Film Innocence Of Muslims

FILM INNOCENCE OF MUSLIMS - Berita dan komentar untuk film yang mencibir nabi Muhammad SAW ini sepertinya akan terus bergulir dari banyak sekali media dan blog, serta lembaga dan pastinya facebook. Dari banyak sekali media itulah saya menghimpun beberapa respon atau komentar tentang film innocence of muslims.
 ini sepertinya akan terus bergulir dari banyak sekali media dan blog FILM INNOCENCE OF MUSLIMS
Salah satu Adegan Film Innocence Of Muslims - Film Menghina Nabi Muhammad SAW.
Mengungkap Motif di Balik Film "Innocence of Muslims"

Sampai hari ini, protes umat Islam terhadap film yang melecehkan Nabi Muhammad Saww, "Innocence Of Muslims", masih marak terjadi di banyak sekali Negara, meski tidak meriah menyerupai hari Jumat kemarin.

Melihat serta menyimak isi film karya sutradara anonim Sam Bacile, maka masuk akal kalau umat Islam terpancing emosinya. Tidak saja mem-visualkan sosok Nabi Saww, film ini bahkan dengan beraninya menuduh homoseksual terhadap Nabi Muhammad Saww.

Lalu bagaimana umat Islam mesti merespon film ini?. Perlu diketahui, bahwa sebelum beredarnya film "Innocence Of Muslims", pernah ada film sejenis yang berisi fitnah yang serupa terhadap diri Nabi Saww dan Islam. Namun gaungnya memang tak menyerupai yang terjadi dikala ini.

Medio 2008, politisi Belanda, yang juga ketua Partai Kebebasan (PVV), Greet Wilders, pernah menghasilkan film bertajuk "Fitna", yang juga ditayangkan di situs Youtube. Film yang juga ditayangkan di situs menyebarkan video "Liveleak" dan berdurasi sekitar 16 menit itu menampilkan surat Al-Anfal:60, yang kemudian dianggap oleh Greet Wilders selaku perintah Islam untuk membunuh dan menyebarkan kekerasan.

Kemudian, pada bulan kemudian di tahun 2012, ada video dokumenter bertajuk "Islam: The Untold Story", yang ditulis oleh sejarawan Tom Holland dan rencananya akan ditayangkan di stasiun TV Channel 4. Tom Holland, yang juga membawakan program itu, bahkan menyebut Islam selaku agama buatan.

Menariknya, meski kedua film di atas juga menemukan protes dan kritik keras, tetapi tak hingga mengakibatkan insiden "berdarah" yang mengkonsumsi korban jiwa, menyerupai film "Innocence Of Muslims". Di sini kita berhenti sejenak untuk berpikir, mengapa film "Innocence Of Muslims" hingga mengakibatkan gejolak yang demikian hebatnya, bahkan hingga mengkonsumsi korban jiwa?. Sedangkan pada kedua film di atas tidak?.

Mungkin jawaban, alasannya ditayangkannya sosok Nabi Muhammad Saww sanggup jadi tepat. Namun, jangan pula dilupakan bahwa pada bulan Agustus 2012, di Jerman, pernah diselenggarakan pesta kartun Nabi Muhammad Saww. Kabar tentang hal itu pernah diposting di Kompasiana oleh Kompasianer senior, Kong Ragile (Agil), dan menyerupai diketahui, umat Islam tak beringas, melainkan cuma melayangkan somasi lewat pengadilan Jerman. Hal yang berlainan dalam merespon film "Innocence Of Muslims".

Jelas, ada kebencian tersendiri bagi negara-negara Timteng, yang kebetulan berpenduduk dominan pemeluk Islam, terhadap Amerika Serikat. Film "Innocence Of Muslims" hanya-lah selaku pemantik untuk melampiaskan segala kebencian itu. Di sini-lah AS, selaku Negara, mesti menimbang-nimbang kembali kebijakan politik luar negerinya, yang dipandang sungguh menyudutkan Negara-negara dominan berpenduduk Islam.

Dengan cuma menyampaikan umat Islam tak remaja dan lain sebagainya, tanpa menyaksikan "kepongahan" AS dalam kebijakkannya terhadap Negara-negara Timteng, tentu tak akan melacak akar masalah, yakni mengapa reaksi umat sungguh berlainan untuk kendala film "Innocence Of Muslims" ini. Libya, selaku Negara wilayah jatuhnya korban jiwa, jelas-jelas rakyatnya sudah mengantarkan sinyal "enough" terhadap segala campur tangan Amerika di Negara itu. Dan sebaiknya Amerika menangkap "sinyal" tersebut.

Sementara itu, umat Islam juga mesti sadar motif tersembunyi di balik tujuan pengerjaan film itu. Surat kabar "Wall Street Journal" melaporkan, Rabu (12/09/2012), Bacile menyatakan, lewat sambungan telepon, bahwa tujuan utama film ini merupakan politik. "Ini film politik. Amerika banyak kehilangan duit untuk perang di Irak dan Afghanistan. Kami berjuang lewat ide-ide," kata Bacile.

Pernyataan Bacile, sang sutradara film, "Ini film politik", terperinci menampilkan motif yang sesungguhnya, yakni biar terciptanya "chaos" dan pertentangan horizontal antar umat beragama, bahkan menyeret Amerika. Sam Bacile sungguh memahami bagaimana sosok Nabi Saww di mata muslim. Ia menunggangi "psikologi" umat Islam dengan filmnya untuk memantik emosi umat Islam. Tujuannya jelas, yakni untuk mendeskriditkan umat Islam -khususnya, dan Negara-negara Timteng -umumnya- yang bermayoritas pemeluk Islam.

Di sisnilah umat mesti memahami tujuan mereka sebenarnya, biar tak terseret ke dalam "pusaran" amarah yang justru merugikan umat Islam itu sendiri. Jangan hingga reaksi umat berbuah pembenaran untuk menyerang Negara-negara Islam secara membabi-buta, sekaligus menyudutkan posisi Islam di mata dunia.

Akhirnya, kita memang mesti murka atas film yang amat teramat melecehkan itu. Namun, jangan dilupakan, amarah kita hendaknya ditempatkan pada kotak yang semestinya. Kita jangan terprovokasi. Ingat film itu berencana politik, menyerupai akuan sutradaranya. Kaprikornus film itu tal lebih kolam api kecil yang dilemparkan di tengah-tengah minyak, biar membengkak dan seluruh dunia terkobar, habis dilalap oleh sulutan api amarah.

Jadi, film ini tidak mesti dipandang lewat kacamata Islam vs Kristen, melainkan ada "tangan-tangan" kotor nan jahat yang ingin menghancurkan kekerabatan toleransi yang coba dibangun oleh banyak sekali pemuka kedua agama tersebut

Shallu A’la Nabi Wa Alihi.
Salam berang-berang.
Selamat menikmati hidangan.
--------------------------
Setelah dirilis film Innocence of Muslim, kaum muslimin menjadi geram. Film ini terperinci merendahkan dan menjatuhkan harga diri mereka selaku umat Nabi rahmat, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Fenomena ini berikutnya diperparah dengan insiden pembunuhan Duta Besar AS untuk Libya dan beberapa rekannya.

Ada beberapa catatan penting yang sanggup kami sampaikan dalam merespon fenomena semacam ini:

1. Wajib tidak suka perilaku penghinaan terhadap Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan pelakunya.

Umat Islam sepakat bahwa mencibir Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam merupakan langkah-langkah kekafiran. Bahkan mereka sepakat bahwa pelaku langkah-langkah ini wajib dibunuh, walaupun dia bertaubat, dan bahkan walaupun yang mencibir itu orang kafir.

Dalam Fatwa Islam (no. 22809) dinyatakan:

وهذا الإجماع قد حكاه غير واحد من أهل العلم كالإمام إسحاق بن راهويه وابن المنذر والقاضي عياض والخطابي وغيرهم

Pernyataan sepakat bahwa penghina Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam wajib dibunuh, disampaikan oleh beberapa ulama, diantaranya: Imam Ishaq bin Rahuyah, Ibnul Mundzir, al-Qodhi Iyadh, al-Khithabi dan yang lainnya. (Lihat ash-Sharim al-Maslul, 2:13 – 16)

Dalil dari hadis, dari Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu, ia menceritakan:

أَنَّ يَهُودِيَّةً كَانَتْ تَشْتُمُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَتَقَعُ فِيهِ ، فَخَنَقَهَا رَجُلٌ حَتَّى مَاتَتْ ، فَأَبْطَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَمَهَا

“Ada seorang perempuan Yahudi yang mencela dan mencibir Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian ada salah seorang yang mencekik perempuan itu hingga mati, dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak menuntut darahnya (artinya tidak diqishah).” (HR. Abu Daud no. 4362).



2. Mengingat langkah-langkah ini merupakan bentuk kriminalitas, pihak yang berwenang menampilkan eksekusi merupakan pemerintah, dan bukan semua lapisan masyarakat. Dalam Syaikh Abdurrahman al-Barrak mengatakan:

وإن كان السابّ معاهداً كالنصراني كان ذلك نقضاً لعهده ووجب قتله ، ولكن إنما يتولى ذلك ولي الأمر

“Jika orang yang mencela Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam merupakan orang kafir yang tidak memerangi kaum muslimin, menyerupai orang Nasrani, maka perilaku dia ini mempunyai arti sudah membatalkan kontrak tenang dengannya, sehingga wajib dibunuh. Akan tetapi, yang melakukan hal itu merupakan pemimpin.” (Fatwa Islam, no. 14305)

Lebih dari itu, kaum muslimin berada di negara yang memiliki pemerintahan yang sah. Bertindak sendiri tanpa perintah dari pemerintah, akan mengakibatkan permasalahan baru, yang sanggup jadi justru dirinya disalahkan. Padahal, penyelesaian yang dipersiapkan dalam Islam, merupakan penyelesaian yang tidak mengakibatkan dilema baru.

Kita cuma wajib membantahnya, dan membalas celaannya, menyerupai mendoakan kejelekan untuk pelaku, tanpa mengakibatkan dilema gres bagi umat Islam.

