Pengertian Al Haudh (Telaga) Rasulullah Saw Di Padang Mahsyar Dan Sifat-Sifatnya

Pengertian Al Haudh.
Al Haudh dalam arti bahasa yakni Telaga.Dalam bahasa Arab, Al Haudh artinya “Air yang tergenang dalam jumlah besar, tetapi bukan lautan”. Al Haudh yakni daerah berkumpulnya air di tanah Mahsyar yakni telaga yang diberikan Allah Swt kepada Nabi Saw. dan ummatnya sebagai bentuk pernghargaaan atau kemuliaan bagi mereka. Keberadaan Al Haudh yakni kepastian.Tidak dapat diingkari dan diragukan keberadaannya.

Keyakinan akan adanya telaga di hari tamat zaman merupakan suatu keyakinan yang dilandasi hadits sahih bahkan mutawatir dan ijma’ para ulama. Imam as-Suyuthy menyebutkan bahwa hadits yang menceritakan adanya telaga di hari kiamat, telah diriwayatkan oleh lebih dari lima puluh sobat Nabi Saw.

Telaga yang ada di padang mahsyar kelak jumlahnya bukanlah hanya satu saja, namun jumlahnya berbagai sebanyak para nabi yang Allah Swt utus ke muka bumi. Rasulullah Saw. Bersabda

“Sesungguhnya setiap nabi memiliki telaga, mereka membanggakan mana telaganya yang paling banyak di datangi dan saya berharap telagaku yang paling banyak pengunjungnya." (HR. Tirmidzi)

Telaga Rasulullah Saw bermata air dari sebuah sungai di nirwana yang berjulukan sungai al-Kautsar. Darinyalah gemercik air nirwana mengaliri telaga tersebut, melewati dua pancuran istimewa, yang pertama terbuat dari emas dan yang lainnya dari perak. Nabi Saw bersabda,

“Air mengalir dengan deras ke dalamnya melalui dua pancuran dari surga. Salah satunya terbuat dari emas dan yang kedua dari perak”. (HR. Muslim dari Tsauban)

Menurut al-Qurtubi dalam kitabnya At tadzkirah nabi Saw. memiliki dua haudh yaitu :

Pertama : Haudh (telaga) yang berada di Mahsyar yaitu pada ketika seluruh insan bangun selama 50 ribu tahun kepanasan, kehausan, dan mencicipi kepedihan ketika berada di Mahsyar.

Kedua :Haudh nabi yang berada di surga. Keduanya di sebut dengan kautsar.

Nabi Saw. memperlihatkan majemuk citra haudh yang dia miliki dengan tujuan memperlihatkan motivasi kepada umatnya supaya melaksanakan hal yang menciptakan mereka dapat mendatangi haud tersebut dan meminum airnya, kemudian dia menyebutkan sifat-sifat haudh sebagai berikut :airnya lebih putih dari pada susu, lebih elok dari pada madu, panjang dan lebarnya sama, luasnya antara Aelah dan San’a, jumlah gelasnya sejumlah bintang-bintang di langit, orang yang meminum airnya tidak akan kehausan selamanya. Gambaran wacana haudh di sebutkan dalam beberapa hadis di antaranya :

“Sesungguhnya telagaku sejauh jarak dari Ailah (Palestina) dan ‘Adn (Yaman). Airnya lebih putih dari salju, lebih elok dari madu dengan susu. Bilangan bejananya lebih banyak dari bilangan bintang.Dan saya akan menghalaunya sebagaimana seseorang menghalau orang dari telaganya.” (HR. Muslim)

Karena telaga Rasul Saw. paling banyak pengunjung yang akan mereguk airnya, maka gelas-gelas yang tersedia di sana pun amatlah banyak. Nabi Saw. menjelaskan dari Ibnu Umar,

"Gelas-gelas telagaku sebanyak bintang-bintang di langit." (HR. Ahmad)

Pada ketika di Mahsyar nanti berbagai insan yang tiba ke haudh Nabi Saw. tetapi mereka ditolak dan tidak dizinkan, hal itu alasannya semasa di dunia mereka melaksanakan sesuatu yang menciptakan mereka terhalangi untuk mencapai haudh. Di antara orang-orang yang terhalang dari haudh nabi Saw. yakni :

a. Orang yang berpaling dari agama Allah Swt.
b. Orang yang menciptakan bid’ah.
c. Orang yang menyimpang dari kelompok dominan Islam.
d. orang yang dengan terang-terangan melaksanakan dosa besar.
e. Orang yang berlebihan dalam berbuat kezhaliman.

Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan wacana pengertian Al Haudh (telaga) Rasulullah Saw di Padang Mahsyar dan sifat-sifatnya. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel