Cerita Hikmah Nabi Adam As
Tuesday, June 4, 2013
Edit
Assalamualaikum wr wb . Para hadirin blog muhammadmawhiburrahman yang terhormat pada potensi ini kami memperlihatkan Cerita Hikmah Nabi Adam As dimana para malaikat bersujud terhadap dia selaku berikut ;
Allah Subhanahu wa Ta’ala sudah menempatkan Adam dan anak keturunannya dalam kedudukan yang mulia, lebih mulia dari para makhluk-Nya yang lain. Salah satu bukti yang menyampaikan hal tersebut yakni sehabis Allah bikin Adam, Allah perintahkan para malaikat untuk sujud terhadap Adam ‘alaihi shalatu wa salam.
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ أَبَىٰ وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ
“Dan (ingatlah) di saat Kami berfirman terhadap para malaikat: “Sujudlah kau terhadap Adam,” maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan yakni ia tergolong golongan orang-orang yang kafir.” (QS. Al-Baqarah: 34)
Peristiwa sujudnya para malaikat terhadap Adam seringkali membuat polemik di sebagian umat Islam atau memang info ini sengaja dilemparkan ke tengah-tengah umat Islam untuk menebar kerancuan dengan mempertanyakan “Mengapa Allah meridhai makhluk-Nya sujud terhadap selain-Nya? Bukankah ini sama saja melegitimasi kesyirikan? Dan Iblis yakni hamba Allah yang sungguh-sungguh mentauhidkannya alasannya yakni menolak untuk sujud terhadap Adam”. Kurang lebih demikian kalimat rancu yang sering dibesar-besarkan oleh sebagian kalangan.
Yang perlu kita ketahui yakni para ulama membagi sujud ke dalam dua bagian; pertama, sujud ibadah dan yang kedua sujud (tahiyah) penghormatan.
Sujud ibadah cuma boleh dipersembahkan terhadap Allah semata dilarang terhadap selain-Nya. Allah tidak pernah mengutus satu pun dari makhluk-Nya untuk bersujud terhadap selain-Nya dalam rangka untuk beribadah terhadap makhluk tersebut. Para malaikat Allah perintahkan sujud terhadap Adam bukan dalam rangka sujud ibadah tetapi sujud penghormatan.
Sujud penghormatan ialah bab dari syariat umat-umat terdahulu, kemudian amalan ini diharamkan dengan diutusnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Di antara tumpuan sujud penghormatan yakni sujudnya para malaikat terhadap Nabi Adam ‘alaihissalam. Demikian juga mimpi Nabi Yusuf yang ia ceritakan terhadap Ayahnya Nabi Ya’qub kemudian mimpi itu menjadi kenyataan. Di dalam surat Yusuf dikisahkan,
إِذْ قَالَ يُوسُفُ لِأَبِيهِ يَا أَبَتِ إِنِّي رَأَيْتُ أَحَدَ عَشَرَ كَوْكَبًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ رَأَيْتُهُمْ لِي سَاجِدِينَ
(Ingatlah), di saat Yusuf berkata terhadap ayahnya, “Wahai ayahku, bergotong-royong saya berkhayal menyaksikan sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat seluruhnya sujud kepadaku.” (QS. Yusuf: 4)
وَرَفَعَ أَبَوَيْهِ عَلَى الْعَرْشِ وَخَرُّوا لَهُ سُجَّدًا ۖ وَقَالَ يَا أَبَتِ هَٰذَا تَأْوِيلُ رُؤْيَايَ مِنْ قَبْلُ قَدْ جَعَلَهَا رَبِّي حَقًّا ۖ
Dan ia memaksimalkan kedua ibu-bapanya ke atas singgasana. Dan mereka (semuanya) merebahkan diri seraya sujud terhadap Yusuf. Dan berkata Yusuf, “Wahai ayahku inilah ta´bir mimpiku yang dulu itu; bergotong-royong Tuhanku sudah membuatnya sebuah kenyataan…” (QS. Yusuf: 100)
Inilah di antara contoh-contoh sujud penghormatan yang ialah bab dari syariat umat terdahulu.
Pengalaman serupa juga pernah terjadi terhadap Muadz bin Jabal tatkala menyaksikan ahlul kitab di Syam. Tatkala pulang dari Syam, Muadz sujud di hadapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan,
مَا هَذَا يَا مُعَاذُ قَالَ أَتَيْتُ الشَّامَ فَوَافَقْتُهُمْ يَسْجُدُونَ لِأَسَاقِفَتِهِمْ وَبَطَارِقَتِهِمْ فَوَدِدْتُ فِي نَفْسِي أَنْ نَفْعَلَ ذَلِكَ بِكَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَا تَفْعَلُوا فَإِنِّي لَوْ كُنْتُ آمِرًا أَحَدًا أَنْ يَسْجُدَ لِغَيْرِ اللَّهِ لَأَمَرْتُ الْمَرْأَةَ أَنْ تَسْجُدَ لِزَوْجِهَا
“Apa-apaan ini, wahai Mu’adz?” Muadz menjawab, “Aku gres tiba dari Syam. Yang kulakukan ini serupa dengan mereka, (orang-orang di sana) mereja sujud untuk uskup dan pendeta-pendeta mereka. Aku pun berminat melakukannya kepadamu.” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Jangan kau lakukan. Seandainya saya mengutus seseorang untuk bersujud, maka akan kuperintahkan istri untuk bersujud terhadap suaminya.” (HR Ibnu Majah, No. 1853).
Apa yang ditangani penduduk Syam yakni tumpuan dari syariat terdahulu yang masih mereka amalkan, mereka sujud terhadap pemuka-pemuka agama dan tokoh-tokoh mereka selaku penghormatan untuk para pembesar tersebut, bukan untuk menyembah mereka.
Di antara tumpuan yang lain juga, ada seekor binatang melata yang sujud terhadap Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian dia melarangnya alasannya yakni sujud terhadap makhluk, baik itu sujud penghormatan apalagi lagi sujud untuk ibadah, haram hukumnya dalam syariat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dalam timbangan syariat Muhammad (baca: syariat Islam) sujud penghormatan sama saja dengan sujud ibadah, haram hukumnya apabila dipersembahkan terhadap selain Allah.
Pelajaran yang lain yang sanggup kita petik dari insiden sujudnya para malaikat terhadap Nabi Adam ‘alaihissalam adalah, iblis tergolong dari bangsa jin bukan dari golongan malaikat sebagaimana yang diketahui oleh sebagian orang.
Malaikat diciptakan dari cahaya, sedangkan bangsa jin tergolong iblis, Allah ciptakan dari api. Allah berfirman,
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ كَانَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِ
Dan (ingatlah) di saat Kami berfirman terhadap para malaikat, “Sujudlah kau terhadap Adam, maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia yakni dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya…” (QS. Al-Kahfi: 50)
قَالَ مَا مَنَعَكَ أَلَّا تَسْجُدَ إِذْ أَمَرْتُكَ ۖ قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِنْهُ خَلَقْتَنِي مِنْ نَارٍ وَخَلَقْتَهُ مِنْ طِينٍ
Allah berfirman, “Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?” Iblis menjawab, “Saya lebih baik daripadanya, Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah”. (QS. Al-A’raf: 12)
Dengan demikian iblis bukanlah dari golongan malaikat, di saat itu ia cuma bareng dengan para malaikat Allah yang taat. Ada yang menyatakan, dulu iblis yakni bangsa jin yang taat terhadap Allah. Inilah alasannya ia dimuliakan dengan dikumpulkan bareng para malaikat meskipun ia bukan malaikat. Namun karenanya sifat sombongnya terlihat di hadapan para malaikat, tatkala Allah mengujinya dengan mengutus untuk sujud terhadap Adam.
