Petunjuk Islam Dalam Menentukan Pemimpin

Kalau kita melihat Islam dan sejarah Umat manusia..
Ada 2 tipe Pemimpin..

Pertama, ada pemimpin yang memang diangkat oleh Allah,
yaitu para nabi dan rasul, dan ini tidak bisa dipilih oleh Rakyat atau umat.
Ini yakni Urusan Allah.

Dan kini pemimpin tipe ini tidak akan ada lagi, dalam arti Allah tidak akan mengangkat lagi
seorang Nabi dan Rasul di dunia ini.

Yang kedua,
yakni pemimpin yang diangkat oleh Umat atau Rakyat
dengan aneka macam metode atau cara pengangkatannya.... dan dalam islam ini dibernarkan.

Dalam Islam ada metode pengangkatan pemimpin yang menyerupai dengan republik ini,
yiatu sistem Khilafah, lantaran dengan cara pemilihan oleh rakyat ....
ya...meskipun ada perbedaan-perbedaan fundamental tentunya.



Selain itu ada juga cara pengangkatan pemimpin dengan sistem keturunan, ini terjadi pada kerajaan-kerajaan. Dan dalam sejarah peradaban islam dua cara pengangkatan pemimpin ini dibenarkan.

Nah, di Indonesia dengan sistem demokrasi ini cenderung lebih menyerupai dengan sistem Khilafah pada masa Sahabat, yaitu pemilihan oleh Rakyat.

Sementara itu untuk sistem keturunan ini tentu hanya terjadi pada negara-negara bersistem Kerajaan atau monarki, dan hingga ketika ini pun di sekitar kita masih ada, menyerupai di Brunei Darussalam, Malaysia, Qatar dan Saudi Arabia.

Dan Islam sendiri tidak mengamanatkan bentuk kepemimpinan itu apa.
Bentuk pemerintahannya apa. Tapi yang diamanatkan yakni kewajiban untuk mejalankan aturan-aturan atau syariat Allah. Apa itu bentuknya kerajaan, kesultanan, atau Republik, itu tidak disebutkan dalam Al-Quran.

Nah, Bentuk pemerintahan dan cara pemilihan pemimpin dengan model menyerupai di Indonesia ini, selama itu menjadi kesepakatan Umat Islam, itu menjadi Pemerintahan yang kredibel atau sah.
Dengan catatan, tentunya wajib menjalankan aturan-aturan Allah.

Lalu menyerupai apa kriteria pemimpina ideal itu dalam Islam?

Namun sebelumnya, kita perlu mengetahui dahulu ihwal pemimpin yang diangkat oleh umat ini,
pertama, yaitu ihwal Apa hukumnya mengangkat Pemimpin itu.

Dan aturan mengangkat seorang pemimpin yakni WAJIB, dalam pemikiran Islam.
Dasarnya salah satunya yakni sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Abu Daud
Dimana Rasulullah bersabda, Apabila ada 3 orang pergi dalam perjalanan , maka mereka
harus mengangkat salah satunya menjadi pemimpin dalam perjalanan itu.

Nah, ketika hanya 3 orang saja wajib mengangkat pemimpin, apalagi dengan 250juta orang..
Nah disinila kewajiban mengangkat seorang pemimpin.

Oleh lantaran itu, Majelis Ulama Indonesia, dalam pertemuan Komisi Fatwa Ulama Se Indonesia
pada tahun 2009 yang lalu, menciptakan sebuah keputusan fatwa bahwa umat Islam wajib
mengikuti pemilihan umum. Dan ini telah menjadi fatwa, lantaran dengan dasar salah satunya
menyerupai disebutkan sebelumnya.

Lebih dari 3 orang aja harus ada pemimpin apalagi 250 juta orang
sebabnya kalau orang tidak ikut dalam pemilihan umum maka bisa terjadi kekacauan
lantaran tidak Ada pemimpin.

KEMUDIAN, SEPERTI APA KRITERIA PEMIMPIN DALAM AJARAN ISLAM ITU

Sering disebut-sebut oleh para Ulama, pemimpin itu idealnya mempunyai 4 sifat yaitu:
  1. SIDIQ 
  2. AMANAH 
  3. TABLIGH 
  4. FATONAH
Memang ini yakni kriteria yang sangat bagus, lantaran bahwasanya ini yakni sifat-sifat
yang menempel wajib bagi seorang Nabi.

Sidiq itu jujur, kemudian Amanah itu kredibel atau sanggup mengemban amanah tidak ingkar janji, kemudian
Tabligh itu kewajiban memberikan kepada orang lain dan yang  keempat yakni Fatonah atau kecerdasan.

Ini yakni sifat wajib yang dimiliki oleh para nabi. Dan tentu jadi pola bagi umat.
Maka ini sebaiknya menjadi sifat bagi seorang pemimpin.

Namun, ada ayat yang mengkisahkan ihwal Nabi musa ketika menolong seorang wanita.
Banyak ulama menyebutkan bahwa perempuan ini yakni puteri dari Nabi Syuaib.
Namun ada juga pendapat yang membantah bahwa orang itu bukan Nabi Syuaib,
tapi seorag ulama dari wilayah setempat...