3. Jaminan dari Allah, orang yang mencibir Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam niscaya celaka.

Satu surat paling pendek yang nyaris dihafalkan seluruh kaum muslimin. Itulah surat al-Kautsar. Kita membacanya berulang kali, namun mungkin tanpa perenungan, sehingga acap kali kurang sanggup merasakan.

Di simpulan surat ini Allah memastikan :

إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ

“Sesungguhnya setiap orang yang membencimu, dialah orang yang terputus dari segala bentuk kebaikan.” (QS. al-Kautsar: 3)

Ayat ini, walaupun turun berkenaan dengan orang kafir Quraisy yang mencibir Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, menyerupai Abu Jahal, Abu Lahab, al-Ash bin Wail, Uqbah bin Abi Mu’ith, tetapi hukumnya berlaku umum, bagi setiap insan yang tidak suka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Syaikhul Mufassir (bapak jago tafsir) mengatakan:

إن الله تعالى ذكره أخبره أن مبغض رسول الله صلّى الله عليه وسلم هو الأقل الأذل المنقطع عقبه، فذلك صفة كل من أبغضه من الناس، وإن كانت الآية نزلت في شخص معين

“Sesungguhnya Allah Ta’ala mengabarkan bahwa orang yang tidak suka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dialah orang yang lemah, hina, yang terputus keturunannya. Itu merupakan sifat bagi setiap insan yang tidak suka beliau. Meskipun ayat ini turun berkenan dengan orang tertentu.” (Tafsir at-Thabari, 12:726)

Dan ini menjadi tanda kenabian beliau, walaupun ia sudah meninggal. Seolah sudah menjadi sunatullah, setiap orang yang mencibir Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam niscaya celaka dunia akhirat. Dzat Sang Kuasa, tidak rela di saat utusan-Nya dilecehkan oleh para cecunguk-cecunguk yang suka menggonggong.

Berikut beberapa bukti sejarah:

Pertama, semua orang yang mencibir Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dari golongan kafir Quraisy, mati dalam kondisi mengenaskan. Abu Lahab mati dalam kondisi mengidap penyakit Adasah, badannya mengeluarkan busuk yang sungguh busuk. Sampai tidak ada satupun keluarganya yang mau mendekatinya. Dia dimandikan dengan disiram air dari jauh. Dan di saat dikuburkan, orang-orang melempari tanah dan watu ke lubang kuburnya dari jauh.

Utbah bin Abu Lahab pernah menawan baju Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian meludahi wajah ia yang mulia. Akhirnnya di suatu perjalanan, kepalanya ditubruk singa, padahal dia sudah berlindung di tengah kerumunan rombongannya.

Abu Jahal dipenggal kepalanya oleh Ibnu Masud di kerumunan bangkai orang kafir yang awut-awutan di saat perang badar, sehabis dia dijatuhkan dengan serangan putra Afra dan Muadz bin Amr bin Jauh.

Kisah-kisah lainnya, banyak disebutkan di buku-buku sirah.

Kedua, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengirim surat undangan untuk masuk Islam terhadap dua raja yang menguasai dunia di saat itu. Kaisar (raja Romawi) dan Kisra (raja Persia). Keduanya tidak menemukan undangan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, tetapi dengan perilaku yang berbeda. Raja Romawi menghormati surat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan memuliakan orang yang menenteng surat itu. Balasannya, kerajaannya tetap utuh, hingga era 15, kerajaan Romawi masih ada

Berbeda dengan raja Persia. Dia merobek-robek surat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mencibir Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Hasilnya, kerajaannya runtuh di zaman Umar bin Khattab. Betapa pendek usianya.

Ketiga, dalam banyak kesempatan, di saat kaum muslimin hendak menaklukkan musuhnya, mereka gres berhasil, sehabis ada diantara musuh mereka yang mencibir Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Diceritakan Syaikhul Islam:

وقد كان المسلمون إذا حاصروا أهل حصن واستعصى عليهم ، ثم سمعوهم يقعون في النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ويسبونه ، يستبشرون بقرب الفتح ، ثم ما هو إلا وقت يسير ، ويأتي الله تعالى بالفتح من عنده انتقاماً لرسوله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

“Dulu kaum muslimin, di saat mereka mengepung benteng musuh (ahli kitab) dan berupaya menyerang mereka, kemudian mendengar mereka mencela kehormatan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mencibir beliau, maka kaum muslimin eksklusif bergembira dengan dekatnya kemenangan yang hendak secepatnya datang. Kemudian terjadilah penaklukan cuma dengan masa penantian yang singkat. Allah menampilkan kemenangan, alasannya murka-Nya, membela utusan-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (ash-Sharim al-Maslul, 116).

Allahu a’lam
--------------------------
bismillahirahmanirahim,

sahabatku semua yang dirahmati Allah, sungguh tidak bosan-bosan pihak-pihak yang membeci islam gencar melakukan agresi melcehkan terhadap orang islam, padahal islam itu cinta damai, islam tidak akan bertindak kalau tidak disakiti namun apa yang ditangani orang-orang yang sungguh tidak suka islam, dengan sombongnya mereka hembuskan lewat film “Innocence of Muslim”. film Innocence of Muslims yang dibentuk oleh Sam Bacile warga AS keturunan Yahudi memperoleh reaksi keras dari muslimin di seluruh dunia. Tak terkecuali kaum muslimin di Indonesia.

Setelah beredar luasnya film Innocence of Muslims yang diunggah dalam You Tube selasa 11September 2012, demo anti Amerika kian merebak di jumlah negara Timur-Tengah Asia dan Afrika Utara. Seluruh umat Islam di dunia murka besar atas film sampah tersebut.

kemudian apa yang sanggup ditangani muslim di indonesia ?

“pemerintah Indonesia mesti melayangkan protes keras terhadap pemerintah Amerika yang membiarkan pengerjaan film mencibir Islam tersebut. film tersebut mesti secepatnya ditarik dari peredaran dan secepatnya meminta maaf terhadap 0rang-orang islam diseluruh didunia, Selain itu Umat Islam juga mesti melakukan demonstrasi selaku pembelaan terhadap Islam. bener gak mitra ?

menyerupai yang sudah ditangani warga muslim diseluruh belahan dunia, Demo anti Amerika ini terjadi di India, Banglades, Mesir, Yaman, Sudan, Tunisia, Libya, Irak.Pakistan dan juga Indonesia.Malaysia.Sasaran mereka sudah terperinci kedutaan Besar Amerika Serikat.


kenapa orang -orang seluruh dunia marah? sudah tahukah engkau kawan..!!

jawabnya alasannya film Innocence of Muslim yang dibentuk oleh Sam Bacile, seorang keturunan Yahudi yang tinggal di Amerika Serikat Dalam film tersebut digambarkan bahwa Nabi Muhammad selaku sebagai seorang penipu, laki-laki hidung belang yang lemah dan gemar melakukan pemerkosaan terhadap anak (pedofil).juga sbg orang yang maniak seks, menyebarkan kekerasan yang berdarah-darah. bayangkan kawan. jahat tidak kelakuan mereka? terperinci sungguh jahat, apakah orang islam pernah menghasilkan yang demikian misal merendahkan tuhan mereka maupun dewa-dewa orang selain islam, tentu tidak kan, ?

Sam sukses menghimpun dana lima juta dolar AS untuk pengerjaan “Innocence of Muslims”. Dalam wawancaranya dengan media, Sam menyatakan sengaja menghasilkan film itu. Menurutnya, dengan film ini, kehabisan Islam sanggup diekspos ke seluruh dunia.

bayangkan betapa jahatnya yang menghasilkan film tersebut.

apa pembelaan mereka ?

mereka menyatakan “Kebebasan berbicara, keleluasaan berbicara, ini HAM dan DEMOKRASI”, apa – apa bilang hak asasi insan bebas untuk mengeluarkan usulan dan aspirasi. nah lhoo, bedain tho ya, coba kau bayangkan seandenya orang renta kalian yang baik-baik dituduh orang yang suka main gila, tukang sex dan pembuat onar? apakah kalian tidak akan marah, apakah kalian tidak akan membela orang renta kalian? coba jawab…. Tentu selaku anak yang mengasihi orang tuanya akan marah! begitu pula dengan orang muslim yang mengasihi nabinya, Penghormatan dan kecintaan kami kaum muslimin, terhadap Nabi Muhammad jauh lebih besar dari pada terhadap orangtua sendiri, ya gak kawan?

Ini merupakan penghinaan terhadap Rasulullah Muhammad SAW yang ditangani oleh orang Barat untuk ke sekian kalinya. Penghinaan ini menampilkan kebencian mereka terhadap Nabi Muhammad dan Islam. Selalu saja mereka berdalih, pengerjaan dan pemuatan film yang mencibir itu merupakan pecahan dari keleluasaan berkreasi. Tapi faktanya, ini merupakan keleluasaan untuk melakukan apapun tergolong mendeskreditkan, menghina, dan melecehkan Islam dan Nabi Muhammad SAW.

kemudian apa agresi muslim di seluruh dunia ??
Dikabarkan, Innocence of Muslims merupakan film amatir yang dibentuk oleh ekspatriat koptik Mesir yang menetap di Amerika Serikat. Film tersebut berikutnya diunggah di “youtube” dalam model bahasa Arab yang balasannya menyebabkan kemarahan umat Islam di Libya dan Mesir.
Sekitar 3.000 orang berunjuk rasa di kantor Kedubes AS di Mesir dan menuntut film tersebut ditarik dari peredaran.

menyerupai yang saya kutip di situs voa-islam, Presiden Mesir, Mohamed Mursi, sudah mengecam film yang berjudul Innocence of Muslims tersebut tetapi pada dikala serempak menentang kekerasan. “Kami warga Mesir menolak setiap bentuk serangan atau penghinaan atas nabi kami. Saya mengutuk dan menentang semua orang yang mencibir nabi kami,” tutur Mursi yang sedang berkunjung ke Belgia menyerupai dikutip kantor informasi AFP.

Di Yaman sejumlah polisi berupaya memblok semua jalan masuk jalan menuju kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat di Yaman.petugas kepolisian menyemprotkan gas air mata pada massa yang coba menembus blokade jalan.Bukan itu saja,Pemerintah Amerika Serikat juga sudah mengantarkan pasukan marinirnya guna mempertahankan keselamatan gedung perwakilannya di Yaman.

Di Sudan dan Tunisia terjadi demontrasi besar-besaran sehabis jumatan hari ini.Ribuan massa turun ke jalan memprotes Film yang mencibir Islam dan Nabi Muhammad SAW.Bahkan sasaran mereka bukan cuma tertuju pada kantor perwakilan Amerka saja,tapi juga negara penunjang Amerika,seperti Jerman juga terkena imbasnya menyerupai di Tunisia.

Dijalur Gazza Palestina juga terjadi demo besar-besaran sehabis pelaksanaan shalat Jumat.Massa bergerak mengecam pengerjaan film ini.Dalam demontrasi ini juga massa mengusulkan untuk memboikot produk yang berbau Amerika.

Di Basra Irak Massa juga melakukan demo dengan menyalahkan Amerika membiarkan film ini diunggah ke You Tube hingga beberapa kali.Massa yang berdemo juga juga mengkremasi bendera Amerika dan Israel.

Sementara agresi demonstrasi di Benghazi, Libya sudah menewaskan Duta Besar AS dan tiga stafnya. warga AS yang terlibat dalam proses pengerjaan film tersebut menyodorkan permohonan maaf dan menyatakan tidak membayangkan reaksi yang timbul menyerupai dikala ini.

Film amatir yang menghabiskan dana 5 juta dollar dan didanai lebih dari 100 donatur Yahudi ini sudah memprovokasi umat Islam. Akibatnya Duta Besar Amarika Serikat J.Christoper Stevens tewas di Benghazi, Libya. Demikian pula demonstrasi besar-besaran di sejumlah Kedutaan Besar Amerika di negara-negara Arab dan Afrika

Di Indonesia, sejumlah massa Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) juga berunjuk rasa pada hari Jumat ini didepan gedung kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta.Juru bicara HTI Ismail Yusanto menyampaikan siapapun yang mencibir Nabi Muhammad SAW mesti menemukan hukuman.Dia berharap Pemerintah Amerika Serikat untuk menghukum pembuat film itu. Selain di Indonesia, Afghanistan juga memblokir film itu.

Sejumlah penduduk Malaysia juga turun ke jalan pada hari ini melakukan unjuk rasa memprotes pengerjaan film yang melecehkan agama Islam dan nabi Muhammad SAW.

Tapi apa yang dibilang Hillary Clinton, ia tidak sanggup bertindak apa-apa.Hillary mengatakan” Kami tidak sanggup menghentikan warga negara untuk berpendapat,betapun menjijikkannya usulan itu.Tercermin sekali Amerika sungguh melindungi warganya,

Lalu apa yang sanggup kita jalankan ?

Seorang muslim di eropa, Abu Tawfeeq yang kiranya perlu kita cermati.
“Hendaknya kaum muslimin bersikap bijak dalam menghadapi penyiaran film-film menyerupai ini. Jangan hingga mereka terpancing untuk melakukan agresi anarki, yang mungkin justru ini yang dikehendaki oleh para provokator tersebut. Seperti yang terjadi di Libya atau Mesir. Jangan-jangan agresi kekerasan, penyerangan terhadap kedutaan besar Amerika sanggup dijadikan justifikasi, misalnya untuk melakukan penyerangan ke negeri-negeri kaum muslimin untuk kemudian mereka kuasai, menyerupai Afghanistan dan Irak.”

Sahabatku yang dirahmati Allah,

Saat Rosulullah dihina, selaku warga muslim yang beriman terhadap Allah dan rosulullnya minimal mesti murka dan tunjukkan kemarahan tersebut hingga penghinaan penghinaan tersebut,

Allah begitu memulyakan Nabi Muhammad, Allah larang nabi kita dihina, nag sebga seorang muslim kita mesti mengikuti apa yang Allah perintahkan ya kan mitra ?

Tapi remaja ini banyak orang berlindung atas nama HAM dan Demokrasi untuk mencibir agama, katanya fredoom of speech, kemudian bagaimana dengan orang muslim yang diem saja nabinya dihina ?

Itu yang harzus ditanyakan, imannya diletakkan dimana? Serendah-rendahnya iman ya gitu diem dari penghinaan terhadap islam.

Sahabatku, ketahuilah, Rosulullah tidak murka di saat dihina orang kafir, namun para teman dekat sungguh murka besar, bahkan akan memenggal siapa pun yang berani mencibir nabi, itulah para sahabat, nah kita apa ?

Ustad felix siaw dalam akun twiternya menampilkan tanggapan. Rasul nggak akan murka kalo dirinya dihina | namun shahabat? murka besar | dan Rasul diamkan itu, artinya membela Nabi itu merupakan perbuatan terpuji. zaman dulu, pas Islam masih ada Khilafah, masih ada kekuatan | nggak kebayang orang kafir untuk insult Islam, masih inget dikala inggris mau sandiwara ttg Nabi di panggung | Khalifah bilang “kalo masih berani, besok kami serang” | nggak jadi tuh
phillip k. hitti dalam ‘history of arabs’ nulis | “saat itu satu telunjuk khalifah sanggup menggerakkan jihad seantero dunia Islam”, ulama2 fiqh terperinci ngasi aturan terhadap yg mencibir Nabi | suruh mereka berhenti, kalo nggak maka patut disukabumi-kan, atau balikpapan-kan
bukan kasar, bukan kejam | namun memang orang kafir itu suka sengaja bikin ribut | kita adem2 aja, eh dia malah nyolot. ummat Muslim nggak pernah minta dilema | namun nggak boleh lari kalo ada dilema | lo jual gue borong kt bang ben.


jadi perilaku minimal merupakan murka atas penghinaan thd Nabi | kemudian suarakan itu hingga berhenti penghinaan thd Nabi. namun murka tentu bukan dengan caci maki, terlebih bales hina Nabi agama lain | ada murka yg elegan, ada cara yang disyariatkan. namun kalo sampe santai-santai aja Muslim yg tau Nabinya dihina? | kita doakan aja deh biar kembali ke jalan lurus..
“marah elegan” itu adl murka tanpa balas mencaci, mendidik biar dia berhenti menghina, dan ingatkan konsekuensi kl mereka nggak berhenti, “marah elegan” itu ingatkan santun | di dalam Islam ada eksekusi mati, bagi yg mencibir Nabi dan nggak berhenti dikala sudah dinasihati
pengalihan isu: “terus pemboman dubes AS gara2 penghinaan nabi? bakar bendera? bener tuh?” | eh, itu nggak kan terjadi kl gak ada penghinaan, banyak orang diskusikan wacana AKIBAT dilema penghinaan terhadap Nabi | namun abai terhadap PENYEBAB masalahnya adl penghinaan itu sendiri
ya kalo nggak mau ada Muslim yg murka | jangan hina Nabi mereka, jangan publikasikan, mudah banget kan?
you mention about the killing, flag burning and bombing | but you forgot who started it in the first place
kalo kita nggak baiklah demokrasi, eksklusif dicap teroris | mereka hina Nabi, argumentasi “ini HAM dan demokrasi” | pinter banget berkilahnya…

Sahabatku, coba bayangkan kalau orang yang kau sayangi dihina, dilecehkan, apakah kau akan diem saja ? coba jawab..

Film ini memancing konspirasi untuk reaksi kekerasaan yang sanggup dipakai selaku bukti bahwa ‘dunia Islam’ tidak berperadaban. Jahat kan mereka, sehabis itu mereka anggap islam radikalisme, teroris dan sebagainya..



seluruh umat Islam mesti bergotong-royong dalam membela kehormatan Nabi Muhammad dan menolak dengan keras setiap paham atau keyakinan yang tidak Islami menyerupai keyakinan wacana HAM, sekularisme, bener gak mitra ?

“Sebenarnya islam tidak pernah mencari musuh, namun islam tidak akan diem saja kalau disakiti musuh”

Semoga bermanfaat.
--------------------------
Innocence of Muslims vs ‘Innocence’ of Zionist
Oleh: Dina Y. Sulaeman*

Ada banyak analisis yang sanggup ditulis terkait agresi modern kelompok Islamophobi yang menghasilkan film nista berjudul Innocence Muslim. Saya ingin membahasnya dari segi ini: “siapa yang memulainya pertama?”

Banyak yang mengecam agresi kekerasan di Libya. Sebagian orang Islam sendiri eksklusif ‘setuju’ dengan gambaran yang disebarluaskan oleh media Barat: bahwa agresi pembunuhan terhadap para diplomat AS di Libya merupakan ‘balas dendam’ atas pengerjaan film Innocence of Muslims. Lalu lagi-lagi, muslim disalahkan dan dicitrakan selaku penganut agama kekerasan. Sebagian muslim pun malah saling menasehati, “Marah boleh, namun jangan membunuh dong!” atau, “Rasulullah saja kalau masih hidup niscaya akan memaafkan; ia tidak akan baiklah kalau kita berbuat biadab.” Pertanyaannya, siapa ‘kita’ yang dimaksud? Siapa yang membunuh Dubes AS?


Bila dirunut lagi, agresi penyerangan itu diawali dengan munculnya massa ke gedung konsulat AS di kota Benghazi. Mereka melakukan demo menyuarakan protes mereka atas pengerjaan film yang mencibir Nabi Muhammad. Lalu, tiba-tiba sekitar 20 militan tiba dengan menenteng RPG7 dan membardir gedung konsulat sehingga menewaskan Dubes AS beserta 3 stafnya. Penyerangan menyerupai ini terperinci membutuhkan persiapan. Ini bukanlah proses ‘alami’ : ada demo, kemudian suasana memanas, dan terjadilah agresi anarkhi. Bahkan sumber dari AS sendiri menyatakan bahwa penyerangan itu terlihat sudah dijadwalkan dan menjadi agresi demo selaku pengalihan perhatian (CNN 13/9).

Lalu, siapa militan yang menenteng RPG7 itu? Memang belum sanggup dipastikan. Tapi, Clinton sendiri sudah menyatakan, “Mereka merupakan kelompok kecil yang bengis, bukan rakyat atau pemerintah Libya.” Dan kalau dilihat dari ‘sejarah’-nya, Konsulat AS di Benghazi sebelumnya (7 Juni 2012) juga pernah dibom oleh teroris yang memiliki link dengan Al Qaida, yakni kelompok Omar Abdul Rahman. Para pengebom meninggalkan leaflet yang berisi pernyataan bahwa serangan itu selaku jawaban atas tewasnya salah satu pimpinan mereka, Abu Yahya al Libi. Mereka juga prospektif akan melakukan serangan lagi terhadap AS. Tidak ada korban tewas dalam agresi terorisme bulan Juni itu.

Di satu sisi, kenyataan ini terasa ironis. AS sudah memimpin perang melawan terorisme di Afghanistan dan Irak, dengan alasan mengejar Al Qaida dan Usama bin Laden. Tapi di Suriah, AS justru melakukan pekerjaan sama dengan Al Qaida untuk menggulingkan Assad. Bahkan lebih ironis lagi, Al Qaida diresmikan dan didanai oleh AS (ini bukan teori konspirasi, Hillary Clinton sendiri sudah terang-terangan mengakuinya, rekamannya sanggup ditemukan di youtube).

Atas dasar uraian di atas, saya beropini agresi kekerasan di Libya perlu dipisahkan dari agresi protes di banyak sekali negara muslim. Aksi demo di depan kedutaan besar AS di banyak sekali negara muslim hendaknya dilihat selaku bentuk kecintaan umat Islam terhadap Nabi mereka. Dan itu merupakan hak mereka, yang disokong oleh resolusi PBB. Penghinaan terhadap agama tidak sanggup lagi berlindung di balik ‘kebebasan bereskpresi.” PBB pada tahun 2009 sudah mengesahkan resolusi yang menyatakan bahwa segala bentuk penghinaan terhadap agama merupakan pelanggaran HAM. Sebelumnya, pada tahun 2005 PBB juga mengesahkan resolusi yang pada pada dasarnya ‘pembelaan’ terhadap Holocaust dan pelarangan segala bentuk penyangkalan dan penghinaan terhadap sejarah Holocaust. Namun, ada satu poin dalam resolusi itu yang sanggup diaplikasikan secara umum, “Mengutuk tanpa kecuali segala bentuk manifestasi intoleransi agama, penghasutan, penghinaan, atau kekerasan terhadap orang-orang atau komunitas menurut etnik atau keyakinan agama dimanapun terjadi.”

Mari kita kembali terhadap pertanyaan pertama: siapa yang mengawali semua ini? Mengapa muslim disalahkan kalau menyuarakan protes atas penghinaan agama, sementara pihak yang pertama menghasilkan ‘gara-gara’ (yaitu si pembuat film) ditempatkan selaku korban (sehingga mesti dilindungi)? Bukankah secara internasional (melalui resolusi PBB) juga diakui kesalahan si penghina?

Presiden Obama dan Menlu Clinton sudah mengeluarkan pernyataan resmi mengutuk penyerangan di Benghazi dan menyatakan “Make no mistake, justice will be done.” Tapi, masalahnya, keadilan yang dimaksud Obama hanyalah keadilan untuk teroris di Libya. Dengan secepatnya mereka mengantarkan dua kapal perang ke Libya untuk menyidik kendala ini. Tentu saja, kita pun selaku muslim sebaiknya juga mengutuk insiden pembunuhan yang ditangani oleh teroris itu.

Namun, ada yang lupa untuk dikutuk oleh Obama dan Clinton: yang pertama menghasilkan masalah, yakni si pembuat film itu. Sebagai pemimpin negara, mereka sebaiknya menegakkan keadilan dari segi pelanggaran HAM yang ditangani si pembuat film. Seharusnya, mereka mengambil langkah aturan untuk melarang segala bentuk agresi penghinaan agama di negara mereka. Dogma keleluasaan berekspresi tidak sanggup dipakai untuk isu-isu agama. Bukankah Holocaust pun sedemikian mereka lindungi dan dihentikan ada yang menyangkalnya, terlebih menghinanya? Dogma ‘kebebasan berekspresi’ memang terlihat munafik dikala dihadapkan pada Holocaust. Ketika dunia muslim murka jawaban pengerjaan kartun Nabi Muhammad di Denmark, Barat melindungi para ‘seniman’ itu atas nama keleluasaan berekspresi. Lalu, dikala koran Hamshahri (Iran) melakukan agresi jawaban dengan menghasilkan Lomba Melukis Karikatur Holocaust, mereka (termasuk Sekjen PBB Kofi Annan) serempak mengecamnya.

