Bebas Dari Eksekusi Berkat Orang Bau Tanah Jujur
Saturday, September 22, 2007
Edit
Rib'i bin Hirasy yakni seorang tabiin yang dipahami tidak pernah berdusta. Suatu hari dua putranya datang dari Khurasan berkumpul dengannya. Mereka berdua yakni pemberontak pada masa pemerintahan Gubernur Al-Hajjaj. Sedangkan, Al-Hajjaj yakni seorang pemimpin bertangan besi yang mengharapkan bawah umur Rib'i itu ditangkap.
Seorang intel memberi kabar terhadap Al-Hajjaj. Katanya, "Wahai pimpinanku, penduduk segalanya menilai Rib'i bin Hirasy tidak pernah berdusta selamanya. Sementara itu, di saat ini kedua anaknya yang pemberontak dari Khurasan berkumpul dengannya."
"Baiklah," kata Al-Hajjaj, "bawalah ayah mereka ke sini!" perintahnya.
Rib'i mengenali bahwa anaknya yakni buronan pemerintah alasannya yakni pemberontakannya. Namun, dia tidak tahu argumentasi sang gubernur memanggilnya.
Dalam benak Al-Hajjaj sendiri menyangsikan akan kejujuran Rib'i, "Akankah seorang ayah berkata jujur di saat mengenali anaknya dalam bahaya? Seorang ayah tidak akan memberitahu eksistensi anaknya demi keamanan mereka," pikir Al-Hajjaj.
Sang gubernur pun mengajukan pertanyaan terhadap Rib'i, "Wahai orang tua, beritahukanlah eksistensi anakmu di saat ini?"
Dengan santainya Rib'i menjawab, "Mereka berada di rumah!"
Mendengar penyataan jujur tersebut, Al-Hajjaj berkata, "Tidak ada pidana. Kami memaafkan keduanya alasannya yakni kejujuranmu. Demi Allah, kini saya percaya kamu tidak akan menyembunyikan anakmu. Sekarang kedua anakmu terserah kepadamu. Keduanya bebas dari tuduhan pidana."
Seorang intel memberi kabar terhadap Al-Hajjaj. Katanya, "Wahai pimpinanku, penduduk segalanya menilai Rib'i bin Hirasy tidak pernah berdusta selamanya. Sementara itu, di saat ini kedua anaknya yang pemberontak dari Khurasan berkumpul dengannya."
"Baiklah," kata Al-Hajjaj, "bawalah ayah mereka ke sini!" perintahnya.
Rib'i mengenali bahwa anaknya yakni buronan pemerintah alasannya yakni pemberontakannya. Namun, dia tidak tahu argumentasi sang gubernur memanggilnya.
Dalam benak Al-Hajjaj sendiri menyangsikan akan kejujuran Rib'i, "Akankah seorang ayah berkata jujur di saat mengenali anaknya dalam bahaya? Seorang ayah tidak akan memberitahu eksistensi anaknya demi keamanan mereka," pikir Al-Hajjaj.
Sang gubernur pun mengajukan pertanyaan terhadap Rib'i, "Wahai orang tua, beritahukanlah eksistensi anakmu di saat ini?"
Dengan santainya Rib'i menjawab, "Mereka berada di rumah!"
Mendengar penyataan jujur tersebut, Al-Hajjaj berkata, "Tidak ada pidana. Kami memaafkan keduanya alasannya yakni kejujuranmu. Demi Allah, kini saya percaya kamu tidak akan menyembunyikan anakmu. Sekarang kedua anakmu terserah kepadamu. Keduanya bebas dari tuduhan pidana."