Strategi Dakwah Khalifah Utsman Bin Affan
Tuesday, June 27, 2017
Edit
Untuk menegakkan dan mengembangkan agama Islam khalifah Usman bin Affan menempuh jalan dan seni administrasi dakwah sebagai berikut:
1. Perluasan Wilayah
Pada masa khalifah Usman terdapat juga beberapa upaya ekspansi tempat kekuasaan Islam di antaranya ialah melanjutkan perjuangan penaklukan Persia. Kemudian Tabaristan, Azerbaijan dan Armenia. Usaha ekspansi tempat kekuasaan Islam tersebut lebih lancar lagi sehabis dibangunnya armada laut. Satu persatu tempat di seberang bahari ditaklukanya, antara lain wilayah Asia Kecil, pesisir Laut Hitam, pulau Cyprus, Rhodes, Tunisia dan Nubia. Dalam upaya pemantapan dan stabilitas tempat kekuasaan Islam di luar kota Madinah, khalifah Usman bin Affan telah melaksanakan pengamanan terhadap para pemberontak yang melaksanakan maka di tempat Azerbaijan dan Rai, alasannya mereka enggan membayar pajak, begitu juga di Iskandariyah dan di Persia.
2. Standarisasi Al-Qur’an
Pada masa Usman, terjadi perselisihan di tengah kaum muslimin perihal secara baca Al Qur’an (qiraat). Perlu diketahui terlebih dahulu bahwa Al-Qur’an diturunkan dengan bermacam-macam cara baca. Karena perselisihan ini, hampir saja terjadi perang saudara. Kondisi ini dilporkan oleh Hudzaifah al Yamani kepada Khalifah Usman. Menanggapai laporan tersebut, Khalifah Usman memutuskan untuk melaksanakan penyeragaman cara baca Al-Qur’an. Cara baca inilah yang risikonya secara resmi digunakan oleh kaum muslimin. Dengan demikian, perselisihan sanggup diselesaikan dan perpecahan sanggup dihindari.
Dalam menyusun cara baca Al-Qur’an resmi ini, Khalifah Usman melakukannya menurut cara baca yang digunakan dalam Al-Qur’an yang disusun leh Abu Bakar.
Setelah pembukuan selesai, dibuatlah beberapa salinannya untuk dikirim ke Mesir, Syam, Yaman, Kufah, Basrah dan Mekkah. Satu mushaf disimpan di Madinah.Mushafmushaf inilah yang kemudian dikenal dengan nama Mushaf Usmani. Khalifah Usman mengharuskan umat Islam memakai Al-Qur’an hasil salinan yang telah disebarkan tersebut. Sementara mushaf Al-Qur’an dengan cara baca yang lainnya dibakar.
3. Pengangkatan Pejabat Negara
Pemerintahan Usman berlangsung selama 12 tahun. Pada paruh terakhir masa kekhalifahannya muncul perasaan tidak puas dan kecewa di kalangan umat Islam terhadapnya. Kepemimpinan Usman sangat berbeda dengan kepemimpinan Umar. Ini mungkin alasannya umurnya yang lanjut (diangkat dalam usia 70 tahun) dan sifatnya yang lemah lembut. Akhirnya pada tahun 35 H/655 M, Usman dibunuh oleh kaum pemberontak yang terdir dari orang-orang yang kecewa itu.
Salah satu faktor yang menjadikan banyak kecewa terhadap kepemimpinan Usman ialah kebijaksanannya mengangkat keluarga dalam kedudukan tinggi. Yang terpenting di antaranya ialah Marwan ibnu Hakam. Dialah intinya yang menjalankan pemerintahan, sedangkan Usman hanya menyandang gelar khalifah. Setelah banyak anggota keluarganya yang duduk dalam jabatan-jabatan penting. Usman laksana boneka dihadapan kerabatnya tersebut. Dia tidak sanggup berbuat banyak dan terlalu lemah terhadap keluarganya. Dia juga tidak tegas terhadap kesalahan bawahan. Harta kekayaan negara, oleh kerabatnya dibagi-bagikan tanpa terkontrol oleh Usman sendiri.
4. Pembangunan Fisik
Meskipun demikian, tidak berarti bahwa pada masa Usman tidak ada kegiatan-kegiatan yang penting. Usman berjasa membangun bendungan untuk menjaga arus banjir yang besar dan mengatur pembagian air ke kota-kota. Dia juga membangun jalan-jalan, jembatan-jembatan, masjid-masjid dan memperluas masjid Nabi di Madinah.