Sistem Ekonomi Islam: Neraca Dan Timbangan Pasar Madinah Masa Rasul

Salah satu bidang yang cukup penting pada masa sesudah hijrah ke Madinah ialah perekonomian. Waktu itu di madinah telah ada pasar Bani Qainuqa yang dikuasai kaum Yahudi. Kemudian Nabi menciptakan pasar sendiri di sebuah tempat berjulukan Bagi Al-Zubair. Pasar terus tumbuh dan berkembang dengan sistem ekonomi Islam.

Sebagai proses transaksi jual beli kala itu di Madinah memakai takaran. Hal ini berkaitan dengan tempat madinah yang merupakan daerah pertanian dan penghasil kurma. Sedangkan di Makkah memakai neraca.

Salah satu bidang yang cukup penting pada masa sesudah hijrah ke Madinah ialah perekonomi Sistem Ekonomi Islam: Neraca dan Timbangan Pasar Madinah Masa Rasul


Ada 10 neraca yang dipakai dikala itu:


  1.  Dirham
    1. 1 sawda' wafiyah = 8 daniq
    2. 1 thabariyyah 'ithq = 4 daniq
    3. 1 Dirham makkah = 6 daniq
  2.  Dinar
  3. mitsqal
  4. 1 daniq = 8 biji gandum
  5. 1 qirath = 3 biji gandum
  6. 1 uqiyah = 40 dirham
  7. 1 nasy = 1/2 uqiyah
  8. 1 nawah = 5 dirham
  9. 1 rithl = 128 dirham dosis dan 4/7 dirham
  10.  qinthar = 1200 uqiyah


Ada 5 macam dosis yang digunakan:


  1. 1 mud = masakan sepenuh dua telapak tangan pria standar yang kalau dineracakan senilai 1 1/3 rithl.
  2. 1 sha' = 5 1/3 rithl dan  4 mud.
  3. 1 farq = 3 sha'
  4. 1 'arq = 15-20 sha'
  5. 1 wasq = 60 sha'


Adapun uang dinar dan dirham yang dipakai memakai uang cetakan Byzantium dan Persia, sampai balasannya Abdul Malik ibn Marwan menciptakan uang cetakan sendiri (86H).

Agar pasar berjalan sesuai dengan keadilan, Rasulullah selalu memantau para pelaku di pasar. Beliau mengingatkan semoga tidak berjual beli haram, menunjukan sopan santun dan etika pasar. Pengawasan ini terus berjalan  dan dikembangkan oleh generasi berikutnya sampai menemukan bentuknya yang khas dan menjadi salah satu icon peradaban Islam - perekonomian Islam. Perekonomian Islam di bahasa oleh para ulama dalam bab Fikih Muamalah.

Sumber: buku karya Dr. Nizar Abazah, Ketika Nabi di Kota, diterbitkan ZAMAN.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel