Pengelolaan Wakaf Di Indonesia (Dasar Wakaf, Tata Cara Perwakafan Tanah Milik Dan Sertifikasi Tanah Wakaf)

Pengelolaan Wakaf di Indonesia (Dasar Wakaf, Tata Cara Perwakafan Tanah Milik dan Sertifikasi Tanah Wakaf)
1. Dasar Wakaf
Perwakafan di Indonesia diatur berdasarkan undang-undang dan peraturanperaturan sebagai berikut.

a. UU RI No.41 Tahun 2004 ihwal wakaf tanggal 27 Oktober 2004.

b. Peraturan Menteri Agama No.1 Tahun 1998 ihwal Peraturan Pelaksanaan PP No. 28 Tahun 1977 ihwal Perwakafan Tanah Milik.

c. Inpres No. 1 Tahun 1991 ihwal Kompilasi Hukum Islam.

d. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 6 Tahun 1977 ihwal Tata Cara Pendaftaran Tanah Mengenai Perwakafan Tanah Milik.

e. UU No. 5 Tahun 1960 ihwal Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria, khususnya pasal 5, 14 (1), dan 49, PP No. 28 Tahun 1977 ihwal Perwakafan Tanah Milik.

f. Intruksi Bersama Menteri Agama RI dan Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 4 Tahun 1990 ihwal Sertifikat Tanah Wakaf.

g. Badan Pertanahan Nasional No. 630.1-2782 tantang Pelaksanaan Penyertifikatan Tanah Wakaf.

h. SK Direktorat BI No. 32/34/KEP/DIR ihwal Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syari’ah (Pasal 29 ayat 2 berbunyi: bank sanggup bertindak sebagai forum baitul mal, ialah mendapatkan dana yang berasal dari zakat, infaq, Å›hadaqah, wakaf, hibah, atau dana sosial lainnya dan menyalurkannya kepada yang berhak dalam bentuk santunan dan atau tunjangan kebajikan (qard al-hasan).

i. SK Direktorat BI No. 32/36/KEP/DIR ihwal Bank Perkreditan Rakyat Berdasarkan Prinsip Syari’ah (pasal 28 berbunyi: BPRS sanggup bertindak sebagai forum baitul mal, ialah mendapatkan dana yang berasal dari zakat, infaq, shadaqah, wakaf, hibah, atau dana sosial lainnya dan menyalurkannya kepada yang berhak dalam bentuk santunan dan atau tunjangan kebajikan (qard al-hasan).

Untuk selanjutnya di tingkat masyarakat yang menangani eksklusif perwakafan diserahkan kepada Kementerian Agama dan Kementerian Dalam Negeri. Di tingkat paling bawah, urusan wakaf dilayani oleh Kantor Urusan Agama yang dalam hal ini Kepala KUA sebagai Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf (PPAIW).

2. Tata Cara Perwakafan Tanah Milik
a. Perorangan atau tubuh aturan yang mewakafkan tanah hak miliknya diharuskan tiba sendiri di hadapan Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf (PPAIW) untuk melakukan ikrar wakaf.

b. Calon wakif sebelum mengikrarkan wakaf, terlebih dahulu harus menyerahkan surat-surat (sertifikat, surat keterangan, dan lain-lain) kepada PPAIW.

c. PPAIW meneliti surat dan syarat-syaratnya dalam memenuhi untuk pelepasan hak atas tanah.

d. Di hadapan PPAIW dan dua orang saksi, wakif mengikrarkan dengan jelas, tegas, dan dalam bentuk tertulis. Apabila tidak sanggup menghadap PPAIW sanggup menciptakan ikrar secara tertulis dengan persetujuan dari Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan.

e. PPAIW segera menciptakan sertifikat ikrar wakaf dan mencatat dalam daftar sertifikat ikrar wakaf dan menyimpannya bersama aktanya dengan baik.

3. Sertifikasi Tanah Wakaf
Sertifikasi wakaf diharapkan biar tertib secara manajemen dan mempunyai kepastian hak bila terjadi sengketa atau duduk kasus hukum. Sertifikasi tanah wakaf dilakukan secara bersama oleh Kementerian Agama dan Badan Pertanahan Nasional (BPN). Pada tahun 2004, kedua forum ini mengeluarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Kepala BPN No. 422 Tahun 2004 ihwal Sertifikasi Tanah Wakaf. Proses sertifikasi tanah wakaf dibebankan kepada anggaran Kementerian Agama.

Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan ihwal pengelolaan wakaf di Indonesia (dasar wakaf, tata cara perwakafan tanah milik dan sertifikasi tanah wakaf). Semoga kita sanggup mengambil pelajaran dari pembahasan tersebut. Aamiin. Sumber Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas X SMA/SMK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel