Dipercaya Alasannya Yakni Jujur
Thursday, September 13, 2007
Edit
Shuhaib bin Sinan bin Malik lebih dipahami dengan nama Shuhaib Ar-Rumi. la turut hijrah bareng Rasulullah saw dan Abu Bakar r.a ke Medinah. Mereka berhijrah secara rahasia alasannya orang-orang Quraisy tidak akan membiarkan Muhammad dan kaum muslimin meninggalkan kota Mekah.
Meskipun demikian, ternyata rencana mereka sudah dikenali oleh para lawan Allah. Mereka pun mengendalikan suatu perangkap untuk menghambat perjalanan ketiga orang mulia tersebut.
Atas izin Allah SWT, Rasulullah saw dan Abu Bakar r.a sukses lolos dari jebakan mereka. Namun, tidak bagi Shuhaib. Ia tidak sukses meloloskan diri dari kepungan orang-orang jahiliah tersebut.
Ketika orang-orang musyrik yang mengepungnya lengah, ia secepatnya memacu untanya mudah-mudahan berlari kencang. Pemburu-pemburu Quraisy secepatnya mengejarnya dan sukses menghentikan Shuhaib di tengah-tengah padang pasir yang luas.
Pemburu-pemburu Ouraisy memandang Shuhaib dengan beringas menyerupai tidak sabar ingin membunuhnya. Shuhaib sendiri ingin secepatnya menyusul Rasulullah saw dan Abu Bakar r.a untuk hijrah ke Medinah. Mereka sudah siap dengan senjatanya masing-masing, tergolong shuhaib yang sudah memasang anak panah di busurnya.
Dalam suasana yang tegang itu Shuhaib menggertak mereka, "Hai orang-orang kafir Quraisy! Kalian sudah mengenali bahwa saya merupakan andal panah yang mahir. Demi Allah! Kalian semua akan mati oleh anak panah dalam kantong ini sebelum kalian sukses mendekatiku. Setelah itu pedang ini akan kugunakan untuk menebas kalian! Sampai semua senjata di tanganku habis!"
Nyali para pemburu beringas itu ciut mendengar bahaya Shuhaib. Namun, mereka tidak mengurungkan niatnya untuk membunuh Shuhaib.
Akhirnya, Shuhaib mengajukan penawaran terhadap mereka, "Kalau kalian setuju, akan saya tunjukkan kawasan penyimpanan hartaku. Kalian boleh memilikinya asalkan saya dibiarkan berhijrah ke Yastrib (Medinah)!"
Tawaran itu menggoda para pemburu Quraisy. Mereka berkata, "Dulu kau hanyalah seorang yang miskin dan papa. Sekarang hartamu banyak dan melimpah ruah. Tunjukkanlah di mana hartamu disimpan?"
Shuhaib pun memamerkan kawasan harta bendanya disembunyikan. Para pemburu Quraisy pribadi bertolak kembali ke Mekah dan menyedot harta tabungan Shuhaib. Mereka membiarkan Shuhaib berhijrah ke Medinah.
Shuhaib bin Sinan melanjutkan perjalanannya ke Yastrib. Setelah lewat padang pasir yang luas dan gersang, kesudahannya Allah SWT memperkenankan dirinya berjumpa dengan kekasih tercinta, Rasulullah saw, di Quba.
Ia mengucapkan salam terhadap Rasulullah saw dan para sobat yang mengelilingi beliau. Melihat Shuhaib bin Sinan datang, Rasulullah saw. menyambutnya dengan ceria. Beliau bersabda kepadanya, "Beruntunglah perniagaanmu, hai Abu Yahya!"
Shuhaib bersyukur dengan doa Rasulullah saw tersebut walaupun ia heran dibilang mujur alasannya hasil kerja keras perdagangannya sudah habis diberikan terhadap musyrikin Quraisy. Yang tinggal pada dirinya cuma iman dan kecintaannya terhadap Allah SWT dan Rasul-Nya.