Demikian yang sanggup kami berikan supaya berfaedah dan terimakasi atas kunjunganya hingga berjumpa kembali.
Allah Subhanahu wa Ta’ala sudah menempatkan Adam dan anak keturunannya dalam kedudukan yang mulia, lebih mulia dari para makhluk-Nya yang lain. Salah satu bukti yang menyampaikan hal tersebut yakni sehabis Allah bikin Adam, Allah perintahkan para malaikat untuk sujud terhadap Adam ‘alaihi shalatu wa salam.
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ أَبَىٰ وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ
“Dan (ingatlah) di saat Kami berfirman terhadap para malaikat: “Sujudlah kau terhadap Adam,” maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan yakni ia tergolong golongan orang-orang yang kafir.” (QS. Al-Baqarah: 34)
Peristiwa sujudnya para malaikat terhadap Adam seringkali membuat polemik di sebagian umat Islam atau memang info ini sengaja dilemparkan ke tengah-tengah umat Islam untuk menebar kerancuan dengan mempertanyakan “Mengapa Allah meridhai makhluk-Nya sujud terhadap selain-Nya? Bukankah ini sama saja melegitimasi kesyirikan? Dan Iblis yakni hamba Allah yang sungguh-sungguh mentauhidkannya alasannya yakni menolak untuk sujud terhadap Adam”. Kurang lebih demikian kalimat rancu yang sering dibesar-besarkan oleh sebagian kalangan.
Yang perlu kita ketahui yakni para ulama membagi sujud ke dalam dua bagian; pertama, sujud ibadah dan yang kedua sujud (tahiyah) penghormatan.
Sujud ibadah cuma boleh dipersembahkan terhadap Allah semata dilarang terhadap selain-Nya. Allah tidak pernah mengutus satu pun dari makhluk-Nya untuk bersujud terhadap selain-Nya dalam rangka untuk beribadah terhadap makhluk tersebut. Para malaikat Allah perintahkan sujud terhadap Adam bukan dalam rangka sujud ibadah tetapi sujud penghormatan.
Sujud penghormatan ialah bab dari syariat umat-umat terdahulu, kemudian amalan ini diharamkan dengan diutusnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Di antara tumpuan sujud penghormatan yakni sujudnya para malaikat terhadap Nabi Adam ‘alaihissalam. Demikian juga mimpi Nabi Yusuf yang ia ceritakan terhadap Ayahnya Nabi Ya’qub kemudian mimpi itu menjadi kenyataan. Di dalam surat Yusuf dikisahkan,
إِذْ قَالَ يُوسُفُ لِأَبِيهِ يَا أَبَتِ إِنِّي رَأَيْتُ أَحَدَ عَشَرَ كَوْكَبًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ رَأَيْتُهُمْ لِي سَاجِدِينَ
(Ingatlah), di saat Yusuf berkata terhadap ayahnya, “Wahai ayahku, bergotong-royong saya berkhayal menyaksikan sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat seluruhnya sujud kepadaku.” (QS. Yusuf: 4)
وَرَفَعَ أَبَوَيْهِ عَلَى الْعَرْشِ وَخَرُّوا لَهُ سُجَّدًا ۖ وَقَالَ يَا أَبَتِ هَٰذَا تَأْوِيلُ رُؤْيَايَ مِنْ قَبْلُ قَدْ جَعَلَهَا رَبِّي حَقًّا ۖ
Dan ia memaksimalkan kedua ibu-bapanya ke atas singgasana. Dan mereka (semuanya) merebahkan diri seraya sujud terhadap Yusuf. Dan berkata Yusuf, “Wahai ayahku inilah ta´bir mimpiku yang dulu itu; bergotong-royong Tuhanku sudah membuatnya sebuah kenyataan…” (QS. Yusuf: 100)
Inilah di antara contoh-contoh sujud penghormatan yang ialah bab dari syariat umat terdahulu.
Pengalaman serupa juga pernah terjadi terhadap Muadz bin Jabal tatkala menyaksikan ahlul kitab di Syam. Tatkala pulang dari Syam, Muadz sujud di hadapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan,
مَا هَذَا يَا مُعَاذُ قَالَ أَتَيْتُ الشَّامَ فَوَافَقْتُهُمْ يَسْجُدُونَ لِأَسَاقِفَتِهِمْ وَبَطَارِقَتِهِمْ فَوَدِدْتُ فِي نَفْسِي أَنْ نَفْعَلَ ذَلِكَ بِكَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَا تَفْعَلُوا فَإِنِّي لَوْ كُنْتُ آمِرًا أَحَدًا أَنْ يَسْجُدَ لِغَيْرِ اللَّهِ لَأَمَرْتُ الْمَرْأَةَ أَنْ تَسْجُدَ لِزَوْجِهَا
“Apa-apaan ini, wahai Mu’adz?” Muadz menjawab, “Aku gres tiba dari Syam. Yang kulakukan ini serupa dengan mereka, (orang-orang di sana) mereja sujud untuk uskup dan pendeta-pendeta mereka. Aku pun berminat melakukannya kepadamu.” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Jangan kau lakukan. Seandainya saya mengutus seseorang untuk bersujud, maka akan kuperintahkan istri untuk bersujud terhadap suaminya.” (HR Ibnu Majah, No. 1853).
Apa yang ditangani penduduk Syam yakni tumpuan dari syariat terdahulu yang masih mereka amalkan, mereka sujud terhadap pemuka-pemuka agama dan tokoh-tokoh mereka selaku penghormatan untuk para pembesar tersebut, bukan untuk menyembah mereka.
Di antara tumpuan yang lain juga, ada seekor binatang melata yang sujud terhadap Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian dia melarangnya alasannya yakni sujud terhadap makhluk, baik itu sujud penghormatan apalagi lagi sujud untuk ibadah, haram hukumnya dalam syariat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dalam timbangan syariat Muhammad (baca: syariat Islam) sujud penghormatan sama saja dengan sujud ibadah, haram hukumnya apabila dipersembahkan terhadap selain Allah.
Pelajaran yang lain yang sanggup kita petik dari insiden sujudnya para malaikat terhadap Nabi Adam ‘alaihissalam adalah, iblis tergolong dari bangsa jin bukan dari golongan malaikat sebagaimana yang diketahui oleh sebagian orang.
Malaikat diciptakan dari cahaya, sedangkan bangsa jin tergolong iblis, Allah ciptakan dari api. Allah berfirman,
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ كَانَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِ
Dan (ingatlah) di saat Kami berfirman terhadap para malaikat, “Sujudlah kau terhadap Adam, maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia yakni dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya…” (QS. Al-Kahfi: 50)
قَالَ مَا مَنَعَكَ أَلَّا تَسْجُدَ إِذْ أَمَرْتُكَ ۖ قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِنْهُ خَلَقْتَنِي مِنْ نَارٍ وَخَلَقْتَهُ مِنْ طِينٍ
Allah berfirman, “Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?” Iblis menjawab, “Saya lebih baik daripadanya, Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah”. (QS. Al-A’raf: 12)
Dengan demikian iblis bukanlah dari golongan malaikat, di saat itu ia cuma bareng dengan para malaikat Allah yang taat. Ada yang menyatakan, dulu iblis yakni bangsa jin yang taat terhadap Allah. Inilah alasannya ia dimuliakan dengan dikumpulkan bareng para malaikat meskipun ia bukan malaikat. Namun karenanya sifat sombongnya terlihat di hadapan para malaikat, tatkala Allah mengujinya dengan mengutus untuk sujud terhadap Adam.
Demikian yang sanggup kami berikan supaya berfaedah dan terimakasi atas kunjunganya hingga berjumpa kembali.