Kisah Penggembala Domba
Wednesday, September 5, 2007
Edit
Amirul Mukminin Umar bin Khaththab r.a mendengar ada seorang penggembala cilik yang jujur. Beliau pun terpikat untuk menunjukan kejujuran anak itu.
Suatu hari Amirul Mukminin menjumpainya dikala penggembala tersebut sedang menggiring domba-dombanya. Umar secepatnya menegurnya, "Hai anak kecil! Kamu menggembalakan dombamu dengan sungguh baik. Aku ingin berbelanja sebagian dari domba-dombamu yang sehat ini dengan harga dua kali lipat!"
Sang anak tidak mengenali bahwa yang menegurnya itu merupakan Amirul Mukminin alasannya merupakan pakaiannya sungguh sederhana dan merakyat. Ia menjawab, "Maaf, Tuan, domba-domba ini bukan milikku! Aku tidak bisa menjualnya!"
Ternyata anak itu tidak tergiur dengan tingginya harga yang Umar tawarkan. Umar kembali membujuk, "Ia tidak akan tahu jikalau beberapa dombanya saya beli alasannya merupakan domba-domba peliharaannya begitu banyak!"
Dengan sifat kejujurannya itu, si penggembala cilik tidak bergeming. Ia berkata, "Tidak, ia akan tahu jikalau domba yang ia titipkan padaku menyusut jumlahnya!"
Umar tidak depresi untuk memamerkan inspirasi lain, "Katakan saja terhadap majikanmu bahwa dombanya disantap serigala!"
Sang penggembala cilik terdiam. Umar merasa bahwa kali ini ia sukses meruntuhkan kejujuran sang penggembala cilik. Tiba-tiba anak itu berkata, "Mungkin majikanku tidak tahu apa yang bergotong-royong terjadi pada domba-dombanya. Akan tetapi, Allah Maha tahu!" jawab penggembala cilik singkat.
Subhanallah, Umar begitu terharu menyaksikan kejujuran seorang anak kecil penggembala domba tersebut. Amirul Mukminin secepatnya menemui majikan anak itu dan mengeluarkan duit sejumlah duit untuk membebaskan penggembala jujur itu dari perbudakannya. Sang Amirul Mukminin pun melepasnya selaku seorang hamba Allah yang merdeka.
Suatu hari Amirul Mukminin menjumpainya dikala penggembala tersebut sedang menggiring domba-dombanya. Umar secepatnya menegurnya, "Hai anak kecil! Kamu menggembalakan dombamu dengan sungguh baik. Aku ingin berbelanja sebagian dari domba-dombamu yang sehat ini dengan harga dua kali lipat!"
Sang anak tidak mengenali bahwa yang menegurnya itu merupakan Amirul Mukminin alasannya merupakan pakaiannya sungguh sederhana dan merakyat. Ia menjawab, "Maaf, Tuan, domba-domba ini bukan milikku! Aku tidak bisa menjualnya!"
Ternyata anak itu tidak tergiur dengan tingginya harga yang Umar tawarkan. Umar kembali membujuk, "Ia tidak akan tahu jikalau beberapa dombanya saya beli alasannya merupakan domba-domba peliharaannya begitu banyak!"
Dengan sifat kejujurannya itu, si penggembala cilik tidak bergeming. Ia berkata, "Tidak, ia akan tahu jikalau domba yang ia titipkan padaku menyusut jumlahnya!"
Umar tidak depresi untuk memamerkan inspirasi lain, "Katakan saja terhadap majikanmu bahwa dombanya disantap serigala!"
Sang penggembala cilik terdiam. Umar merasa bahwa kali ini ia sukses meruntuhkan kejujuran sang penggembala cilik. Tiba-tiba anak itu berkata, "Mungkin majikanku tidak tahu apa yang bergotong-royong terjadi pada domba-dombanya. Akan tetapi, Allah Maha tahu!" jawab penggembala cilik singkat.
Subhanallah, Umar begitu terharu menyaksikan kejujuran seorang anak kecil penggembala domba tersebut. Amirul Mukminin secepatnya menemui majikan anak itu dan mengeluarkan duit sejumlah duit untuk membebaskan penggembala jujur itu dari perbudakannya. Sang Amirul Mukminin pun melepasnya selaku seorang hamba Allah yang merdeka.