Nilai Faktual Takziyah
Friday, May 5, 2017
Edit
Pengertin Takziyah Secara Etimologi dan Terminologi
Secara bahasa kata takziyah yaitu bentuk mashdar dari azza-yu’azzi yang artinya menyabarkan, menghibur dan memperlihatkan kesedihannya serta memerintahkannya (menganjurkan) untuk bersabar. Dalam arti berduka cita atau berbela sungkawa atas petaka yang menimpa. Dalam konteks muamalah Islam, takziyah yaitu mendatangi keluarga orang yang meninggal dunia dengan maksud menyabarkannya dengan ungkapan-ungkapan yang sanggup menenangkan perasaan dan menghilangkan kesedihan. Takziah sanggup dilakukan sebelum dan setelah mayat dikuburkan sampai selam tiga hari. Namun demikian, takziah diutamakan dilakukan sebelum mayat dikuburkan.
Tujuan takziah yaitu menghibur keluarga yang ditinggal biar tidak menyesali simpulan hidup dan petaka yang diterimanya. Apabila bila tidak dihibur maka keluarga almarhum bisa menangis dan susah. Keadaan demikian, berdasarkan satu riwayat, akan mengatakan efek yang tidak baik terhadap almarhum/almarhumah. Takziah juga merupakan mau’izah (nasihat) bagi pelaku takziah biar mengingat simpulan hidup dan berkemas-kemas mencari bekal hidup di alam abadi lantaran maut tiba tanpa memandang umur dan waktu. Kedatangannya tak sanggup ditunda atau diajukan.
Ta’ziyah merupakan suatu perbuatan yang terpuji, alasannya yaitu orang yang telah ditinggal mati dalam keadaan sedih, maka kita sebaiknya tiba untuk menghibur dan mengatakan nasehat untuk mengatakan kekuatan mental biar keluarga yang dtitinggal tetap tabah dalam mendapatkan ujian.
Nilai Positif Takziyah
Adapun nilai nyata takziyah yaitu sebagai berikut,
1. Orang yang melaksanakan takziyah yaitu mereka yang bisa mencicipi kesedihan atau sedih yang dialami saudaranya.
2. Dengan sering melaksanakan takziyah, seseorang terdorong untuk bermuhasabah (introspeksi) atas semua acara yang telah dilakukannya sehingga tumbuh keyakinan akan datangnya kematian.
3. Meringankan beban petaka yang diderita tuan rumah.
4. Memotivasinya untuk terus bersabar dan berharap pahala dari Allah Swt.
5. Memotivasi untuk ridha dengan ketentuan atau qadar Allah Swt, dan menyerahkannya kepada Allah Swt.
6. Mendoakannya biar petaka tersebut diganti oleh Allah Swt dengan sesuatu yang lebih baik.
7. Melarangnya dari berbuat nihayah (meratap), memukul, atau merobek pakaian, dan lain sebagainya akhir petaka yang menimpanya.
8. Mendoakan mayit dengan kebaikan.