Pengertian Nadzir, Syarat Nadzir, Kewajiban, Dan Hak Nadzir Dalam Wakaf


A. Pengertian Nazir Wakaf.
Nadzir berasal dari kata kerja bahasa Arab nadzara-yandzuru-nadzaran yang mempunyai arti, menjaga, memelihara, mengelola dan mengawasif. Adapun nadzir adalah isim fa’il dari kata nadzir yang kemudian sanggup diartikan dalam bahasa Indonesia dengan pengawas (penjaga). Sedangkan nadzir wakaf atau biasa disebut nadzir ialah orang yang diberi kiprah untuk mengelola wakaf.

Nadzir wakaf ialah orang atau tubuh aturan yang memegang amanat untuk memelihara dan mengurus harta wakaf sesuai dengan wujud dan tujuan wakaf tersebut. Sedangkan berdasarkan undang-undang nomor 41 tahun 2004 pasal 1 ayat (4) ihwal wakaf menjelaskan bahwa Nadzir ialah pihak yang mendapatkan harta benda wakaf dari wakif untuk dikelola dan dikembangkan sesuai dengan peruntukannya.

Nazir wajib mengelola harta benda wakaf sesuai peruntukan. Ia sanggup membuatkan potensi wakaf asalkan tidak mengurangi tujuan dan peruntukan wakaf. Dalam praktiknya, acapkali terjadi undangan untuk menukar guling (ruilslag) tanah wakaf alasannya ialah alasan tertentu. Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2006 memperbolehkan tukar guling atau penukaran harta benda wakaf dengan syarat harus ada persetujuan dari Menteri Agama. Kewajiban nazir yang terutama ialah mengamankan harta wakaf yang dikelolanya dan memanfaatkannya. Jika didapati harta wakaf tidak sesuai kemanfaatannya, contohnya gedung madrasah yang penduduk sekitarnya telah pindah sehingga harta wakaf tersebut tidak berfungsi lagi, nazir mengambil langkah untuk kemanfaatan yang lain.

Nazir sanggup dilakukan oleh perseorangan, organisasi, atau tubuh hukum.
B. Syarat Nazir Perseorangan ialah sebagai berikut.

a. Warga negara Indonesia.
b. Beragama Islam.
c. Dewasa.
d. Amanah.
e. Mampu secara jasmani dan rohani.
f. Tidak terhalang melaksanakan perbuatan hukum.

C. Organisasi atau Badan Hukum yang sanggup menjadi nazir harus memenuhi persyaratan, berikut.

a. Pengurus organisasi atau tubuh aturan yang bersangkutan memenuhi persyaratan nazir perseorangan sebagaimana tersebut di atas.

b. Organisasi atau tubuh aturan itu bergerak di bidang sosial, pendidikan, kemasyarakatan, atau keagamaan Islam.

c. Badan aturan itu dibuat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.

D. Kewajiban atau Tugas Nazir ialah sebagai berikut.

a. Melakukan pengadministrasian harta benda wakaf.
b. Mengelola dan membuatkan harta benda wakaf sesuai dengan tujuan, fungsi, dan peruntukannya.
c. Mengawasi dan melindungi harta benda wakaf.
d. Melaporkan pelaksanaan kiprah kepada Badan Wakaf Indonesia.

E. Dalam melaksanakan kiprah tersebut, nazir mempunyai hak-hak sebagai berikut.

a. Menerima imbalan dari hasil higienis atas pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf yang besarnya tidak melebihi 10% (sepuluh prosen).

b. Menggunakan kemudahan dengan persetujuan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota.

Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan ihwal syarat nazir, kewajiban, dan hak nazir. Semoga kita sanggup mengambil pelajaran dari pembahasan tersebut. Aamiin. Sumber Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas X SMA/SMK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel