Gara-Gara Kucing
Friday, August 17, 2007
Edit
AIkisah, sepasang suami-istri dikaruniai seorang anak pada tahun pertama masa pernikahannya. Tentu saja, mereka sungguh bangga dengan anugerah Allah tersebut alasannya yaitu mempunyai anak tergolong salah satu prospek besarnya. Akan tetapi, kebahagiaan mereka tidak bertahan lama. Allah Swt. berkehendak menimpakan penyakit abnormal terhadap sang anak yang masih hati alasannya yaitu kami merasa takberdaya menampilkan pengobatan bagi penderitaan anak kami," ujarnya.
Ketika kondisi sang Anak sudah sungguh mengkhawatirkan, ada seseorang yang menampilkan terhadap pasangan muda ini seorang dokter yang terlatih dan terkenal. Mereka pun secepatnya mengunjungi dokter tersebut. Saat tiba di kawasan praktik dokter itu, demam anaknya makin tinggi.
Dokter itu pun berkata, "Apabila panas anak Anda tidak turun malam ini, kemungkinan besar ia akan meninggal esok hari."
Keduanya kembali bareng sang Anak dengan kekalutan yang memuncak. Sakit menyerang tubuh sang Ayah mempertimbangkan anaknya sampai kelopak matanya takmampu terpejam tidur malam hari.
Untuk menenangkan diri, ia pun secepatnya shalat dan memohon jalan terbaik terhadap Allah. Setelah selesai shalat, ia eksklusif pergi dengan wajah bermuram durja meninggalkan istrinya yang menangis murung di erat kepala anaknya.
Ayah muda ini terus berlangsung di jalanan dan tidak tahu apa yang mesti diperbuat untuk anaknya. Tiba-tiba, ia teringat pada suatu hadits Rasulullah saw. tentang sedekah yang berbunyi, "Obatilah orang yang sakit di antara kalian dengan sedekah."
Namun, ia bingung, siapa yang mesti ia jumpai pada waktu malam menyerupai ini. Dia bisa saja mengetuk pintu seseorang dan berzakat kepadanya, tetapi apa yang mau dibilang oleh tuan rumah terhadap ia jikalau ia mengerjakan itu?
Dalam kondisi ragu-ragu menyerupai itu, tiba-tiba, ada seekor kucing kelaparan yang mengeong di kegelapan malam. Dia pun secepatnya teringat pada pertanyaan seorang kawan dekat terhadap Rasulullah saw, "Apakah berbuat baik pada hewan kami ada pahalanya?"
Rasulullah menjawab, "Di dalam setiap apa yang bernyawa ada pahalanya." (HR Al Bukhari dan Muslim)
Tanpa pikir panjang, ia pun secepatnya kembali ke rumah, mengambil sepotong daging, dan memberi makan kucing itu.
Dia menutup pintu belakang rumahnya. Suara pintu itu bercampur dengan bunyi istrinya yang bertanya, "Mengapa kau sudah kembali dengan cepat?" ia pun bergegas menuju ke arah istrinya dan mendapati wajah sang Istri sudah berubah. Dari permukaan wajahnya, terlihat raut kegembiraan.
Wanita muda itu berkata, "Sesudah engkau pergi, saya tertidur sebentar masih dalam kondisi duduk. Maka, saya menyaksikan suatu panorama yang menakjubkan. Dalam tidurku, saya menyaksikan diriku mendekap anakku. Tiba-tiba, ada seekor burung hitam yang sungguh besar dari langit yang jelas hendak menyambar anak kita untuk mengambilnya dariku. Aku menjadi sungguh ketakutan, dan tidak tahu apa yang mesti saya perbuat? Tiba-tiba, timbul seekor kucing yang menyerang secara dahsyat burung itu, dan keduanya terlibat perkelahian sengit. Aku tidak menyaksikan kucing itu lebih mempunyai dampak ketimbang burung itu alasannya yaitu si burung badannya gemuk. Namun, akibatnya burung rajawali itu pun pergi menjauh. Aku terbangun mendengar suaramu dikala tiba tadi."
Mendengar dongeng istrinya, ia cuma tersenyum. Melihat suaminya, sang Istri memandang ke arahnya dengan terheran-heran.
Keduanya kemudian bergegas mendekati anaknya. Dilihatnya demam sang Anak sudah mereda dan matanya sudah mulai terbuka. Esok harinya, sang Anak sudah mau makan dan sehat menyerupai sedia kala.
Ketika kondisi sang Anak sudah sungguh mengkhawatirkan, ada seseorang yang menampilkan terhadap pasangan muda ini seorang dokter yang terlatih dan terkenal. Mereka pun secepatnya mengunjungi dokter tersebut. Saat tiba di kawasan praktik dokter itu, demam anaknya makin tinggi.
Dokter itu pun berkata, "Apabila panas anak Anda tidak turun malam ini, kemungkinan besar ia akan meninggal esok hari."
Keduanya kembali bareng sang Anak dengan kekalutan yang memuncak. Sakit menyerang tubuh sang Ayah mempertimbangkan anaknya sampai kelopak matanya takmampu terpejam tidur malam hari.
Untuk menenangkan diri, ia pun secepatnya shalat dan memohon jalan terbaik terhadap Allah. Setelah selesai shalat, ia eksklusif pergi dengan wajah bermuram durja meninggalkan istrinya yang menangis murung di erat kepala anaknya.
Ayah muda ini terus berlangsung di jalanan dan tidak tahu apa yang mesti diperbuat untuk anaknya. Tiba-tiba, ia teringat pada suatu hadits Rasulullah saw. tentang sedekah yang berbunyi, "Obatilah orang yang sakit di antara kalian dengan sedekah."
Namun, ia bingung, siapa yang mesti ia jumpai pada waktu malam menyerupai ini. Dia bisa saja mengetuk pintu seseorang dan berzakat kepadanya, tetapi apa yang mau dibilang oleh tuan rumah terhadap ia jikalau ia mengerjakan itu?
Dalam kondisi ragu-ragu menyerupai itu, tiba-tiba, ada seekor kucing kelaparan yang mengeong di kegelapan malam. Dia pun secepatnya teringat pada pertanyaan seorang kawan dekat terhadap Rasulullah saw, "Apakah berbuat baik pada hewan kami ada pahalanya?"
Rasulullah menjawab, "Di dalam setiap apa yang bernyawa ada pahalanya." (HR Al Bukhari dan Muslim)
Tanpa pikir panjang, ia pun secepatnya kembali ke rumah, mengambil sepotong daging, dan memberi makan kucing itu.
Dia menutup pintu belakang rumahnya. Suara pintu itu bercampur dengan bunyi istrinya yang bertanya, "Mengapa kau sudah kembali dengan cepat?" ia pun bergegas menuju ke arah istrinya dan mendapati wajah sang Istri sudah berubah. Dari permukaan wajahnya, terlihat raut kegembiraan.
Wanita muda itu berkata, "Sesudah engkau pergi, saya tertidur sebentar masih dalam kondisi duduk. Maka, saya menyaksikan suatu panorama yang menakjubkan. Dalam tidurku, saya menyaksikan diriku mendekap anakku. Tiba-tiba, ada seekor burung hitam yang sungguh besar dari langit yang jelas hendak menyambar anak kita untuk mengambilnya dariku. Aku menjadi sungguh ketakutan, dan tidak tahu apa yang mesti saya perbuat? Tiba-tiba, timbul seekor kucing yang menyerang secara dahsyat burung itu, dan keduanya terlibat perkelahian sengit. Aku tidak menyaksikan kucing itu lebih mempunyai dampak ketimbang burung itu alasannya yaitu si burung badannya gemuk. Namun, akibatnya burung rajawali itu pun pergi menjauh. Aku terbangun mendengar suaramu dikala tiba tadi."
Mendengar dongeng istrinya, ia cuma tersenyum. Melihat suaminya, sang Istri memandang ke arahnya dengan terheran-heran.
Keduanya kemudian bergegas mendekati anaknya. Dilihatnya demam sang Anak sudah mereda dan matanya sudah mulai terbuka. Esok harinya, sang Anak sudah mau makan dan sehat menyerupai sedia kala.
Janganlah membuatmu stress dalam mengulang-ulang doa ketikaAllah menangguhkan ijabah doa itu. Dialah yang menjamin ijabah doa itu menurut pilihan-Nya kepadamu, bukan menurutpilihan seleramu. Kelak, pada waktu yang dikehendaki-Nya, bukan menurut waktu yang engkau kehendaki. (Ibnu Atha'ilah)