Tujuan Perang Salib Dan Akhir Yang Ditimbulkan Oleh Perang Salib
Sunday, May 21, 2017
Edit
A. Tujuan Perang Salib
Tujuan perang salib itu tersirat minimal ada 3 tujuan:
1. Umat Katolik ingin kembali menguasai kota Yerussalem yang ketika itu dikuasai oleh bani Saljuq. Karena pada masa itu beredar hembusan bahwa, umat Katolik akan sulit memasuki tempat Yerussalem, alasannya bani Saljuq telah mengumumkan peraturanperaturan untuk pendatang yang berkunjung kesana;
2. Adanya kesumat unsur dan agama yang terselubung yang sangat susah untuk diterka, alasannya Yerussalem yakni kota suci tiga umat beragama ( Islam, Kristen, Hindu);
3. Membalaskan dendam Timur Barat dan faktor ekonomi yang sangat potensial di Yerussalem.
B. Akibat yang Ditimbulkan oleh Perang Salib
Akibat yang ditimbulkan oleh perang salib yang berlangsung selama lebih dua masa itu amat banyak sekali, diantaranya:
1. Pemeluk Islam yang menduduki Andalusia dan Sisilia terpaksa hengkang dari dua tempat ini, alasannya kemenangan ratu Isabella dan Raja Ferdinand menciptakan mereka menunjukkan tiga proposal yang tidak menguntungkan satu pun, dari tiga proposal tersebut diantaranya yaitu muslim harus keluar dari Spanyol atau tatap di Spanyol tetapi memeluk agama Katolik atau pilihan terakhir di bunuh.
2. Delapan kali perang salib, hanya serangan pertama yang dianggap menang oleh sejarawah, sedangkan yang lainnya yakni gagal, sehingga tujuan perang dialihkan untuk merebut kota Mesir.
3. Kegagalan merebut mesir menciptakan perang salib selanjutnya tidak terarah, maka Spanyol dan Sisilia yang jauh berada dari Baghdad diserang dengan membabibuta tanpa pandang bulu, sehingga tempat ini menerima getah dari perang salib.
4. Dengan dikuasainya Sisilia dan Spanyol oleh Raja Ferdinand dan Ratu Isabella yang sangat membenci Islam alasannya perang salib, sehingga mereka mengikis habis seluruh jejak Islam dan peradabannya, kecuali bangunan-bangunan yang dianggap perlu yang masih eksis hingga sekarang. Bangunan-bangunan berupa istana-istana masih tetap dipakai untuk tempat tinggal.
Bahkan salah satu ikon kota Cordova yaitu masjid Cordova yang semula difungkikan sebagai tempat peribadahan umat muslim, diubah menjadi gereja untuk peribadahan umat nasrani. Masjid Cordova pun masih sanggup kita temui hingga dikala ini dan nuansa khas corak Islam masih sanggup kita rasakan hingga kini. Dapat dikatakan Raja Ferdinand dan Ratu Isabella sukses dalam perluasan tempat Andalusia ataupun Spanyol.
Granada yang merupakan sentra kekuasaan Islam terakhir di Spanyol jatuh ketangan Ferdinand dan Isabella. Sementera dikalangan Islam sendiri terjadi perpindahan kekuasaan dengan sistem andal waris. Pola yang masih dipertahankan umat Islam dalam mengganti tampuk kepemimpinan kadang jauh dari kelayakan. Sebagaimana bukti sejarah yang mengangkat seorang raja atas pertimbangan keturunan yang masih berusia belasan tahun.
Peralihan kekuasaan menyerupai ini (raja yang masih berusia belia) sering keliru dalam mengambil keputusan dan adakala terdapat kesalahan besar dan fatal akibatnya, baik terhadap pamornya, maupun kestabilan kedaulatan dalam negeri Islam sendiri. Dengan demikian tidak ada lagi kekuatan islam untuk membendung kebangkitan Katolik di tempat ini.
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan perihal tujuan perang salib dan akhir yang ditimbulkan oleh perang salib. Sumber Modul 4 Perkembangan Islam Sesudah Masa Khulafaur Rasyidin, Pendidikan Profesi Guru dalam Jabatan Kementerian Agama Republik Indonesia 2018. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.
Tujuan perang salib itu tersirat minimal ada 3 tujuan:
1. Umat Katolik ingin kembali menguasai kota Yerussalem yang ketika itu dikuasai oleh bani Saljuq. Karena pada masa itu beredar hembusan bahwa, umat Katolik akan sulit memasuki tempat Yerussalem, alasannya bani Saljuq telah mengumumkan peraturanperaturan untuk pendatang yang berkunjung kesana;
2. Adanya kesumat unsur dan agama yang terselubung yang sangat susah untuk diterka, alasannya Yerussalem yakni kota suci tiga umat beragama ( Islam, Kristen, Hindu);
3. Membalaskan dendam Timur Barat dan faktor ekonomi yang sangat potensial di Yerussalem.
B. Akibat yang Ditimbulkan oleh Perang Salib
Akibat yang ditimbulkan oleh perang salib yang berlangsung selama lebih dua masa itu amat banyak sekali, diantaranya:
1. Pemeluk Islam yang menduduki Andalusia dan Sisilia terpaksa hengkang dari dua tempat ini, alasannya kemenangan ratu Isabella dan Raja Ferdinand menciptakan mereka menunjukkan tiga proposal yang tidak menguntungkan satu pun, dari tiga proposal tersebut diantaranya yaitu muslim harus keluar dari Spanyol atau tatap di Spanyol tetapi memeluk agama Katolik atau pilihan terakhir di bunuh.
2. Delapan kali perang salib, hanya serangan pertama yang dianggap menang oleh sejarawah, sedangkan yang lainnya yakni gagal, sehingga tujuan perang dialihkan untuk merebut kota Mesir.
3. Kegagalan merebut mesir menciptakan perang salib selanjutnya tidak terarah, maka Spanyol dan Sisilia yang jauh berada dari Baghdad diserang dengan membabibuta tanpa pandang bulu, sehingga tempat ini menerima getah dari perang salib.
4. Dengan dikuasainya Sisilia dan Spanyol oleh Raja Ferdinand dan Ratu Isabella yang sangat membenci Islam alasannya perang salib, sehingga mereka mengikis habis seluruh jejak Islam dan peradabannya, kecuali bangunan-bangunan yang dianggap perlu yang masih eksis hingga sekarang. Bangunan-bangunan berupa istana-istana masih tetap dipakai untuk tempat tinggal.
Bahkan salah satu ikon kota Cordova yaitu masjid Cordova yang semula difungkikan sebagai tempat peribadahan umat muslim, diubah menjadi gereja untuk peribadahan umat nasrani. Masjid Cordova pun masih sanggup kita temui hingga dikala ini dan nuansa khas corak Islam masih sanggup kita rasakan hingga kini. Dapat dikatakan Raja Ferdinand dan Ratu Isabella sukses dalam perluasan tempat Andalusia ataupun Spanyol.
Granada yang merupakan sentra kekuasaan Islam terakhir di Spanyol jatuh ketangan Ferdinand dan Isabella. Sementera dikalangan Islam sendiri terjadi perpindahan kekuasaan dengan sistem andal waris. Pola yang masih dipertahankan umat Islam dalam mengganti tampuk kepemimpinan kadang jauh dari kelayakan. Sebagaimana bukti sejarah yang mengangkat seorang raja atas pertimbangan keturunan yang masih berusia belasan tahun.
Peralihan kekuasaan menyerupai ini (raja yang masih berusia belia) sering keliru dalam mengambil keputusan dan adakala terdapat kesalahan besar dan fatal akibatnya, baik terhadap pamornya, maupun kestabilan kedaulatan dalam negeri Islam sendiri. Dengan demikian tidak ada lagi kekuatan islam untuk membendung kebangkitan Katolik di tempat ini.