Nah ketika sesudah dibantu...mengambil air... kemudian perempuan atau puteri tadi itu berkata kepada bapaknya... berilah upah orang ini karena.... inna khoiral manista'jartal qowiyun amien...
Sebaik-baik orang yang kau beri upah yakni orang yang besar lengan berkuasa dan orang yang sanggup dipercaya.

Nah ini..oleh para ulama diterangkan bahwa seorang pemimpin itu seyogyanya
mempunyai dua sifat itu, yaitu AlQowiyyul Amien - Kuat dan Dapat Dipercaya atau kredibel.

Kuat disini bisa bermakna banyak ya...
Kuat pikirannya alias berakal cerdas,
jelasnya menyerupai tersebut sebelumnya salah satu sifat nabi yakni Fatonah atau Cerdas

Kuat fisiknya, tidak sakit-sakitan...
dan besar lengan berkuasa pendirian, tidak gampang didekte oleh orang..

Kemudian, Al-Amien - Dapat dipercaya..

Seorang pemimpin dihentikan hanya besar lengan berkuasa saja atau hanya Amien (dapat dipercaya) saja...
Mungkin dalam bahasa kita sederhananya sering disebut dengan Pinter dan Bener.

Jangan hanya berakal atau besar lengan berkuasa saja, kalau tidak bisa dipercaya maka akan menipu rakyat.
Tapi kalau hanya bener saja namun tidak besar lengan berkuasa maka akan ditipu Rakyat dalam arti bisa
jadi didekte atau dikendalikan oleh bawahannya sendiri

Kaprikornus seorang pemimpin itu Wajib mempunyai dua sifat ini - Kuat dan Dapat Dipercaya....
Al-Qowiyyul Amien.....

Ada Kriteria Utama yaitu:
SIDIQ, AMANAH, TABLIG, Kuat dan Dapat dipercaya.

Lalu Apakah seorang pemimpin itu harus mempunyai seluruh kriteria tersebut atau bisa salah satunya saja?

Karena tentunya pada masa ini sangat sulit untuk menemukan pemimpin dengan kriteria ideal tersebut yang menjadi sifat para Nabi.

Tadi telah dikatakan bahwa Sidiq, amanah, tabligh dan Fatonah itu yakni sifat nabi...
Dan mungkin ini tidak bisa diterapkan pada setiap orang ya...
Memang ini yakni idealnya atau sangat sempurna menjadi pemimpin, ini andai kata ada.

Namun perlu diketahui atau dicatat juga, meski andaikan ada orang dengan kriteria yang komplit itu
namun orang ini tetap tidak bisa menjadi Nabi. Karena tidak ada lagi pengangkatan seorang Nabi.

Kemudian, kini bagaimana?
Apakah pemimpin harus mempunyai semua sifat itu?
YA memang idealnya menyerupai itu.... Qowiyyul Amien... Pinter dan Bener...
Idealnya memang harus ada semuanya itu...

Namun kalau tidak bisa terpenuhni semuanya lantar bagaimana.
Apa Solusinya kalau tidak menemukan calon pemimpin dengan kriteria ideal itu?

Sebagian ulama mengatakan, kalau tidak terdapat calon pemimpin dengan sifat ideal tersebut,
yaitu AlQowiyyul Amien - Pinter dan Bener.

Maka kriteria yang lebih diunggulkan yakni Pinternya, meski benernya nilai agak rendah.
Kaprikornus kecerdasannya lebih diutamakan daripada sifat kejujurannya.

Karena lebih diutamakan kemampuan kecerdasan dalam menjalankan kepemimpinannnya.
Kenapa menyerupai itu?

Karena kalau Kejujuran saja yang diutamakan, namun tidak mempunyai kekuatan kecerdasan dalam memimpin...maka negara yang dipimpinnya bisa kacau..

Misalnya saja, negara ini mau diserang musuh...atau negara mau dirampas oleh orang lain...
Kalau orang jujur tapi tidak mempunyai kekuatan dan kecerdasan dalam memimpin,
paling- bisanya hanya berdoa saja mudah-mudahan para maling segera keluar dari negeri ini, tapi
tidak melaksanakan tindakan cerdas untuk mengusirnya....

Kaprikornus seorang pemimpin itu wajib punya ketegasan biar sanggup mengatasi masalah-masalah yang
timbul dalam bernegara. Ini hanya bisa dilakukan oleh orang besar lengan berkuasa yang bisa mengatur bawahannya...

Kaprikornus intinya...
PEMIMPIN IDEAL UMAT ISLAM yakni yang Qowiyyul Amien
Kuat dan Dapat dipercaya
Kuat pikirannya, besar lengan berkuasa dalam mengatur bawahannya dan Amanah dalam kepemimpinannya.
Dan tentunya bagi umat Islam, Pemimpin itu haruslah yang melindungi umat Islam.

(Sumber: Acara bincang-bincang dg Alm. Prof Dr Ali Mustofa Yakub di salah satu TV swasta)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel