Hijrah Ke Habsyi (Abbesinia) Dan Sebab-Sebab Kaum Muslimin Hijrah Ke Habsyi
Friday, May 8, 2020
Edit
Habsyi (habasyah) disebut juga Abbesinia ialah negeri yang terletak di Afrika timur. Sekarang negeri itu berjulukan Ethiopia. Raja Habsyi dikala itu berjulukan Negus atau Najasi. Raja Negus ialah raja yang beragama Nasrani (Kristen). Sebagian besar penduduk Habsyi dikala itu juga memeluk agama nasrani.
Pada bulan rajab tahun ke 5 kenabian, berangkatlah rombongan kaum muslimin ke Habsyi. Mereka membawa keinginan yang besar bahwa di Habsyi akan terlindung dari penderitaan yang disebabkan oleh kekejaman kaum kafir Quraisy. Rasulullah Saw berpesan supaya kaum muslimin tinggal di Habsyi hingga Allah Swt memberi jalan keluar dari penderitaan yang menimpa kaum muslimin.
Dengan adanya siksaan demi siksaan yang terus menerus dilakukan kaum kafir Quraisy kepada kaum muslimin, terutama kaum muslimin yang tergolong lemah secara ekonomi. Mereka sangat menderita, lantaran penderitaan mereka inilah maka Rasulullah Saw. meminta para sahabatnya untuk hijrah ke Habsyi demi menyelamatkan agama mereka di sisi raja Najasyi, Rasulullah Saw. tahu bahwa Raja Habsyi sangat adil dan tak pernah berbuat aniaya pada sesama manusia, kaum muslimin akan kondusif disana, terutama keamanan sebagian besar kaum muslimin yang mengkhawatirkan diri dan keluarga mereka dari kaum kafir Quraisy. Dan kejadian ini tepatnya terjadi pada tahun kelima dari masa kenabian.
Hijrah ke Habsyi dilakukan kaum muslimin dalam dua gelombang, rombongan pertama kaum muslimin yang berjumlah lebih kurang10 orang pria dan 4 orang perempuan, pada tahun ke 5 bulan ke tujuh kenabian. Dilanjutkan dengan rombongan hijrah kedua hingga keseluruhannya berjumlah 83 orang pria dan 18 orang perempuan.
Di antara mereka terdapat Utsman bin Affan beserta isterinya, Ruqayah binti Muhammad, Zubair bin Awwan, Abdurrahman bin Auf, Ja’far bin Abu Thalib sebagai pemimpin rombongan dan lain-lain.
Rombongan ini menerima sambutan yang baik dan penghormatan dari Raja Najasyi, namun Kaum Quraisy berusaha merusak kedudukan mereka di Habsyi. Maka mereka mengirim utusan dipimpin Abdullah bin Abi Rabi’ah dan Amr bin ’Ash serta memberi hadiah untuk raja dan memintanya supaya menyerahkan kaum muslimin kepada mereka. Mereka menyampaikan kepada raja bahwa kaum muslimin menjelekjelekkan Isa dan ibundanya. Tatkala raja Najasyi menanyakan hal tersebut kepada kaum muslimin, dan merekapun menjelaskan pandangan Islam wacana Isa dengan sebenar-benarnya, maka raja mengamankan mereka dan menolak untuk menyerahkan mereka kepada Kaum Quraisy.
Tidak hanya itu kaum Quraisy juga melaksanakan pemboikotan atau pengucilan terhadap kaum muslimin dari pergaulan dengan masyarakat Mekkah, yang digantungkan di dinding Ka’bah, berisi antara lain :
1. Tidak boleh melaksanakan jual beli kepada bani Hasyim, bani Muthalib dan umat Islam.
2. Dilarang mengadakan perdamaian dengan keluarga bani Hasyim, bani Mutholib dan umat Islam, kecuali Nabi Muhammad Saw. diserahkan atau menyerahkan diri pada kaum kafir Quraisy.
3. Dilarang berbicara, mengunjungi orang sakit dari keluarga bani Hasyim, bani Mutholib dan umat Islam.
4. Dilarang mengadakan kesepakatan nikah dengan keluarga bani Hasyim, bani Mutholib dan umat Islam.
5. Pemukiman umat Islam dikucilkan di kepingan utara kota Mekkah dan dijaga ketat oleh kaum kafir Quraisy sehingga mereka tidak sanggup bekerjasama dengan masyarakat Mekkah atau di luar Mekkah.
Masih dalam tahun yang sama, di Bulan Ramadhan, Nabi Muhammad Saw. pergi ke Mekkah. Di sana telah berkumpul sekelompok besar kaum kafir Quraisy, kemudian dia bangun di antara mereka. Namun tiba-tiba dia membaca surat an-Najm, padahal orang-orang kafir belum pernah mendengarkan kalam Allah, mengingat sebelumnya mereka selalu berwasiat supaya tidak mendengar ucapan Rasulullah Saw sedikitpun. Ketika dia mengejutkan mereka dengan surat ini, dan mengetuk indera pendengaran mereka dengan kalam Allah Swt. yang sangat menarik ini satu persatu dari mereka tetap ditempatnya mendengarkan kalam Ilahi tersebut. Di hati mereka tidak terlintas apapun selain kalam Ilahi ini, hingga ketika dia membaca ayat:
Artinya : “Maka bersujudlah kepada Allah dan sembahlah (Dia)." (QS. An-Najm : 62)
Kemudian merekapun bersujud. Setiap orang tidak sanggup menguasai dirinya untuk tidak bersujud. Dari kejadian ini, maka kaum kafir Quraisy yang tidak menyaksikan kejadian tersebut mencela atas perbuatan mereka. Ketika itu, mereka mendustakan atas apa yang telah dilakukan oleh Rasulullah Saw dan berkata bahwa Rasulullah Saw telah memuji berhala-berhala mereka. Mereka juga berkata bahwa syafaat berhala-berhala tersebut sangat diharapkan. Mereka melaksanakan kebohongan besar ini sebagai alasan dari tindakan atas bersujud sebahagian dari mereka.
Sebab-sebab kaum muslimin hijrah ke Habsyi.
Nabi Muhammad Saw tidak tahan menyaksikan penderitaan para sobat dan kaum muslimin lantaran kekejaman kaum kafir Quraisy. Oleh lantaran itu, Rasulullah Saw menghendaki supaya kaum muslimin hijrah keluar kota mekah. Rasulullah Saw khawatir kaum kafir Quraisy akan semakin kejam menyiksa dan menganiaya para sobat dan kaum muslimin.
Penghinaan dan penganiayaan yang dilakukan oleh kaum kafir Quraisy tidak saja ditujukan kepada pengikut Nabi Muhammad Saw. Namun, hal itu juga ditujukan kepada para sobat terkemuka yang dahulunya sangat dihormati dan mempunyai imbas dikalangan kaum Quraisy. Lemparan batu, kotoran hewan, bahkan lemparan kotoran insan sudah tidak asing lagi dirasakan umat Islam.
Beberapa sobat meminta kepada Rasulullah Saw supaya diizinkan tetap bertahan di mekah. Mereka rela dan lapang dada mendapatkan perlakuan orang kafir yang kejam itu. Mereka berjanji akan tetap mempertahankan iktikad Islam yan sudah tertanam di dalam hatinya walaupun harus mengorbankan nyawa. Beberapa sobat yang lain mengusulkan untuk membalas kekejaman kaum kafir quraisy dengan kekejaman pula.
Namun, Rasulullah Saw selalu menasehati mereka dengan pandai dan bijaksana untuk selalu bersabar, “Sesungguhnya Allah swt bersama orang-orang yang sabar”.
Beliau juga menjelaskan bahwa dalam fatwa islam tidak ada balas dendam. Begitu pula bersabar bukan berarti mendapatkan saja tanpa berusaha. Untuk itu jalan yang terbaik ialah menghindari kekejaman kaum kafir Quraisy dengan cara hijrah. Para sobat pun siap untuk meninggalkan kota mekah. Diantaranya ialah sobat terkemuka sepeti Utsman bin Affan dan Jafar bin Abu Thalib. Mereka diperintahkan untuk menyertai kaum muslimin hijrah. Sedangkan Rasulullah Saw akan tetap tinggal di mekah.
Sebab-sebab Rasulullah Saw menentukan Habsyi sebagai daerah hijrahnya kaum muslimin, antara lain lantaran raja negeri Habsyi populer sangat jujur, adil dan bijaksana. Dia tidak suka berbuat zalim sehingga tidak ada seorang pun di negeri itu yang teraniaya. Selain itu negeri Habsyi ialah suatu negeri yang kondusif dan jauh dari jangkauan orang-orang kafir Quraisy.
Pada bulan rajab tahun ke 5 kenabian, berangkatlah rombongan kaum muslimin ke Habsyi. Mereka membawa keinginan yang besar bahwa di Habsyi akan terlindung dari penderitaan yang disebabkan oleh kekejaman kaum kafir Quraisy. Rasulullah Saw berpesan supaya kaum muslimin tinggal di Habsyi hingga Allah Swt memberi jalan keluar dari penderitaan yang menimpa kaum muslimin.
Dengan adanya siksaan demi siksaan yang terus menerus dilakukan kaum kafir Quraisy kepada kaum muslimin, terutama kaum muslimin yang tergolong lemah secara ekonomi. Mereka sangat menderita, lantaran penderitaan mereka inilah maka Rasulullah Saw. meminta para sahabatnya untuk hijrah ke Habsyi demi menyelamatkan agama mereka di sisi raja Najasyi, Rasulullah Saw. tahu bahwa Raja Habsyi sangat adil dan tak pernah berbuat aniaya pada sesama manusia, kaum muslimin akan kondusif disana, terutama keamanan sebagian besar kaum muslimin yang mengkhawatirkan diri dan keluarga mereka dari kaum kafir Quraisy. Dan kejadian ini tepatnya terjadi pada tahun kelima dari masa kenabian.
Hijrah ke Habsyi dilakukan kaum muslimin dalam dua gelombang, rombongan pertama kaum muslimin yang berjumlah lebih kurang10 orang pria dan 4 orang perempuan, pada tahun ke 5 bulan ke tujuh kenabian. Dilanjutkan dengan rombongan hijrah kedua hingga keseluruhannya berjumlah 83 orang pria dan 18 orang perempuan.
Di antara mereka terdapat Utsman bin Affan beserta isterinya, Ruqayah binti Muhammad, Zubair bin Awwan, Abdurrahman bin Auf, Ja’far bin Abu Thalib sebagai pemimpin rombongan dan lain-lain.
Rombongan ini menerima sambutan yang baik dan penghormatan dari Raja Najasyi, namun Kaum Quraisy berusaha merusak kedudukan mereka di Habsyi. Maka mereka mengirim utusan dipimpin Abdullah bin Abi Rabi’ah dan Amr bin ’Ash serta memberi hadiah untuk raja dan memintanya supaya menyerahkan kaum muslimin kepada mereka. Mereka menyampaikan kepada raja bahwa kaum muslimin menjelekjelekkan Isa dan ibundanya. Tatkala raja Najasyi menanyakan hal tersebut kepada kaum muslimin, dan merekapun menjelaskan pandangan Islam wacana Isa dengan sebenar-benarnya, maka raja mengamankan mereka dan menolak untuk menyerahkan mereka kepada Kaum Quraisy.
Tidak hanya itu kaum Quraisy juga melaksanakan pemboikotan atau pengucilan terhadap kaum muslimin dari pergaulan dengan masyarakat Mekkah, yang digantungkan di dinding Ka’bah, berisi antara lain :
1. Tidak boleh melaksanakan jual beli kepada bani Hasyim, bani Muthalib dan umat Islam.
2. Dilarang mengadakan perdamaian dengan keluarga bani Hasyim, bani Mutholib dan umat Islam, kecuali Nabi Muhammad Saw. diserahkan atau menyerahkan diri pada kaum kafir Quraisy.
3. Dilarang berbicara, mengunjungi orang sakit dari keluarga bani Hasyim, bani Mutholib dan umat Islam.
4. Dilarang mengadakan kesepakatan nikah dengan keluarga bani Hasyim, bani Mutholib dan umat Islam.
5. Pemukiman umat Islam dikucilkan di kepingan utara kota Mekkah dan dijaga ketat oleh kaum kafir Quraisy sehingga mereka tidak sanggup bekerjasama dengan masyarakat Mekkah atau di luar Mekkah.
Masih dalam tahun yang sama, di Bulan Ramadhan, Nabi Muhammad Saw. pergi ke Mekkah. Di sana telah berkumpul sekelompok besar kaum kafir Quraisy, kemudian dia bangun di antara mereka. Namun tiba-tiba dia membaca surat an-Najm, padahal orang-orang kafir belum pernah mendengarkan kalam Allah, mengingat sebelumnya mereka selalu berwasiat supaya tidak mendengar ucapan Rasulullah Saw sedikitpun. Ketika dia mengejutkan mereka dengan surat ini, dan mengetuk indera pendengaran mereka dengan kalam Allah Swt. yang sangat menarik ini satu persatu dari mereka tetap ditempatnya mendengarkan kalam Ilahi tersebut. Di hati mereka tidak terlintas apapun selain kalam Ilahi ini, hingga ketika dia membaca ayat:
فَاسْجُدُوا لِلَّهِ وَاعْبُدُوا
Artinya : “Maka bersujudlah kepada Allah dan sembahlah (Dia)." (QS. An-Najm : 62)
Kemudian merekapun bersujud. Setiap orang tidak sanggup menguasai dirinya untuk tidak bersujud. Dari kejadian ini, maka kaum kafir Quraisy yang tidak menyaksikan kejadian tersebut mencela atas perbuatan mereka. Ketika itu, mereka mendustakan atas apa yang telah dilakukan oleh Rasulullah Saw dan berkata bahwa Rasulullah Saw telah memuji berhala-berhala mereka. Mereka juga berkata bahwa syafaat berhala-berhala tersebut sangat diharapkan. Mereka melaksanakan kebohongan besar ini sebagai alasan dari tindakan atas bersujud sebahagian dari mereka.
Sebab-sebab kaum muslimin hijrah ke Habsyi.
Nabi Muhammad Saw tidak tahan menyaksikan penderitaan para sobat dan kaum muslimin lantaran kekejaman kaum kafir Quraisy. Oleh lantaran itu, Rasulullah Saw menghendaki supaya kaum muslimin hijrah keluar kota mekah. Rasulullah Saw khawatir kaum kafir Quraisy akan semakin kejam menyiksa dan menganiaya para sobat dan kaum muslimin.
Penghinaan dan penganiayaan yang dilakukan oleh kaum kafir Quraisy tidak saja ditujukan kepada pengikut Nabi Muhammad Saw. Namun, hal itu juga ditujukan kepada para sobat terkemuka yang dahulunya sangat dihormati dan mempunyai imbas dikalangan kaum Quraisy. Lemparan batu, kotoran hewan, bahkan lemparan kotoran insan sudah tidak asing lagi dirasakan umat Islam.
Beberapa sobat meminta kepada Rasulullah Saw supaya diizinkan tetap bertahan di mekah. Mereka rela dan lapang dada mendapatkan perlakuan orang kafir yang kejam itu. Mereka berjanji akan tetap mempertahankan iktikad Islam yan sudah tertanam di dalam hatinya walaupun harus mengorbankan nyawa. Beberapa sobat yang lain mengusulkan untuk membalas kekejaman kaum kafir quraisy dengan kekejaman pula.
Namun, Rasulullah Saw selalu menasehati mereka dengan pandai dan bijaksana untuk selalu bersabar, “Sesungguhnya Allah swt bersama orang-orang yang sabar”.
Beliau juga menjelaskan bahwa dalam fatwa islam tidak ada balas dendam. Begitu pula bersabar bukan berarti mendapatkan saja tanpa berusaha. Untuk itu jalan yang terbaik ialah menghindari kekejaman kaum kafir Quraisy dengan cara hijrah. Para sobat pun siap untuk meninggalkan kota mekah. Diantaranya ialah sobat terkemuka sepeti Utsman bin Affan dan Jafar bin Abu Thalib. Mereka diperintahkan untuk menyertai kaum muslimin hijrah. Sedangkan Rasulullah Saw akan tetap tinggal di mekah.
Sebab-sebab Rasulullah Saw menentukan Habsyi sebagai daerah hijrahnya kaum muslimin, antara lain lantaran raja negeri Habsyi populer sangat jujur, adil dan bijaksana. Dia tidak suka berbuat zalim sehingga tidak ada seorang pun di negeri itu yang teraniaya. Selain itu negeri Habsyi ialah suatu negeri yang kondusif dan jauh dari jangkauan orang-orang kafir Quraisy.
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan wacana sejarah hijrah Rasulullah Saw bersama orang muslim ke Habsyi (Abbesinia) dan sebab-sebab kaum muslimin hijrah ke Habsyi. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.