Pengertian Tekun dan Ulet dalam Agama Islam
Sunday, September 13, 2015
Edit
Kata tekun dan ulet sudah sangat sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari, misalnya pada kalimat "petani itu sangat tekun dalam bekerja sehingga akhirnya dia sukses" atau "Akbar awalnya adalah seorang pengusaha kecil, tapi berkat keuletannya akhirnya sekarang menjadi salah seorang pengusaha besar di Indonesia". Tapi apa sebenarnya yang dimaksud dengan tekun dan ulet itu? bagaimana pengertian tekun dan ulet dalam sudut pandang agama Islam? Apa keutamaan tekun dan ulet dalam Islam? Bagaimana caranya bersikap tekun dan ulet dalam kehidupan sehari-hari? Mari kita bahasa satu persatu.
Ulet diartikan dengan kuat atau tidak mudah putus asa. Orang yang bersifat ulet berarti tidak mudah menyerah meskipun banyak hambatan yang harus dihadapi. Keyakinan bahwa usaha yang dilakukan akan menuai hasil dan tidak sia-sia, selalu dimiliki oleh orang yang ulet. Penjelasan di atas menunjukkan bahwa antara sifat tekun dan ulet memiliki hubungan yang tidak dapat dipisahkan. Keduanya harus ditunjukkan dengan sikap sungguh-sungguh dan tidak mudah menyerah.
Ketekunan dan keuletan merupakan salah satu syarat yang harus dimiliki oleh seseorang untuk meraih kesuksesan dalam hidup. Jika kerja keras, ketekunan, dan keuletan yang telah kita lakukan, ternyata belum membuahkan hasil yang memuaskan, tetap bersabar. Kita tidak boleh menyerah dan putus asa.
Dalam Al-Qur’an Allah secara tegas membenci orang-orang yang mudah menyerah dan putus asa. Simaklah firman Allah Swt. berikut.
Artinya: . . . . Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah, hanyalah orang-orang yang kafir. (Q.S. Yusuf [12]: 87)
Sikap putus asa dalam menjalankan sesuatu bukan jalan keluar yang baik. Sesungguhnya kesulitan apa pun dapat diselesaikan secara baik, asalkan disertai usaha keras dan ketekunan. Sebuah pepatah Arab mengatakan:
Artinya: Siapa yang berusaha dengan sungguh-sungguh akan mendapatkan hasil.
Berbeda dengan orang yang bersikap putus asa, ia akan menghentikan persoalannya dan tidak terselesaikan. Bahkan, ia dianggap sebagai orang yang tidak yakin pada kekuasaan dan kebesaran Allah sehingga digolongkan sebagai kaum kafir. Contoh perilaku tekun dan ulet dapat ditemukan dalam uraian berikut.
Syuaibah duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama. Ia memiliki kelebihan dalam pelajaran bahasa Indonesia tetapi lemah dalam pelajaran matematika. Syuaibah tidak mau menyerah pada keadaan. Syuaibah belajar dengan sungguh-sungguh dan mengikuti les matematika. Berkat ketekunan dan keuletannya, nilai Syuaibah pada semester ini meningkat.
Dalam lingkungan sekolah, tekun dan ulet dapat dilakukan dengan cara berikut.
Dalam lingkungan masyarakat, tekun dan ulet dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
1. Pengertian dan Contoh Tekun serta Ulet
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia tekun diartikan dengan rajin, keras hati, atau bersungguh-sungguh. Orang yang bersifat tekun ditunjukkan dengan kesungguhan dalam berusaha dan tetap bersemangat dalam menjalankan segala sesuatu. Jika menghadapi rintangan yang menghadang, orang yang tekun dan tidak mudah menyerah.Ulet diartikan dengan kuat atau tidak mudah putus asa. Orang yang bersifat ulet berarti tidak mudah menyerah meskipun banyak hambatan yang harus dihadapi. Keyakinan bahwa usaha yang dilakukan akan menuai hasil dan tidak sia-sia, selalu dimiliki oleh orang yang ulet. Penjelasan di atas menunjukkan bahwa antara sifat tekun dan ulet memiliki hubungan yang tidak dapat dipisahkan. Keduanya harus ditunjukkan dengan sikap sungguh-sungguh dan tidak mudah menyerah.
Ketekunan dan keuletan merupakan salah satu syarat yang harus dimiliki oleh seseorang untuk meraih kesuksesan dalam hidup. Jika kerja keras, ketekunan, dan keuletan yang telah kita lakukan, ternyata belum membuahkan hasil yang memuaskan, tetap bersabar. Kita tidak boleh menyerah dan putus asa.
Dalam Al-Qur’an Allah secara tegas membenci orang-orang yang mudah menyerah dan putus asa. Simaklah firman Allah Swt. berikut.
Artinya: . . . . Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah, hanyalah orang-orang yang kafir. (Q.S. Yusuf [12]: 87)
Sikap putus asa dalam menjalankan sesuatu bukan jalan keluar yang baik. Sesungguhnya kesulitan apa pun dapat diselesaikan secara baik, asalkan disertai usaha keras dan ketekunan. Sebuah pepatah Arab mengatakan:
Artinya: Siapa yang berusaha dengan sungguh-sungguh akan mendapatkan hasil.
Berbeda dengan orang yang bersikap putus asa, ia akan menghentikan persoalannya dan tidak terselesaikan. Bahkan, ia dianggap sebagai orang yang tidak yakin pada kekuasaan dan kebesaran Allah sehingga digolongkan sebagai kaum kafir. Contoh perilaku tekun dan ulet dapat ditemukan dalam uraian berikut.
Syuaibah duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama. Ia memiliki kelebihan dalam pelajaran bahasa Indonesia tetapi lemah dalam pelajaran matematika. Syuaibah tidak mau menyerah pada keadaan. Syuaibah belajar dengan sungguh-sungguh dan mengikuti les matematika. Berkat ketekunan dan keuletannya, nilai Syuaibah pada semester ini meningkat.
2. Keutamaan Tekun dan Ulet
Ketekunan dan keuletan dapat dilakukan dalam berbagai aktivitas, misalnya dalam belajar dan bekerja. Kedua sifat ini juga mengandung keutamaan-keutamaan tertentu, antara lain sebagai berikut.- Menjadi orang yang disukai oleh Allah. Dalam salah satu hadis riwayat Imam Bukhari dan Muslim dijelaskan bahwa amalan yang disukai oleh Allah adalah yang dilakukan secara rajin.
- Memiliki perencanaan yang matang dalam menjalankan sesuatu.
- Pekerjaan menjadi cepat selesai sehingga tidak membuang waktu.
- Bersikap disiplin dalam menyelesaikan sesuatu. Dengan kedisiplinan, orang yang tekun memiliki target dan tujuan dalam menjalankan sesuatu.
- Tidak mudah bergantung pada orang lain. Orang yang tekun dan ulet dapat menyelesaikan urusannya tanpa bergantung kepada orang lain.
- Bersikap optimis dalam menjalani hidup. Orang yang tekun dan ulet memiliki kepercayaan diri dalam menjalankan sesuatu, tidak mudah menyerah. Ketekunan juga merupakan ajaran agama yang sangat penting untuk kita biasakan. Bahkan, dalam beribadah kita juga dianjurkan untuk bersifat sederhana dan tidak berlebihan. Kita tidak dianjurkan untuk berlebihan dalam beribadah sehingga melupakan urusan yang lain. Kita dianjurkan untuk beribadah secara tekun, meskipun berupa amalan yang sederhana.
3. Bersikap Tekun dan Ulet dalam Keseharian
Sikap tekun dan ulet merupakan syarat utama untuk meraih kesuksesan dalam hidup. Sikap tekun dan ulet dalam lingkungan keluarga dapat dilakukan dengan cara berikut.- Menyelesaikan pekerjaan rumah yang menjadi tugas rutin.
- Berusaha menyelesaikan pekerjaan rumah yang menjadi tugasnya sendiri, tanpa tergantung kepada orang lain.
- Menjalankan semua kegiatan di rumah dengan cermat, misalnya dengan membagi waktu untuk belajar, membantu orang tua, dan kegiatan lain.
Dalam lingkungan sekolah, tekun dan ulet dapat dilakukan dengan cara berikut.
- Menjalankan peraturan sekolah dengan tertib.
- Menyelesaikan tugas sekolah dengan sempurna.
- Mendengarkan nasihat dan mematuhi perintah guru.
Dalam lingkungan masyarakat, tekun dan ulet dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
- Turut serta secara aktif dalam kegiatan yang berlangsung di tengah masyarakat.
- Menjaga ketertiban dan ketenangan di lingkungan sekitar.
- Bersikap peduli dan gemar menolong orang lain di lingkungan sekitar.
Sumber : Pendidikan Agama Islam Kelas VII, Husni Thoyar