعَلَى أَزْوَاجِهِ الطَّاهِرَاتِ أُمَّهَاتِ الـمُؤْمِنِيْنَ ، وَعَلَى آلِهِ الطَّيِّبِيْنَ وَأَصْحَابِهِ الغُرِّ الـمَيَامِيْنِ ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ ، أَمَّا بَعْدُ

Alhamdulillaahi rabbil-‘aalamiina, wal-‘aaqibatu lil-muttaqiina, falaa 'udwaana illaa 'alazh-zhaalimiina; wash-shalaatu was-salaamu ‘alaa asyrafil-anbiyaa-i wal-mursaliina, nabiyyinaa wa habiibinaa muhammadin arsalahullahu rahmatan lil-‘aalamiina, wa ‘alaa azwaajihith-thaahiraati ummahaatil-mu`miniina, wa ‘alaa aalihith-thayyibiina wa ash-haabihil-ghurril-mayaamiini, wa man tabi’ahum bi-ihsaanin ilaa yawmid-diini, amma ba’du

Segala puji hanya milik Allah Rabb semesta alam, kesudahan yang baik hanya milik orang-orang bertakwa, dan tidak ada permusuhan melainkan hanya kepada orang-orang zalim; Shalawat dan salam tercurahkan kepada nabi dan utusan paling mulia, nabi dan kekasih kita Muhammad yang Allah utus menjadi rahmat bagi semesta alam, kepada istri-istrinya yang suci, ibu-ibu kaum mukminin, keluarganya yang baik, sahabat-sahabatnya yang mulia dan diberkahi, dan kepada siapa saja yang mengikuti mereka dengan baik sampai hari pembalasan, amma ba’du

Versi Singkatnya:


الـحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَـمِيْنَ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ الأَنْبِيَاءِ وَالـمُرْسَلِيْنَ ، نَبِيِّنَا وَحَبِيْبِنَا مُـحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْـمَعِيْنَ ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ ، أَمَّا بَعْدُ

Alhamdulillaahi rabbil-‘aalamiina, wash-shalaatu was-salaamu ‘alaa asyrafil-anbiyaa-i wal-mursaliina, nabiyyinaa wa habiibinaa muhammadin, wa ‘alaa aalihi wa shahbihi ajma’iina, wa man tabi’ahum bi-ihsaanin ilaa yawmid-diini, amma ba’du


Segala puji hanya milik Allah Rabb semesta alam, shalawat dan salam tercurahkan kepada nabi dan utusan paling mulia, nabi dan kekasih kita Muhammad, kepada keluarga, sahabat-sahabatnya, dan kepada siapa saja yang mengikuti mereka dengan baik sampai hari pembalasan, amma ba’du

Mukadimah Ketiga

الـحَمْدُ للهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهَ ، أَمَّا بَعْدُ

Alhamdulillahi wash-shalaatu was-salaamu ‘alaa rasuulillahi wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa man waalaahu, amma ba’du

Segala puji hanya milik Allah, shalawat dan salam selalu tercurahkan atas utusan Allah, keluarga, sahabat, dan yang mencintainya, amma ba’du

Mukadimah Keempat

الـحَمْدُ للهِ عَلَى إِحْسَانِهِ ، وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ تَعْظِيْمًا لِشَأْنِهِ ، وَأَشْهَدَ أَنَّ مُـحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِي إِلَى رِضْوَانِهِ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَإِخْوَانِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا، أَمَّا بَعْدُ

Alhamdulillaahi ‘alaa ihsaanihi, wasy-syukru lahu ‘alaa tawfiiqihi wam-tinaanihi, wa asyhadu allaa ilaaha illallahu wahdahu laa syariika lahu ta’zhiiman lisya`nihi, wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu wa rasuuluhud-daa’ii ilaa ridhwaanihi, shallallaahu ‘alaihi wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa ikhwaanihi wa sallama tasliiman katsiiran, amma ba’du

Segala puji hanya milik Allah atas kebaikan-Nya, segala syukur hanya kepada Allah atas taufiq dan karunia-Nya, saya bersaksi bahwa tiada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah satu-satu-Nya, tidak ada sekutu bagi-Nya segala puji bagi-Nya, saya bersaksi pula bahwa Muhammad yaitu hamba dan utusan-Nya yang menyeru kepada keridhaan-Nya, biar Allah mencurahkan shalawat dan salam yang melimpah kepadanya, keluarga, sahabat, dan pengikutnya, amma ba’du

Mukadimah Kelima

الـحَمْدُ للهِ وَحْدَهُ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مَنْ لَا نَبِيَّ وَلَا رَسُوْلَ بَعْدَهُ ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ بِـهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ ، أَمَا بَعْدُ

Alhamdulillahi wahdahu, wash-shalaatu was-salaamu ‘alaa man laa nabiyya wa laa rasuula ba’dahu, wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa man tabi’a bihudaahu ilaa yawmil-qiyaamati, amma ba’du

Segala puji hanya milik Allah semata, shalawat dan salam selalu tercurah kepada yang tidak ada nabi dan rasul setelahnya, kepada keluarga, sahabat, dan yang mengikuti petunjuknya sampai hari Kiamat, amma ba’du

Update: Mukadimah Keenam

Mukadimah ini ditulis alasannya yaitu momentum bulan suci Ramadhan, dan isinya pun cocok untuk kultum atau khutbah dengan materi-materi yang berkaitan dengan bulan Ramadhan.
الحمْدُ للهِ الَّذِي جَعَلَ شَهْرَ رَمَضَانَ سَيِّدَ الأَيَّامِ وَالشُّهُوْرِ ، وَضَاعَفَ فِيْهِ الحَسَنَاتِ وَالأُجُوْرَ ، أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَهُوَ العَزِيْزُ الغَفُوْرُ ، وَأَشْهَدَ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ ، يَعْلَمُ خَائِنَةَ الأَعْيُنِ وَمَا تُخْفِي الصُّدُوْرُ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ ، بَعَثَهُ اللهَ تَعَالَى بِالهَدُى وَالنُّوْرِ ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اقْتَفَى أَثَرَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ البَعْثِ وَالنُّشُوْرِ ، أَمَّا بَعْدُ

Alhamdulillaahil-ladzii ja’ala syahra ramadhaana sayyidal-ayyaami wasy-syuhuur, wa dhaa’afa fiihil-hasanaati wal-ujuur, ahmaduhu subhaanahu wa huwal-‘aziizul-ghafuur, wa asyhadu allaa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariika lah, ya’lamu khaa-inatal-a’yuni wa maa tukhfish-shuduur, wa asyhadu anna sayyidanaa wa nabiyyanaa muhammadan ‘abduhu wa rasuuluh, ba’atsahullaahu ta’aala bil-hudaa wan-nuur, shallallahu ‘alaihi wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa maniqtafaa atsarahum bi-ihsaanin ilaa yawmil-ba’tsi wan-nusyuur, ammaa ba’du

Segala puji hanya milik Allah yang telah menyebabkan bulan Ramadhan sebagai penghulu hari dan bulan, Dia melipatgandakan di dalamnya kebaikan dan balasan, saya bersaksi bahwa tidak sesembahan (yang berhak disembah) melainkan Allah yang tidak ada sekutu bagi-Nya, Dia mengetahui pandangan mata yang berkhianat dan (mengetahui pula) apa yang hati sembunyikan, dan saya bersaksi bahwa tuan dan nabi kami, Muhammad yaitu hamba dan rasul-Nya, Allah mengutusnya dengan (membawa) petunjuk dan cahaya (keimanan), biar Allah berkenan melimpahkan shalawat dan salam kepadanya, kepada keluarga, sahabat, dan siapa saja yang mengikuti jejak mereka dengan baik sampai hari kebangkitan, ammaa ba’du
Demikian sobat setia , 6 teladan kalimat pembuka (mukadimah) ceramah dalam bahasa Arab. Alhamdulillah telah saya lengkapi dengan cara membacanya dalam goresan pena latin, dan disertai pula dengan terjemahannya dalam bahasa Indonesia.

Itung-itung sekali mendayung dua pulau terlampaui. Selain sanggup menghafal mukadimah, Anda pun sanggup mempelajari kosakata bahasa Arab. Sekian, kurang lebihnya mohon maaf, terima kasih atas kunjunganya, wa jazaakumullahu khairan.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel