Syair Bahasa Arab Perihal Ilmu Dan Artinya
Friday, November 1, 2019
Edit
Sahabat yang biar selalu dalam lindungan Allah -ta'ala-. Syair merupakan salah satu sumber mencar ilmu untuk menambah kemampuan berbahasa Arab Anda. Saya sendiri sangat menyukainya, dan sangat terbantu dengan syair-syair yang dahulu pernah saya hafal dan pelajari.
Di antara manfaat yang paling terang yaitu penambahan perbendaharaan kosakata bahasa Arab. Dan jikalau sedang berdiskusi wacana bahasa Arab dan berargumen memakai syair, maka perkataan Anda akan lebih gampang diterima.
Namun lebih dari itu, syair sanggup melembutkan hati, lantaran syair merupakan gudang penyimpanan peradaban bangsa Arab, catatan pengalaman hidup mereka yang penuh dengan nasihat dan kebijaksanaan.
Namun lebih dari itu, syair sanggup melembutkan hati, lantaran syair merupakan gudang penyimpanan peradaban bangsa Arab, catatan pengalaman hidup mereka yang penuh dengan nasihat dan kebijaksanaan.
Umar bin Khathab -radhiallahu 'anhu- pernah menganjurkan para orang renta untuk mengajarkan syair ke bawah umur mereka dengan perkatannya:
وَرَوُّوْهُمْ مَا يَجْمُلُ مِنَ الشِّعْرِ
"Riwayatkanlah kepada mereka (anak-anak kalian) syair-syair yang indah." [Al-Kaamil fil Lughah wal Adab: 1/211]
Kalaulah bukan lantaran ada manfaat yang besar, tentu sahabar Umar bin Khathab tidak akan menganjurkannya.
Dan syair bukan perkataan sembarang orang. Tidak setiap orang bisa menjadi penyair. Oleh akibatnya dahulu bangsa Arab mengadakan pesta besar-besaran ketika lahir seorang anak dari suku mereka yang mempunyai talenta dan kemampuan merangkai bait-bait syair.
Sebelum masuk ke inti pembahasan, saya akan mencoba memberi beberapa teladan syair yang pernah saya pelajari. Di zaman jahiliyah ada penyair yang populer hebat hikmah, yaitu Zuhair bin Abi Sulma. Di antara syair-syairnya adalah:
وَمَنْ هَابَ أَسْبَابَ المَنَايَا يَنَلْنَهُ *** وَإِنْ يَرْقَ أَسْبَابَ السَّمَاءِ بِسُلَّمِ
Siapa yang takut akan sebab-sebab kematian, semua itu akan mendapatinya...
Walaupun ia berupaya (menghindar dengan) menaiki tangga menuju langit...
Dan penyair lain yang saya idolakan, yaitu Al-Mutanabbi. Beliau yaitu penyair yang lahir di zaman dinasti Abbasiyah. Diantara syair-syair hikmahnya adalah:
Namun jikalau kau muliakan orang buruk, pasti dia akan melunjak (lancang)...
Suatu dikala insyaallah saya akan menciptakan postingan khusus untuk memuat syair-syair Al-Mutanabbi. Itulah beberapa teladan syair bahasa Arab. Satu bait terdiri dari dua bagian yang dipisahkan oleh bintang-bintang. Adapun syair wacana ilmu yang saya maksud yaitu yang di bawah ini.
Dan penyair lain yang saya idolakan, yaitu Al-Mutanabbi. Beliau yaitu penyair yang lahir di zaman dinasti Abbasiyah. Diantara syair-syair hikmahnya adalah:
أَعَزُّ مَكَانٍ فِى الدُّنْيَا سَرْجُ سَابِحٍ *** وَخَيْرُ جَلِيْسٍ فِى الزَّمَانِ كِتَابُ
Tempat paling mulia di dunia yaitu pelana kuda pembalap...
Dan sebaik-baik sobat duduk sepanjang masa yaitu buku...
Dan dia juga berkata:
إِذَا أَنْتَ أَكْرَمْتَ الكَرِيْمَ مَلَكْتَهُ *** وَإِنْ أَنْتَ أَكْرَمْتَ اللَّئِيْمَ تَمَرَّدَا
Jika kau muliakan orang baik, pasti engkau sanggup menguasainya...Namun jikalau kau muliakan orang buruk, pasti dia akan melunjak (lancang)...
Suatu dikala insyaallah saya akan menciptakan postingan khusus untuk memuat syair-syair Al-Mutanabbi. Itulah beberapa teladan syair bahasa Arab. Satu bait terdiri dari dua bagian yang dipisahkan oleh bintang-bintang. Adapun syair wacana ilmu yang saya maksud yaitu yang di bawah ini.
Mengapa saya memposting goresan pena ini?
Ini bermula dari undangan salah satu santriwati yang ingin dicarikan syair bahasa Arab dengan tema ilmu. Setelah dapat, saya menyalin dan menerjemahkannya. Saya tidak tahu pasti untuk apa syair tersebut. Daripada mengendap di laptop, lebih baik saya publikasikan di blog ini.
Langsung saja, berikut ini syair bahasa Arab yang disusun oleh Abul Qasim Ahmad bin Umar bin Abdullah bin Ushfur -rahimahullahu- [Jaami’ul ‘Ulumi Wal Hikam 1/2019]:
مَعَ الْعِلْمِ فَاسْلُكْ حَيْثُ مَا سَلَكَ الْعِلْمُ *** وَعَنْهُ فَكَاشِفْ كُلَّ مَنْ عِنْدَهُ فَهْمُ
Bersama ilmu, tempuhlah jalan yang telah ditempuh oleh ilmu…
Dan tentangnya, belajarlah dari setiap orang yang mempunyai pemahaman…
فَفِيهِ جِلَاءٌ لِلْقُلُوبِ مِنَ الْعَمَى *** وَعَوْنٌ عَلَى الدِّينِ الَّذِي أَمْرُهُ حَتْمُ
Dalam ilmu terdapat penyingkap hati dari kebutaan (kebodohan)…
Dan santunan terhadap agama yang (seitap) urusannya yaitu pasti...
فَإِنِّي رَأَيْتُ الْجَهْلَ يُزْرِي بِأَهْلِهِ *** وَذُو الْعِلْمِ فِي الْأَقْوَامِ يَرْفَعُهُ الْعِلْمُ
Sungguh saya melihat bahwa orang udik akan hina dan rendah…
Adapun ilmu akan akan meninggikan derajat ahlinya di antara manusia…
يُعَدُّ كَبِيرَ الْقَوْمِ وَهْوَ صَغِيرُهُمْ *** وَيَنْفَذُ مِنْهُ فِيهِمُ الْقَوْلُ وَالْحُكْمُ
(Dengan ilmu) orang akan dianggap bakir balig cukup akal walaupun masih belia…
Dan bahkan (segala) perkataan dan putusannya akan diterima mereka…
وَأَيُّ رَجَاءٍ فِي امْرِئٍ شَابَ رَأْسُهُ *** وَأَفْنَى سِنِيِّهِ وَهْوَ مُسْتَعْجِمٌ فَدِمُ
Apa yang dibutuhkan dari orang yang telah beruban rambutnya…
Yang telah menghabiskan umurnya dalam keadaan udik dan pandir…
يَرُوحُ وَيَغْدُو الدَّهْرَ صَاحِبَ بِطْنَةٍ *** تَرَكَّبَ فِي أَحْضَانِهَا اللَّحْمُ وَالشَّحْمُ
Si pemilik perut buncit melewatkan masa dan waktunya…
Dengan seonggok daging dan lemak tersusun di tubuhnya…
إِذَا سُئِلَ الْمِسْكِينُ عَنْ أَمْرِ دِينِهِ *** بَدَتْ رُحَضَاءُ الْعِيِّ فِي وِجْهِهِ تَسْمُو
Jika si miskin ditanya wacana urusan agamnya…
Tampak gejala kebodohan di wajahnya tersimpul…
وَهَلْ أَبْصَرَتْ عَيْنَاكَ أَقْبَحَ مَنْظَرٍ *** مِنْ أَشْيَبَ لَا عِلْمٌ لَدَيْهِ وَلَا حُلْمُ
Apakah kedua matamu pernah melihat pemandangan yang lebih jelek …
Daripada orang beruban yang tidak mempunyai ilmu lagi kesabaran…
هِيَ السُّوءَةُ السَّوْءَاءُ فَاحْذَرْ شَمَاتَهَا *** فَأَوَّلُهَا خِزْيٌ وَآخِرُهَا ذَمُّ
Dialah keburukan terburuk, maka hindarilah imbas buruknya…
Yang mana permulaannya kenistaan dan berakhir dengan kehinaan…
فَخَالِطْ رُوَاةَ الْعِلْمِ وَاصْحَبْ خِيَارَهُمْ *** فَصُحْبَتُهُمْ زَيْنٌ وَخُلْطَتُهُمْ غَنْمُ
Bergaulah dengan pembawa ilmu dan pilihlah sobat terbaik dari mereka…
Karena dekat dan bergaul dengan mereka yaitu keindahan sekaligus harta berharga...
وَلَا تَعْدُوَنْ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ فَإِنَّهُمْ *** نُجُومٌ إِذَا مَا غَابَ نَجْمٌ بَدَا نَجْمُ
Janganlah sekali-kali kedua matamu berpaling dari mereka sesungguhnya…
Mereka yaitu bintang-bintang, jikalau satu terbenam akan muncul bintang lain…
فَوَاللَّهِ لَوْلَا الْعِلْمُ مِمَّا اتَّضَحَ الْهُدَى *** وَلَا لَاحَ مِنْ غَيْبِ الْأُمُورِ لَنَا رَسْمُ
Demi Allah kalaulah bukan lantaran ilmu, petunjuk tidak akan tampak jelas…
Dan tidak akan terlihat pula oleh kami citra dari perkara-perkara gaib…
Demikian yang bisa saya sajikan. Semoga syair wacana ilmu di atas sanggup memotivasi Anda untuk selalu mempelajari dan mendalami agama Islam dan bahasa Arab. Kurang lebihnya mohon maaf, dan terima kasih atas kunjungannya. Wa jazaakumullahu khairan.