Pengorbanan Shuhaib memperoleh kebanggaan dari Allah SWT sehingga turunlah ayat selaku berikut, "Dan di antara insan ada orang yang mengorbankan dirinya untuk mencari keridaan Allah. Dan Allah Maha Penyantun terhadap hamba-hamba-Nya." (QS Al-Baqarah [2]: 207)
Meskipun demikian, ternyata rencana mereka sudah dikenali oleh para lawan Allah. Mereka pun mengendalikan suatu perangkap untuk menghambat perjalanan ketiga orang mulia tersebut.
Atas izin Allah SWT, Rasulullah saw dan Abu Bakar r.a sukses lolos dari jebakan mereka. Namun, tidak bagi Shuhaib. Ia tidak sukses meloloskan diri dari kepungan orang-orang jahiliah tersebut.
Ketika orang-orang musyrik yang mengepungnya lengah, ia secepatnya memacu untanya mudah-mudahan berlari kencang. Pemburu-pemburu Quraisy secepatnya mengejarnya dan sukses menghentikan Shuhaib di tengah-tengah padang pasir yang luas.
Pemburu-pemburu Ouraisy memandang Shuhaib dengan beringas menyerupai tidak sabar ingin membunuhnya. Shuhaib sendiri ingin secepatnya menyusul Rasulullah saw dan Abu Bakar r.a untuk hijrah ke Medinah. Mereka sudah siap dengan senjatanya masing-masing, tergolong shuhaib yang sudah memasang anak panah di busurnya.
Dalam suasana yang tegang itu Shuhaib menggertak mereka, "Hai orang-orang kafir Quraisy! Kalian sudah mengenali bahwa saya merupakan andal panah yang mahir. Demi Allah! Kalian semua akan mati oleh anak panah dalam kantong ini sebelum kalian sukses mendekatiku. Setelah itu pedang ini akan kugunakan untuk menebas kalian! Sampai semua senjata di tanganku habis!"
Nyali para pemburu beringas itu ciut mendengar bahaya Shuhaib. Namun, mereka tidak mengurungkan niatnya untuk membunuh Shuhaib.
Akhirnya, Shuhaib mengajukan penawaran terhadap mereka, "Kalau kalian setuju, akan saya tunjukkan kawasan penyimpanan hartaku. Kalian boleh memilikinya asalkan saya dibiarkan berhijrah ke Yastrib (Medinah)!"
Tawaran itu menggoda para pemburu Quraisy. Mereka berkata, "Dulu kau hanyalah seorang yang miskin dan papa. Sekarang hartamu banyak dan melimpah ruah. Tunjukkanlah di mana hartamu disimpan?"
Shuhaib pun memamerkan kawasan harta bendanya disembunyikan. Para pemburu Quraisy pribadi bertolak kembali ke Mekah dan menyedot harta tabungan Shuhaib. Mereka membiarkan Shuhaib berhijrah ke Medinah.
Shuhaib bin Sinan melanjutkan perjalanannya ke Yastrib. Setelah lewat padang pasir yang luas dan gersang, kesudahannya Allah SWT memperkenankan dirinya berjumpa dengan kekasih tercinta, Rasulullah saw, di Quba.
Ia mengucapkan salam terhadap Rasulullah saw dan para sobat yang mengelilingi beliau. Melihat Shuhaib bin Sinan datang, Rasulullah saw. menyambutnya dengan ceria. Beliau bersabda kepadanya, "Beruntunglah perniagaanmu, hai Abu Yahya!"
Shuhaib bersyukur dengan doa Rasulullah saw tersebut walaupun ia heran dibilang mujur alasannya hasil kerja keras perdagangannya sudah habis diberikan terhadap musyrikin Quraisy. Yang tinggal pada dirinya cuma iman dan kecintaannya terhadap Allah SWT dan Rasul-Nya.
Pengorbanan Shuhaib memperoleh kebanggaan dari Allah SWT sehingga turunlah ayat selaku berikut, "Dan di antara insan ada orang yang mengorbankan dirinya untuk mencari keridaan Allah. Dan Allah Maha Penyantun terhadap hamba-hamba-Nya." (QS Al-Baqarah [2]: 207)
membunuh