Kejadian pembantaian kaum Yahudi oleh NAZI Jerman ini dianggap insiden suci yang dihentikan dipertanyakan. Sejarawan Roger Garaudy pernah dijatuhi eksekusi denda $40.000 pada tahun 1998 alasannya menulis buku berjudul ‘Mitos dan Politik Israel’ yang isinya mempertanyakan kebenaran Holocaust. Sejarawan-sejarawan lainnya, yang diistilahkan selaku ‘revisionis’, juga mengalami intimidasi (dan sebagiannya dijatuhi hukuman) alasannya mempelajari ulang sejarah Holocaust. Padahal yang ditangani oleh sejarawan itu merupakan kesibukan akademis, bukan ‘penghinaan’. Misalnya, Frederic Toben dalam makalahnya menulis hitung-hitungan jumlah korban Holocaust. Berdasarkan data persidangan, pembakaran mayit orang Yahudi di kamp Auschwitz tidak ditangani terus-menerus. Setiap 8-10 jam, panggangan pembakaran mesti dimatikan. Bila diasumsikan dalam sehari panggangan melakukan pekerjaan 9 jam dan satu panggangan cuma sanggup mengkremasi 3 mayat, mempunyai arti dalam sehari ada 27 mayit yang dibakar. Dan kalau dijumlahkan keseluruhannya, total angka yang keluar adalah, ada sekitar 480 ribu mayit yang dibakar di Auschwitz. Tetapi, anehnya, data yang dianggap valid dan dihentikan diusik gugat adalah: ada 4 juta Yahudi yang dibunuh Nazi di Auschwitz.

Holocaust, bagi Barat merupakan insiden ‘innocence’ [suci, murni] yang tak boleh disangkal, terlebih dihina. Mereka menerapkan hukuman aturan untuk para penyangkal Holocaust. Tapi, Nabi Muhammad yang sungguh diagungkan dan disucikan umat Islam, dianggap sah untuk dihina dan tidak ada hukuman aturan untuk para pelakunya. Sungguh suatu kemunafikan. Padahal, pemberhalaan Holocaust sudah menghadirkan kejadian kemanusiaan yang sungguh besar: penjajahan Palestina, dialokasikannya budget dalam jumlah banyak oleh negara-negara Barat untuk mendukung Israel, serta banyak sekali pertempuran di negara-negara muslim yang diarsiteki oleh Zionis. Ini bukan teori konspirasi. Profesor Hubungan Internasional dari Chicago University, John Mearsheimer, pernah menulis makalah wacana para lobbyist Israel yang menjadi dalang dari banyak sekali kebijakan mancanegara AS yang mendukung Israel; alih-alih memperjuangkan kepentingan rakyat AS sendiri. Tentu saja, Mearsheimer menemukan intimidasi luar biasa gara-gara keberaniannya menulis makalah itu. Bahkan keleluasaan akademis pun tak dijunjung kalau menggugat ‘kesucian’ kaum Zionis Israel.

Terakhir, selaku instrospeksi buat kita, kaum muslimin, saya ingin mengutip komentar seorang non-muslim di AS di suatu situs, “Yang menghasilkan saya heran adalah, ingatkah Anda insiden serdadu AS membunuh lebih dari selusin orang Afghanistan, tergolong anak-anak? Saat itu sama sekali tidak ada agresi protes, terlebih hingga menyerupai di Libya. Tapi, seandainya ada yang berani mengkremasi Quran, itu artinya perang!”

Ya, kita memang wajib mengasihi Rasulullah dan Al Quran. Saat keduanya dihina, kita mesti menampilkan perilaku protes. Tapi yang lebih esensial lagi tentunya, menampilkan kecintaan itu bukan pada dikala dihina saja, melainkan setiap saat. Apalagi, penghinaan terhadap Rasulullah dan Al Alquran pada hakikatnya terjadi setiap saat, dalam bentuk penjajahan di negara-negara muslim, baik itu penjajahan fisik (pendudukan militer dan pembunuhan rakyat sipil oleh serdadu Barat) maupun penjajahan ekonomi. Mari tunjukkan rasa cinta itu dengan melakukan perlawanan terhadap kezaliman. Misalnya, boikot produk Zionis, rezim yang menjadi sumber segala kezaliman di tampang bumi. Atau, menolak diadu domba atas nama mazhab. Ingatlah bahwa setiap kali kaum muslim bertikai, yang tertawa dan diuntungkan justru musuh-musuh Islam. Bayangkan betapa sedihnya Rasulullah menyaksikan umatnya saling memfitnah dan bahkan membunuh, padahal sama-sama mengaku mengasihi Rasulullah.

*magister Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran, research associate Global Future Institute
--------------------------
Sumber2:
http://dinasulaeman.wordpress.com/2012/09/15/innocence-of-muslims-vs-innocence-of-zionist/
http://temonsoejadi.wordpress.com/2012/09/15/film-innocence-of-muslim-jelas-penghinaan-terhadap-islam/
http://sosbud.kompasiana.com/2012/09/15/mengungkap-motif-di-balik-film-innocence-of-muslims/
www.KonsultasiSyariah.com

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel