Biografi Singkat Ahmad Khatib Al-Sambasi Dan Karya Ahmad Khatib Al-Sambasi

Syaikh Ahmad Khathib bin Abdul Ghaffar bin Abdullah bin Muhammad al-Sambasi atau dikenal dengan nama Syeikh Ahmad Khatib Sambas, lahir tahun 1280 H/ 1803 M di kampung dagang, Sambas, Kalimantan Barat. Ahmad Khatib al-Sambasi wafat di Makkah di tahun 1289 H/ 1872 M.

Pengabdian Khatib al-Sambasi didedikasikan pada pendidikan dengan menjadi guru agama hingga simpulan hayatnya. Khatib al-Sambasi populer sebagai andal tarekat sekaligus sebagai pendiri tarekat qadariyah naqsyabandiyah. Dan hingga kini pengaruhnya masih tetap besar, begitu juga dengan tarekat yang didirikannya.

Ahmad Khatib al-Sambasi mempunyai banyak murid dan berasal dari banyak sekali negara, diantaranya Nawawi al-Bantani (w. 1897 M), Haji Muhammad Syah dan Haji Fadil. Muhammad Syah dan Haji Fadil dari Malaysia, sesudah kembali ke Malaysia tepatnya di Johor mereka mengembangkan tarekat qadariyah wa naqsabandiyah sebagaimana yang diajarkan gurunya. Pada tahun 1940 an pengikut tarekat tersebut mencapai + 14.000orang pengikut.

Fath al-‘Arifin merupakan salah satu karyanya yang populer dan kuat kuat terhadap sufisme khususnya di Melayu. Fath al-‘Arifin ialah kitab panduan zikir, doa, dan amalan kata-kata tertentu tanpa putus. Fath al-‘Arifin sebagai contoh sekaligus bab utama dari tarekat tersebut.

Walaupun Syeikh Ahmad Khatib Sambas termasyhur sebagai seorang tokoh sufi, namun ia juga menghasilkan karya dalam bidang ilmu fikih yang berupa manusrkip risalah Jum’at. Naskah goresan pena tangan ini dijumpai tahun 1986, bekas koleksi Haji Manshur yang berasal dari Pulau Subi, Kepulauan Riau. Demikian berdasarkan Wan Mohd. Shaghir Abdullah, seorang ulama penulis asal tanah Melayu. Kandungan manuskrip ini, membicarakan problem seputar Jum’at, juga membahas mengenai aturan penyembelihan secara Islam.

Pada bab simpulan naskah manuskrip, terdapat pula suatu hikmah panjang, manuskrip ini ditutup dengan beberapa amalan wirid Ia selain amalan Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah.

Karya lain (juga berupa manuskrip) membicarakan ihwal fikih, mulai thaharah, sholat dan penyelenggaraan mayat ditemukan di Kampung Mendalok, Sungai Kunyit, Kabupaten Pontianak, Kalimantan Barat, pada 6 Syawal 1422 H/20 Desember 2001 M. karya ini berupa manuskrip tanpa tahun, hanya terdapat tahun penyalinan dinyatakan yang menyatakan disalin pada hari kamis, 11 Muharam 1281.

Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan ihwal biografi Ahmad Khatib al-Sambasi dan karya Ahmad Khatib al-Sambasi serta aliran kalam Ahmad Khatib al-Sambasi. Sumber buku Ilmu Kalam Kelas XII MA Kementerian Agama Republik Indonesia, 2016. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel