Pengakuan Ubay Bin Khallaf
Friday, August 31, 2007
Edit
Kekalahan kaum musyrikin Ouraisy memunculkan dendam yang hebat di dada para lawan Islam. Apalagi menyaksikan keluarganya, ayahnya, anak laki-lakinya bersimbah darah dibunuh oleh pasukan Islam. Kebencian yang kian membara dicicipi oleh Ubay bin Khallaf. Di depan Rasulullah saw. ia bersumpah, "Aku akan membunuhmu!"
Tidak ada rasa takut sedikit pun terlintas dalam diri Rasulullah saw. Beliau menjawab bahaya Ubay, "Akulah yang hendak membunuhmu! Insya Allah!"
Tibalah waktunya di saat pertempuran kembali berkobar di Uhud selaku ajang balas dendam kaum musyrikin Quraisy terhadap kaum muslimin atas kekalahan mereka terdahulu.
Kesempatan ini digunakan Ubay bin Khallaf untuk mengejar-ngejar Rasulullah saw. Ketika dilihatnya Rasulullah saw berada di tengah-tengah peperangan, ia berseru, "Engkau, Rasulullah! Engkau tidak akan selamat walaupun berupaya menyelamatkan diri!"
Kaum muslimin yang mendengarnya secepatnya melindungi Rasulullah saw. Salah seorang dari mereka berkata, "Wahai Rasulullah. Izinkan salah satu dari kami membereskannya!"
Namun, Rasulullah saw menolak dengan menjawab, "Tidak perlu."
Ubay menyaksikan kesempatan emas untuk menebaskan pedangnya ke leher Rasulullah saw. Ia mendekat. Akan tetapi, Rasulullah saw dengan tangkas menyambar belati Harits bin Shimah dan mengarahkannya ke leher Ubay.
Luka yang diderita Ubay bin Khallaf tidak terlampau serius alasannya ia sukses mengelak. Namun, kejadiannya sungguh aneh, Ubay bin Khallaf terlihat panik sambil memegangi lehernya seolah-olah ia memperoleh luka yang sungguh parah dan akan membunuhnya.
Teman-teman Ubay menjajal menenangkannya, "Apa yang terjadi padamu?"
"Demi Tuhan, Muhammad sudah menyerang dan melukaiku!" teriak Ubay sambil terengah-engah.
Teman-temannya kian heran alasannya menyaksikan luka di leher Ubay hanyalah luka kecil biasa.
"Hai, Ubay! Tenanglah itu cuma luka biasa!"
Ubay tidak menghiraukan perkataan teman-temannya, ia tetap kalap dan berkata, "Muhammad pernah berkata akan membunuhku! Demi Tuhan, bahkan kalau ia meludahiku, saya sanggup mati karenanya!"
Dikarenakan rasa takutnya yang berlebihan tersebut, kesannya Ubay bin Khallaf mati alasannya sungguh panik dengan perkataan yang pernah Rasulullah ucapkan.
Tidak ada rasa takut sedikit pun terlintas dalam diri Rasulullah saw. Beliau menjawab bahaya Ubay, "Akulah yang hendak membunuhmu! Insya Allah!"
Tibalah waktunya di saat pertempuran kembali berkobar di Uhud selaku ajang balas dendam kaum musyrikin Quraisy terhadap kaum muslimin atas kekalahan mereka terdahulu.
Kesempatan ini digunakan Ubay bin Khallaf untuk mengejar-ngejar Rasulullah saw. Ketika dilihatnya Rasulullah saw berada di tengah-tengah peperangan, ia berseru, "Engkau, Rasulullah! Engkau tidak akan selamat walaupun berupaya menyelamatkan diri!"
Kaum muslimin yang mendengarnya secepatnya melindungi Rasulullah saw. Salah seorang dari mereka berkata, "Wahai Rasulullah. Izinkan salah satu dari kami membereskannya!"
Namun, Rasulullah saw menolak dengan menjawab, "Tidak perlu."
Ubay menyaksikan kesempatan emas untuk menebaskan pedangnya ke leher Rasulullah saw. Ia mendekat. Akan tetapi, Rasulullah saw dengan tangkas menyambar belati Harits bin Shimah dan mengarahkannya ke leher Ubay.
Luka yang diderita Ubay bin Khallaf tidak terlampau serius alasannya ia sukses mengelak. Namun, kejadiannya sungguh aneh, Ubay bin Khallaf terlihat panik sambil memegangi lehernya seolah-olah ia memperoleh luka yang sungguh parah dan akan membunuhnya.
Teman-teman Ubay menjajal menenangkannya, "Apa yang terjadi padamu?"
"Demi Tuhan, Muhammad sudah menyerang dan melukaiku!" teriak Ubay sambil terengah-engah.
Teman-temannya kian heran alasannya menyaksikan luka di leher Ubay hanyalah luka kecil biasa.
"Hai, Ubay! Tenanglah itu cuma luka biasa!"
Ubay tidak menghiraukan perkataan teman-temannya, ia tetap kalap dan berkata, "Muhammad pernah berkata akan membunuhku! Demi Tuhan, bahkan kalau ia meludahiku, saya sanggup mati karenanya!"
Dikarenakan rasa takutnya yang berlebihan tersebut, kesannya Ubay bin Khallaf mati alasannya sungguh panik dengan perkataan yang pernah Rasulullah ucapkan.