Kisah Saudagar Perhiasan
Thursday, September 6, 2007
Edit
Seorang tabiin berjulukan Yunus bin Ubaid yakni pedagang yang jujur. Ketika hendak menunaikan shalat berjamaah di masjid, ia menitipkan tokonya terhadap saudaranya. Kemudian datanglah seorang Badui hendak berbelanja embel-embel di toko tersebut.
Ia mencari suatu permata seharga 400 dirham. Saudara Yunus menyediakan watu permata yang harganya cuma 200 dirham. Orang Badui tersebut eksklusif membelinya dengan harga 400 dirham tanpa menawar lagi.
Di tengah jalan, beliau berpapasan dengan Yunus bin Ubaid. Yunus mengenali bahwa orang Badui tersebut gres mampir ke tokonya. Ia lalu mengajukan pertanyaan barang apa yang sudah ia beli dari tokonya. Orang Badui itu menyampaikan bahwa ia sudah berbelanja permata seharga 400 dirham sambil menyediakan permata seharga 200 dirham tadi.
Mengetahui hal itu, Yunus berkata, "Maaf, harga bahwasanya cuma 200 dirham. Mari ke toko saya supaya saya sanggup mengembalikan duit selebihnya terhadap Anda."
Orang Badui itu menolak, "Biarlah, tidak perlu. Aku merasa bahagia dan mujur dengan harga 400 dirham itu alasannya yakni di kampungku harga barang ini termurah 500 dirham."
Akan tetapi, saudagar Yunus tidak mau mengijinkan orang Badui itu pergi. Ia pun mendesak orang Badui itu supaya mau ke tokonya dan ia akan mengembalikan keistimewaan duit tersebut. Akhirnya, orang Badui tersebut menerimanya.
Setelah orang Badui itu pergi, berkatalah Yunus terhadap saudaranya, "Apakah kau tidak merasa aib dan takut terhadap Allah atas perbuatanmu memasarkan barang tadi dengan harga dua kali lipat?"
"Tetapi beliau sendiri yang hendak membelinya dengan harga 400 dirham," kerabat Yunus menjajal membela diri bahwa dialah yang benar.
Yunus berkata, "Ya, namun di atas kita terpikul satu amanah untuk memperlakukan kerabat kita menyerupai memperlakukan terhadap diri kita sendiri."
Ia mencari suatu permata seharga 400 dirham. Saudara Yunus menyediakan watu permata yang harganya cuma 200 dirham. Orang Badui tersebut eksklusif membelinya dengan harga 400 dirham tanpa menawar lagi.
Di tengah jalan, beliau berpapasan dengan Yunus bin Ubaid. Yunus mengenali bahwa orang Badui tersebut gres mampir ke tokonya. Ia lalu mengajukan pertanyaan barang apa yang sudah ia beli dari tokonya. Orang Badui itu menyampaikan bahwa ia sudah berbelanja permata seharga 400 dirham sambil menyediakan permata seharga 200 dirham tadi.
Mengetahui hal itu, Yunus berkata, "Maaf, harga bahwasanya cuma 200 dirham. Mari ke toko saya supaya saya sanggup mengembalikan duit selebihnya terhadap Anda."
Orang Badui itu menolak, "Biarlah, tidak perlu. Aku merasa bahagia dan mujur dengan harga 400 dirham itu alasannya yakni di kampungku harga barang ini termurah 500 dirham."
Akan tetapi, saudagar Yunus tidak mau mengijinkan orang Badui itu pergi. Ia pun mendesak orang Badui itu supaya mau ke tokonya dan ia akan mengembalikan keistimewaan duit tersebut. Akhirnya, orang Badui tersebut menerimanya.
Setelah orang Badui itu pergi, berkatalah Yunus terhadap saudaranya, "Apakah kau tidak merasa aib dan takut terhadap Allah atas perbuatanmu memasarkan barang tadi dengan harga dua kali lipat?"
"Tetapi beliau sendiri yang hendak membelinya dengan harga 400 dirham," kerabat Yunus menjajal membela diri bahwa dialah yang benar.
Yunus berkata, "Ya, namun di atas kita terpikul satu amanah untuk memperlakukan kerabat kita menyerupai memperlakukan terhadap diri kita sendiri."