Tahun Sedih Cita ('Amul Huzni) | Pengertian 'Amul Husni
Friday, May 1, 2020
Edit
‘Amul Huzni atau tahun berduka merupakan tahun yang berat bagi Nabi Muhammad Saw. Betapa tidak, kedua permata Nabi Muhammad Saw wafat di tahun in yakni tahun ke 10 kenabian. Dua permata yang wafat tersebut yakni Abu Thalib paman Nabi Muhammad Saw dalam usia 80 tahun serta Sayyidah Khadijah istri Nabi Muhammad Saw dalam usia 65 tahun pada tanggal 10 Ramadhan tahun ke-10 kenabian, atau tiga tahun sebelum hijrah ke Madinah atau 619 Masehi. Ketia itu, usia Rasulullah sekitar 50 tahun. Beliau dimakamkan di dataran tinggi Mekkah, yang dikenal dengan sebutan al-Hajun/MA'LA.
Syekh Sa’id Ramadhan Al Buthy berkata dalam kitabnya yaitu Fiqhus Sirah bahwa selisih waktu wafat keduanya yakni hanya satu bulan lima hari.
Dua orang yang menjadi tulang punggung dalam melakukan tugasnya menyiarkan agama Islam, Abu Thalib menjadi perisai yang melindungi dan memelihara Nabi Muhammad Saw. dengan segala kekuatan dan ketabahan hati yang dimilikinya.
Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam menamakan ini sebagai „tahun sedih cita”, alasannya yakni begitu berat dan hebatnya penderitaan di jalan dakwah pada tahun ini.
Penyakit keras telah menjulur ke seluruh badan Abu Thalib, dan ia tidak sanggup meninggalkan kawasan tidur. Tak usang kemudian ia menderita sakaratul maut. Ketika itu Rasulullah berada di sisi kepalanya mengharap supaya ia mau mengucapkan kalimat la ilaha illallah sebelum kematiannya.
Namun teman-teman buruknya yang juga berada di sisinya, termasuk tokoh mereka Abu Jahal, mencegahnya dengan berkata kepadanya: “Jangan tinggalkan agama leluhurmu”. Akhirnya iapun meninggal dalam keadaan musyrik.
Maka kesedihan Rasulullah Saw. atasnya semakin berlipat ganda alasannya yakni ia telah ditinggalkannya sebelum pamannya memeluk agama Islam. Namun pantas untuk dicatat ketika Abu Thalib sakaratul maut ia mengucap “Aku telah yakin bahwa agama Muhammad yakni agama yang paling baik” beberapa andal sejarah mengambil kesimpulan bahwa Abu Thalib bin Abdul Muthalib telah menganut agama Islam dengan tidak memperlihatkan secara terus terang.
Siti Khadijah binti Khuwalid isteri Nabi Muhammad Saw. wafat dalam usia 65 tahun. Selama 25 tahun Siti Khadijah menemani Nabi Muhammad Saw., Siti Khadijah sosok isteri yang setia, orang yang mula pertama mengikuti aliran Rasulullah Saw, telah menyokong usaha dakwah Islamiyah dengan segenap jiwa, raga dan harta, dan selalu memperlihatkan kesejahteraan serta ketenteraman pada diri Nabi Muhammad Saw. menjadi mendamping dan pendukung misi dakwah Rasulullah Saw, sehingga Rasulullah Saw. semakin mencicipi sedih yang sangat pedih.
Sementara itu cobaan yang ditimpakan oleh kaumnya kepada ia sehabis ajal Abu Thalib dan isterinya, Khadijah, justru semakin berat. Dengan meningglnya dua orang ini kaum Quraisy semakin menekan Nabi Muhammad Saw. dengan menyakitinya secara fisik, menghina dan melecehkan Rasulullah Saw. Abu Lahab, Hakim bin Ash dan Utbah bin Muit selalu melempari kotoran dan najis di jalanan menuju rumah dan ke halaman rumah Nabi Muhammad Saw., bahkan isteri Abu Lahab selalu meletakan duri atau pecahan-pecahan di muka pintu Rasulullah Saw
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan ihwal pengertian tahun sedih cita ('amul huzni). Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.
Syekh Sa’id Ramadhan Al Buthy berkata dalam kitabnya yaitu Fiqhus Sirah bahwa selisih waktu wafat keduanya yakni hanya satu bulan lima hari.
Dua orang yang menjadi tulang punggung dalam melakukan tugasnya menyiarkan agama Islam, Abu Thalib menjadi perisai yang melindungi dan memelihara Nabi Muhammad Saw. dengan segala kekuatan dan ketabahan hati yang dimilikinya.
Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam menamakan ini sebagai „tahun sedih cita”, alasannya yakni begitu berat dan hebatnya penderitaan di jalan dakwah pada tahun ini.
Penyakit keras telah menjulur ke seluruh badan Abu Thalib, dan ia tidak sanggup meninggalkan kawasan tidur. Tak usang kemudian ia menderita sakaratul maut. Ketika itu Rasulullah berada di sisi kepalanya mengharap supaya ia mau mengucapkan kalimat la ilaha illallah sebelum kematiannya.
Namun teman-teman buruknya yang juga berada di sisinya, termasuk tokoh mereka Abu Jahal, mencegahnya dengan berkata kepadanya: “Jangan tinggalkan agama leluhurmu”. Akhirnya iapun meninggal dalam keadaan musyrik.
Maka kesedihan Rasulullah Saw. atasnya semakin berlipat ganda alasannya yakni ia telah ditinggalkannya sebelum pamannya memeluk agama Islam. Namun pantas untuk dicatat ketika Abu Thalib sakaratul maut ia mengucap “Aku telah yakin bahwa agama Muhammad yakni agama yang paling baik” beberapa andal sejarah mengambil kesimpulan bahwa Abu Thalib bin Abdul Muthalib telah menganut agama Islam dengan tidak memperlihatkan secara terus terang.
Siti Khadijah binti Khuwalid isteri Nabi Muhammad Saw. wafat dalam usia 65 tahun. Selama 25 tahun Siti Khadijah menemani Nabi Muhammad Saw., Siti Khadijah sosok isteri yang setia, orang yang mula pertama mengikuti aliran Rasulullah Saw, telah menyokong usaha dakwah Islamiyah dengan segenap jiwa, raga dan harta, dan selalu memperlihatkan kesejahteraan serta ketenteraman pada diri Nabi Muhammad Saw. menjadi mendamping dan pendukung misi dakwah Rasulullah Saw, sehingga Rasulullah Saw. semakin mencicipi sedih yang sangat pedih.
Sementara itu cobaan yang ditimpakan oleh kaumnya kepada ia sehabis ajal Abu Thalib dan isterinya, Khadijah, justru semakin berat. Dengan meningglnya dua orang ini kaum Quraisy semakin menekan Nabi Muhammad Saw. dengan menyakitinya secara fisik, menghina dan melecehkan Rasulullah Saw. Abu Lahab, Hakim bin Ash dan Utbah bin Muit selalu melempari kotoran dan najis di jalanan menuju rumah dan ke halaman rumah Nabi Muhammad Saw., bahkan isteri Abu Lahab selalu meletakan duri atau pecahan-pecahan di muka pintu Rasulullah Saw
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan ihwal pengertian tahun sedih cita ('amul huzni). Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.