Tata Cara Makan Menurut Islam
Sunday, August 30, 2015
Edit
Hai Sobat Cerita contoh muslim pada Kesempat Kali ini kita akan membahas perihal Tata Cara Makan Menurut Islam Mungkin Sobat tidak Asing Lagi Mengenai Cara Makan, Namun Jika Menurut Islam Atau Tata Cara Makan Yang Diajarkan Rasulullah
SAW. Sobat Pasti Masih Bertanya-tanya dalam Hati Sobat Bagaimana Sih Cara Makan Yang baik menurut Islam, Ataukah bagaiman Cara Rasul makan ?? Nah, Pada Kesempatan Kali Ini Kita Akan Mengupasnya Lebih Dalam Semua yang mungkin Belum Kita pahami Bersama.
Sebenarnya Islam sudah tiba selaku Agama yang sempurna, yang tidak saja menertibkan metode beribadah terhadap Allah (hubungan dengan Sang Pencipta), tetapi juga menertibkan hubungan dengan sesama, makhluk hidup lain, lingkungan, maupun hubungan terhadap diri sendiri.
Salah satu hukum dalam Islam yang berkenaan dengan hubungan terhadap diri sendiri yakni adab/ Tata cara makan.
Islam tidak menilai kendala makan cuma sekedar kendala dunia, tetapi juga ada kaitannya dengan ibadah.
Hal ini tergantung pada niat insan itu sendiri terhadap apa yang dilakukannya.
Rasulullah SAW adalah suri tauladan umat dalam aneka macam faktor kehidupan. Dalam hal kesehatan, ajaran-ajaran dia sudah banyak dibuktikan oleh penelitian-penelitian terbaru akan kebenaran keuntungannya yang besar apa yang Telah diajarkan Rasulullah SAW.
Salah satu pedoman dia yakni adab-adab makan yang menjinjing kesehatan dan keberkahan sepanjang zaman.
Agar kita tetap bisa mempertahankan adab dengan meneladani Rasul dalam urusan makan dan minum sekaligus mendapat pahalanya, berikut diuraikan metode dan budaya yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, yakni selaku berikut:
1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan.
Rasulullah SAW bersabda :
“Barang siapa yang tertidur sedang di kedua tangannya terdapat bekas gajih/lemak (karena tidak dicuci) dan di saat bangkit pagi ia menderita suatu penyakit, maka hendaklah dia tidak menyalahkan kecuali dirinya sendiri.”
2. Tidak mencela kuliner yang tidak disukai.
Abu Hurairah ra. berkata : “Rasulullah SAW tidak pernah sedikit pun mencela makanan. Bila dia berselera, dia memakannya. Dan jikalau dia tidak menyukainya, maka dia meninggalkannya.” (HR. Bukhari Muslim)
Dari Jabir ra. bahwa Rasulullah SAW pernah berkata terhadap keluarganya (istrinya) ihwal lauk pauk. Mereka menjawab : “Kami cuma punya cuka”. Lalu dia memintanya dan makan dengannya, seraya bersabda : “Sebaik-baik lauk pauk merupakan cuka (al-khall), sebaik-baik lauk pauk yakni (yang mengandung) cuka.” (HR. Muslim)
Penelitian Dr. Masaru Emoto dari Jepang dalam bukunya ’The True Power of Water’ mendapatkan bahwa unsur air ternyata hidup. Air bisa menyikapi stimulus dari insan berupa lisan maupun tulisan.
Ketika diucapkan kalimat yang bagus atau ditempelkan goresan pena dengan kalimat positif, maka air tersebut akan membentuk struktur kristal yang indah dan bisa memiliki daya sembuh untuk aneka macam penyakit.
Sebaliknya, jikalau diucapkan maupun ditempelkan kalimat umpatan, celaan atau kalimat negatif lainnya, maka air tersebut akan membentuk struktur kristal yang jelek dan bisa besar lengan berkuasa negatif terhadap kesehatan.
3. Diniatkan untuk beribadah terhadap Allah SWT.
yakni dengan makan diperlukan keperluan biologis akan kuliner terpenuhi, yang nantinya akan dimasak oleh badan menjadi energi, dan dengan energi badan yang dihasilkan dari kuliner dan minuman tersebut kita pakai untuk beribadah terhadap Allah SWT.
Dengan niat ibadah itu memiliki arti kita bisa meminimalkan semangat nafsu kebinatangan dan menjinjing pada perilaku totalitas kerelaan terhadap rezeki yang diberikan Allah terhadap kita (qana’ah). Hal ini sesuai dengan hadist Nabi saw.
“Sesungguhnya amal-amal perbuatan itu bergantung pada niatnya, dan bagi setip orang yakni apa yang diniatkannya”. (HR. Bukhori).
4. Membaca Basmalah dan Hamdalah.
Memulainya dengan membaca “basmalah” serta doa. Hal ini merupakan manifestasi ibadah dalam bentuk yang paling minimal.
Sebab bila tidak menyebut nama Allah, setan pasti akan turut makan bersamanya, dan dengan demikian hilanglah nilai ibadahnya.
Lantas apa bedanya dengan orang kafir? Dalam suatu hadis Nabi disebutkan:
Dan dari Jabir berkata: saya sudah mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Apabila seseorang masuk dalam rumahnya dengan mengucapkan “bismillah” di saat masuk dan di saat hendak makan, maka setan berkata terhadap temannya: ‘tiada daerah tinggal dan tiada cuilan kuliner bagimu disini’. Sedangkan bila orang itu masuk tanpa menyebut nama Allah, maka setan akan berkata:’Kamu sanggup bermalamdi rumah ini’. Kemudian jikalau waktu makan tidak menyebut nama Allah, setanpun berkata: ‘kamu sanggup menginap dan makan disini’.” (HR.Muslim).
Rasulullah SAW bersabda : “Jika seseorang di antara kau hendak makan, maka sebutlah nama Allah SWT. Dan jikalau ia lupa menyebut nama-Nya pada awalnya, maka bacalah, ’Bismillahi awwalahu wa akhirahu’ (Dengan menyebut nama Allah SWT pada mulanya dan pada akhirnya).”(HR. Abu Dawud)
Jika lupa di permulaan makan, maka ucapkanlah secepatnya dikala teringat.
Rasulullah SAW sudah bersabda, sebagaimana yang diriwayatkan dari Aisyah r.a, selaku berikut: “Bila salah seorang diantara kau hendak makan maka ucapkanlah “bismillah”, tetapi bila ia lupa di awalnya, maka ucapkanlah ‘bismillahi awwaluhu wa akhiruhu’(dengan nama Allah dari mula sampai akhir). (HR. Turmidzi)
Dalam riwayat lain, disebutkan bahwa suatu di saat Rasulullah SAW tersenyum, dia menerangkan di saat seorang Muslim tidak membaca Basmalah sebelum makan, maka syaitan akan ikut makan dengannya. Namun, di saat Muslim tersebut teringat dan menyebut nama Allah SWT, maka syaitan pun eksklusif memuntahkan kuliner yang sudah dimakannya.
Rasulullah SAW juga bersabda : “Sesungguhnya Allah SWT meridhai seorang hamba yang di saat makan suatu kuliner kemudian dia mengucapkan Alhamdulillah. Dan apabila dia minum suatu minuman maka dia pun mengucapkan Alhamdulillah.” (HR. Muslim, Ahmad dan Tirmidzi)
5. Makan dengan tangan kanan.
Rasulullah shollallohu ‘alayhi wa ‘alaa aalihi wa sallam bersabda,“Wahai anakku, sebutlah nama Allah, makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah kuliner yang berada di dekatmu.” (HR Bukhari no. 5376 dan Muslim 2022).
Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah kalian makan dengan tangan kiri alasannya yakni syaitan itu juga makan dengan tangan kiri.” (HR Muslim no. 2019)
Dari Umar radhiyallahu ‘anhu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika salah seorang diantara kalian hendak makan maka hendaknya makan dengan menggunakan tangan kanan, dan apabila hendak minum maka hendaknya minum juga dengan tangan kanan. Sesungguhnya syaitan itu makan dengan tangan kiri dan juga minum dengan menggunakan tangan kirinya.” (HR Muslim no. 2020)
Imam Ibnul Jauzi mengatakan, “karena tangan kiri digunakan untuk cebok dan memegang hal-hal yang najis dan ajudan untuk makan, maka tidak senonoh salah satu tangan tersebut digunakan untuk melakukan pekerjaan tangan yang lain.” (Kasyful Musykil, hal 2/594).
6. Memakan kuliner yang terdekat dahulu.
Umar bin Abi Salamah ra. bercerita : “Saat saya belia, saya pernah berada di kamar Rasulullah SAW dan kedua tanganku kadang-kadang mengacak-acak piring-piring. Rasulullah SAW bersabda kepadaku, ’Nak, bacalah Bismillah, makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah dari kuliner baik yang terdekat.” (HR. Bukhari)
Dalam hadis lain juga dikatakan, “Sesungguhnya tergolong pemborosan (perbuatan yang berlebihan dan dimurkai Allah) bila kau makan apa saja yang kau (bernafsu) ingin memakannya”. (HR. Ibnu Majah)
7. Tenang, perlahan dan tidak terburu buru.
Janganbersikap rakus sehingga terlihat verbal sarat dengan suapan, dan jangan meniup-niup kuliner atau minuman yang menyampaikan perilaku tidak sabar.
Dari Ibnu Abas RA berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Janganlah kalian minum dengan sekali tegukan seumpama minumnya unta, tetapi minumlah dengan dua atau tiga kali tegukan. Ucapkanlah ‘bismillah’ jikalau kalian minum dan ‘alhamdulillah’ jikalau kalian selesai minum”. (HR. Turmidzi).
Dalam hadis lain disebutkan: “Dari Abi Qatadah RA, bekerjsama Nabi SAW sudah melarang bernafas dalam air minumannya “.(HR.Muttafaqun ALaihi)
8. Makan di saat lapar dan berhenti sebelum kenyang.
Dari Mikdam bin Ma’dikarib ra. menyatakan pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda : “Tiada menyanggupi anak Adam suatu daerah yang lebih jelek ketimbang perutnya. Cukuplah untuk anak Adam itu beberapa suap yang sanggup menegakkan tulang punggungnya. Jika tidak ada cara lain, maka sepertiga (dari perutnya) untuk makanannya, sepertiga lagi untuk minuman dan sepertiganya lagi untuk bernafas.” (HR. Tirmidzi dan Hakim)
9. Mengambil kuliner dan minuman secukupnya.
sehingga bisa dihabiskan tanpa sisa. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw.Artinya :
Dari Jabir katanya, Rosululloh saw. memerintahkan membersihkan sisa kuliner yang di samping piring maupun yang di jari, seraya bersabda : “Sesungguhnya kalian tidak mengenali dibagian manakah makananmu yang mengandung berkah”. (HR. Muslim).
10. Makan Sambil duduk, dan tidak berdiri.
Hal ini seiring dengan hadis Nabi: Dari Qatadah, dari Anas dari Rasulullah SAW, bahwa bekerjsama Nabi SAW sudah melarang orang minum sambil berdiri”. Lalu Qatadah mengajukan pertanyaan terhadap Anas: Kalau makan bagaimana? Ia pun menjawab: “Hal itu (makan dengan cara berdiri) lebih bacin dan jahat”. (HR. Ahmad, Muslim dan Turmidzi)
Oke, Sobat Cerita contoh muslim udah jelaskan perihal Tata Cara Makan Menururut Islam, Tinggal Bagaimana Kita Menerapkan dalam Kehidupan kita.
Sekian Dulu Yah, Pembahasan Kali ini Kita akan berjumpa pada potensi yang lain Nanti Isnya Allah.
SAW. Sobat Pasti Masih Bertanya-tanya dalam Hati Sobat Bagaimana Sih Cara Makan Yang baik menurut Islam, Ataukah bagaiman Cara Rasul makan ?? Nah, Pada Kesempatan Kali Ini Kita Akan Mengupasnya Lebih Dalam Semua yang mungkin Belum Kita pahami Bersama.
Sebenarnya Islam sudah tiba selaku Agama yang sempurna, yang tidak saja menertibkan metode beribadah terhadap Allah (hubungan dengan Sang Pencipta), tetapi juga menertibkan hubungan dengan sesama, makhluk hidup lain, lingkungan, maupun hubungan terhadap diri sendiri.
Salah satu hukum dalam Islam yang berkenaan dengan hubungan terhadap diri sendiri yakni adab/ Tata cara makan.
Islam tidak menilai kendala makan cuma sekedar kendala dunia, tetapi juga ada kaitannya dengan ibadah.
Hal ini tergantung pada niat insan itu sendiri terhadap apa yang dilakukannya.
Rasulullah SAW adalah suri tauladan umat dalam aneka macam faktor kehidupan. Dalam hal kesehatan, ajaran-ajaran dia sudah banyak dibuktikan oleh penelitian-penelitian terbaru akan kebenaran keuntungannya yang besar apa yang Telah diajarkan Rasulullah SAW.
Salah satu pedoman dia yakni adab-adab makan yang menjinjing kesehatan dan keberkahan sepanjang zaman.
Agar kita tetap bisa mempertahankan adab dengan meneladani Rasul dalam urusan makan dan minum sekaligus mendapat pahalanya, berikut diuraikan metode dan budaya yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, yakni selaku berikut:
1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan.
Rasulullah SAW bersabda :
“Barang siapa yang tertidur sedang di kedua tangannya terdapat bekas gajih/lemak (karena tidak dicuci) dan di saat bangkit pagi ia menderita suatu penyakit, maka hendaklah dia tidak menyalahkan kecuali dirinya sendiri.”
2. Tidak mencela kuliner yang tidak disukai.
Abu Hurairah ra. berkata : “Rasulullah SAW tidak pernah sedikit pun mencela makanan. Bila dia berselera, dia memakannya. Dan jikalau dia tidak menyukainya, maka dia meninggalkannya.” (HR. Bukhari Muslim)
Dari Jabir ra. bahwa Rasulullah SAW pernah berkata terhadap keluarganya (istrinya) ihwal lauk pauk. Mereka menjawab : “Kami cuma punya cuka”. Lalu dia memintanya dan makan dengannya, seraya bersabda : “Sebaik-baik lauk pauk merupakan cuka (al-khall), sebaik-baik lauk pauk yakni (yang mengandung) cuka.” (HR. Muslim)
Penelitian Dr. Masaru Emoto dari Jepang dalam bukunya ’The True Power of Water’ mendapatkan bahwa unsur air ternyata hidup. Air bisa menyikapi stimulus dari insan berupa lisan maupun tulisan.
Ketika diucapkan kalimat yang bagus atau ditempelkan goresan pena dengan kalimat positif, maka air tersebut akan membentuk struktur kristal yang indah dan bisa memiliki daya sembuh untuk aneka macam penyakit.
Sebaliknya, jikalau diucapkan maupun ditempelkan kalimat umpatan, celaan atau kalimat negatif lainnya, maka air tersebut akan membentuk struktur kristal yang jelek dan bisa besar lengan berkuasa negatif terhadap kesehatan.
3. Diniatkan untuk beribadah terhadap Allah SWT.
yakni dengan makan diperlukan keperluan biologis akan kuliner terpenuhi, yang nantinya akan dimasak oleh badan menjadi energi, dan dengan energi badan yang dihasilkan dari kuliner dan minuman tersebut kita pakai untuk beribadah terhadap Allah SWT.
Dengan niat ibadah itu memiliki arti kita bisa meminimalkan semangat nafsu kebinatangan dan menjinjing pada perilaku totalitas kerelaan terhadap rezeki yang diberikan Allah terhadap kita (qana’ah). Hal ini sesuai dengan hadist Nabi saw.
“Sesungguhnya amal-amal perbuatan itu bergantung pada niatnya, dan bagi setip orang yakni apa yang diniatkannya”. (HR. Bukhori).
4. Membaca Basmalah dan Hamdalah.
Memulainya dengan membaca “basmalah” serta doa. Hal ini merupakan manifestasi ibadah dalam bentuk yang paling minimal.
Sebab bila tidak menyebut nama Allah, setan pasti akan turut makan bersamanya, dan dengan demikian hilanglah nilai ibadahnya.
Lantas apa bedanya dengan orang kafir? Dalam suatu hadis Nabi disebutkan:
Dan dari Jabir berkata: saya sudah mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Apabila seseorang masuk dalam rumahnya dengan mengucapkan “bismillah” di saat masuk dan di saat hendak makan, maka setan berkata terhadap temannya: ‘tiada daerah tinggal dan tiada cuilan kuliner bagimu disini’. Sedangkan bila orang itu masuk tanpa menyebut nama Allah, maka setan akan berkata:’Kamu sanggup bermalamdi rumah ini’. Kemudian jikalau waktu makan tidak menyebut nama Allah, setanpun berkata: ‘kamu sanggup menginap dan makan disini’.” (HR.Muslim).
Rasulullah SAW bersabda : “Jika seseorang di antara kau hendak makan, maka sebutlah nama Allah SWT. Dan jikalau ia lupa menyebut nama-Nya pada awalnya, maka bacalah, ’Bismillahi awwalahu wa akhirahu’ (Dengan menyebut nama Allah SWT pada mulanya dan pada akhirnya).”(HR. Abu Dawud)
Jika lupa di permulaan makan, maka ucapkanlah secepatnya dikala teringat.
Rasulullah SAW sudah bersabda, sebagaimana yang diriwayatkan dari Aisyah r.a, selaku berikut: “Bila salah seorang diantara kau hendak makan maka ucapkanlah “bismillah”, tetapi bila ia lupa di awalnya, maka ucapkanlah ‘bismillahi awwaluhu wa akhiruhu’(dengan nama Allah dari mula sampai akhir). (HR. Turmidzi)
Dalam riwayat lain, disebutkan bahwa suatu di saat Rasulullah SAW tersenyum, dia menerangkan di saat seorang Muslim tidak membaca Basmalah sebelum makan, maka syaitan akan ikut makan dengannya. Namun, di saat Muslim tersebut teringat dan menyebut nama Allah SWT, maka syaitan pun eksklusif memuntahkan kuliner yang sudah dimakannya.
Rasulullah SAW juga bersabda : “Sesungguhnya Allah SWT meridhai seorang hamba yang di saat makan suatu kuliner kemudian dia mengucapkan Alhamdulillah. Dan apabila dia minum suatu minuman maka dia pun mengucapkan Alhamdulillah.” (HR. Muslim, Ahmad dan Tirmidzi)
5. Makan dengan tangan kanan.
Rasulullah shollallohu ‘alayhi wa ‘alaa aalihi wa sallam bersabda,“Wahai anakku, sebutlah nama Allah, makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah kuliner yang berada di dekatmu.” (HR Bukhari no. 5376 dan Muslim 2022).
Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah kalian makan dengan tangan kiri alasannya yakni syaitan itu juga makan dengan tangan kiri.” (HR Muslim no. 2019)
Dari Umar radhiyallahu ‘anhu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika salah seorang diantara kalian hendak makan maka hendaknya makan dengan menggunakan tangan kanan, dan apabila hendak minum maka hendaknya minum juga dengan tangan kanan. Sesungguhnya syaitan itu makan dengan tangan kiri dan juga minum dengan menggunakan tangan kirinya.” (HR Muslim no. 2020)
Imam Ibnul Jauzi mengatakan, “karena tangan kiri digunakan untuk cebok dan memegang hal-hal yang najis dan ajudan untuk makan, maka tidak senonoh salah satu tangan tersebut digunakan untuk melakukan pekerjaan tangan yang lain.” (Kasyful Musykil, hal 2/594).
6. Memakan kuliner yang terdekat dahulu.
Umar bin Abi Salamah ra. bercerita : “Saat saya belia, saya pernah berada di kamar Rasulullah SAW dan kedua tanganku kadang-kadang mengacak-acak piring-piring. Rasulullah SAW bersabda kepadaku, ’Nak, bacalah Bismillah, makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah dari kuliner baik yang terdekat.” (HR. Bukhari)
Dalam hadis lain juga dikatakan, “Sesungguhnya tergolong pemborosan (perbuatan yang berlebihan dan dimurkai Allah) bila kau makan apa saja yang kau (bernafsu) ingin memakannya”. (HR. Ibnu Majah)
7. Tenang, perlahan dan tidak terburu buru.
Janganbersikap rakus sehingga terlihat verbal sarat dengan suapan, dan jangan meniup-niup kuliner atau minuman yang menyampaikan perilaku tidak sabar.
Dari Ibnu Abas RA berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Janganlah kalian minum dengan sekali tegukan seumpama minumnya unta, tetapi minumlah dengan dua atau tiga kali tegukan. Ucapkanlah ‘bismillah’ jikalau kalian minum dan ‘alhamdulillah’ jikalau kalian selesai minum”. (HR. Turmidzi).
Dalam hadis lain disebutkan: “Dari Abi Qatadah RA, bekerjsama Nabi SAW sudah melarang bernafas dalam air minumannya “.(HR.Muttafaqun ALaihi)
8. Makan di saat lapar dan berhenti sebelum kenyang.
Dari Mikdam bin Ma’dikarib ra. menyatakan pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda : “Tiada menyanggupi anak Adam suatu daerah yang lebih jelek ketimbang perutnya. Cukuplah untuk anak Adam itu beberapa suap yang sanggup menegakkan tulang punggungnya. Jika tidak ada cara lain, maka sepertiga (dari perutnya) untuk makanannya, sepertiga lagi untuk minuman dan sepertiganya lagi untuk bernafas.” (HR. Tirmidzi dan Hakim)
9. Mengambil kuliner dan minuman secukupnya.
sehingga bisa dihabiskan tanpa sisa. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw.Artinya :
Dari Jabir katanya, Rosululloh saw. memerintahkan membersihkan sisa kuliner yang di samping piring maupun yang di jari, seraya bersabda : “Sesungguhnya kalian tidak mengenali dibagian manakah makananmu yang mengandung berkah”. (HR. Muslim).
10. Makan Sambil duduk, dan tidak berdiri.
Hal ini seiring dengan hadis Nabi: Dari Qatadah, dari Anas dari Rasulullah SAW, bahwa bekerjsama Nabi SAW sudah melarang orang minum sambil berdiri”. Lalu Qatadah mengajukan pertanyaan terhadap Anas: Kalau makan bagaimana? Ia pun menjawab: “Hal itu (makan dengan cara berdiri) lebih bacin dan jahat”. (HR. Ahmad, Muslim dan Turmidzi)
Oke, Sobat Cerita contoh muslim udah jelaskan perihal Tata Cara Makan Menururut Islam, Tinggal Bagaimana Kita Menerapkan dalam Kehidupan kita.
Sekian Dulu Yah, Pembahasan Kali ini Kita akan berjumpa pada potensi yang lain Nanti Isnya Allah.