Berbohong Alasannya Merupakan Terpaksa
Tuesday, October 2, 2007
Edit
Keluarga Yasir tergolong orang-orang yang pertama kali memeluk Islam sejak kedatangannya. Sang ayah, Yasir, berdomisili di Mekah dan bersekutu dengan Bani Makhzum.
Ketika itu Bani Makhzum menikahkannya dengan seorang budak perempuan berjulukan Sumayyah. Dari perkawinan mereka lahirlah Ammar bin Yasir dan Abdullah bin Yasir.
Keteguhan hati mereka dalam menjaga Islam menyeretnya pada siksaan bertubi-tubi dari Bani Makhzum musyrikin Quraisy. Mereka disiksa tanpa rasa peri kemanusiaan.
Ammar bin Yasir yang mengajak seluruh keluarganya masuk Islam dipaksa untuk menyaksikan kekejian mereka terhadap kedua orang tuanya dan saudaranya, Abdullah. Mereka memaksanya untuk mengakui Latta dan Uzza kalau ingin keluarga yang ia sayangi selamat dari siksaan kejam mereka.
"Ayo! Katakanlah, 'Wahai Latta dan Uzza'!" teriak salah seorang dari musyrikin Quraisy biadab itu. Namun, ayah, ibu, dan adiknya melarang Ammar untuk mengucapkannya sambil menahan perih tak terkira. Mereka pun memperoleh siksaan yang bertubi-tubi dan lebih kejam.
Sebenarnya Ammar tidak tahan menyaksikan orang-orang yang dicintainya disiksa sedemikian rupa. Tidak ada siksaan yang lebih menyakitkan selain menyaksikan penyiksaan yang mesti dialami oleh keluarganya.
Rasulullah saw yang melalui di wilayah bencana dan menyaksikan penyiksaan itu tidak sanggup berbuat apa-apa, selain berkata, "Bersabarlah! Sesungguhnya wilayah kalian yakni surga!"
Ucapan Rasulullah menghasilkan Sumayyah berteriak, "Wahai Rasulullah! Saya sudah mencium busuk surga!" Seketika itu juga Abu Jahal menghujamkan tombaknya ke badan mulia Sumayyah. Ia yakni perempuan muslimah yang pertama kali mati syahid alasannya yakni menjaga agama Allah.
Ammar makin tak kuasa menahan perih batin dan fisiknya. Setelah ibunya gugur di tangan Abu Jahal, ia mesti menyaksikan ayahnya dan saudaranya dihujani anak panah sampai syahid. Satu per satu keluarganya gugur di jalan Allah.
Ibunya, ayahnya, dan saudaranya. Ammar menangis sejadi-jadinya. Di tengah kekalutan anggapan dan kegundahan jiwanya, ia pun memperoleh banyak sekali siksaan tak terperi. Sementara itu, kaum musyrikin Quraisy berteriak-teriak di telinganya, "Cepat! Katakanlah, 'Wahai Latta dan Uzza!"
Tak tahan dengan penderitaan itu, Ammar mengalah sehingga berkata, "Wahai Latta dan Uzza!!!" Penyiksaan berhenti. Para penyiksa musyrikin Quraisy merasa puas alasannya yakni jerih payah mereka tidak sia-sia.
"Bagus!" kata mereka dengan gelak tawa yang menyakitkan hati sambil berlalu meninggalkan Ammar yang perih menahan sakit akhir penyiksaan yang diterimanya.
Setelah bencana itu, Ammar mengalami penyesalan yang sungguh mendalam. Seluruh keluarganya syahid alasannya yakni menjaga keyakinannya, tetapi mengapa ia menjadi lemah? Akankah Allah marah kepadanya?
Ia pun mengadukan kekhilafannya terhadap Rasulullah saw. Beliau mengajukan pertanyaan kepadanya, "Bagaimana dengan hatimu?" Ammar menjawab, "Hatiku tetap beriman!"
Rasulullah pun berkata, "Apabila mereka memaksamu kembali untuk menyebutkan nama-nama yang kuasa mereka, lakukanlah!"
Ketika itu Bani Makhzum menikahkannya dengan seorang budak perempuan berjulukan Sumayyah. Dari perkawinan mereka lahirlah Ammar bin Yasir dan Abdullah bin Yasir.
Keteguhan hati mereka dalam menjaga Islam menyeretnya pada siksaan bertubi-tubi dari Bani Makhzum musyrikin Quraisy. Mereka disiksa tanpa rasa peri kemanusiaan.
Ammar bin Yasir yang mengajak seluruh keluarganya masuk Islam dipaksa untuk menyaksikan kekejian mereka terhadap kedua orang tuanya dan saudaranya, Abdullah. Mereka memaksanya untuk mengakui Latta dan Uzza kalau ingin keluarga yang ia sayangi selamat dari siksaan kejam mereka.
"Ayo! Katakanlah, 'Wahai Latta dan Uzza'!" teriak salah seorang dari musyrikin Quraisy biadab itu. Namun, ayah, ibu, dan adiknya melarang Ammar untuk mengucapkannya sambil menahan perih tak terkira. Mereka pun memperoleh siksaan yang bertubi-tubi dan lebih kejam.
Sebenarnya Ammar tidak tahan menyaksikan orang-orang yang dicintainya disiksa sedemikian rupa. Tidak ada siksaan yang lebih menyakitkan selain menyaksikan penyiksaan yang mesti dialami oleh keluarganya.
Rasulullah saw yang melalui di wilayah bencana dan menyaksikan penyiksaan itu tidak sanggup berbuat apa-apa, selain berkata, "Bersabarlah! Sesungguhnya wilayah kalian yakni surga!"
Ucapan Rasulullah menghasilkan Sumayyah berteriak, "Wahai Rasulullah! Saya sudah mencium busuk surga!" Seketika itu juga Abu Jahal menghujamkan tombaknya ke badan mulia Sumayyah. Ia yakni perempuan muslimah yang pertama kali mati syahid alasannya yakni menjaga agama Allah.
Ammar makin tak kuasa menahan perih batin dan fisiknya. Setelah ibunya gugur di tangan Abu Jahal, ia mesti menyaksikan ayahnya dan saudaranya dihujani anak panah sampai syahid. Satu per satu keluarganya gugur di jalan Allah.
Ibunya, ayahnya, dan saudaranya. Ammar menangis sejadi-jadinya. Di tengah kekalutan anggapan dan kegundahan jiwanya, ia pun memperoleh banyak sekali siksaan tak terperi. Sementara itu, kaum musyrikin Quraisy berteriak-teriak di telinganya, "Cepat! Katakanlah, 'Wahai Latta dan Uzza!"
Tak tahan dengan penderitaan itu, Ammar mengalah sehingga berkata, "Wahai Latta dan Uzza!!!" Penyiksaan berhenti. Para penyiksa musyrikin Quraisy merasa puas alasannya yakni jerih payah mereka tidak sia-sia.
"Bagus!" kata mereka dengan gelak tawa yang menyakitkan hati sambil berlalu meninggalkan Ammar yang perih menahan sakit akhir penyiksaan yang diterimanya.
Setelah bencana itu, Ammar mengalami penyesalan yang sungguh mendalam. Seluruh keluarganya syahid alasannya yakni menjaga keyakinannya, tetapi mengapa ia menjadi lemah? Akankah Allah marah kepadanya?
Ia pun mengadukan kekhilafannya terhadap Rasulullah saw. Beliau mengajukan pertanyaan kepadanya, "Bagaimana dengan hatimu?" Ammar menjawab, "Hatiku tetap beriman!"
Rasulullah pun berkata, "Apabila mereka memaksamu kembali untuk menyebutkan nama-nama yang kuasa mereka, lakukanlah!"