Kisah Suraqah Bin Malik : Cahaya Yang Kuasa Di Hati Pembunuh Bayaran
Wednesday, October 10, 2018
Edit
Siapakah Suraqah bin Malik ? Untuk mengetahuinya mari kita ikuti dongeng berikut ini.
Pada suatu waktu Rasulullah saw. sedang dalam perjalanan dari Mekah untuk hijrah ke Madinah, berkumpullah orang-orang kafir Mekah di Darun Nadwah (nama sebuah kawasan pertemuan) di rumah Abu Jahal. Dalam pertemuan tersebut, mereka memutuskan untuk mengadakan sayembara, “Barangsiapa berhasil membawa Muhammad kepada kami, atau berhasil membawa kepalanya, kami para tokoh kafir Quraisy akan memberi hadiah 100 unta merah yang hitam biji matanya.”
Mendengar sayembara tersebut, berdirilah seorang di antara mereka, namanya Suraqah bin Malik. Ia berkata, “Aku yang sanggup membawa Muhammad.” Setelah itu Suraqah eksklusif keluar untuk mengejar Rasulullah saw.
Ketika berhasil menemukan Rasulullah saw., tanpa membuang waktu lagi, Suraqah eksklusif menghunus pedangnya hendak membunuh Rasulullah saw. Pada ketika itulah, Allah Swt. mengatakan kekuasaan-Nya. Allah Swt. memerintahkan bumi untuk patuh kepada perintah Rasulullah saw. Rasulullah saw. memerintahkan bumi untuk menahan Suraqah sehingga Suraqah dan kudanya terperosok ke dalam bumi hingga sebatas lututnya.
Ketika melihat kudanya tidak sanggup bangun, Suraqah memelas memohon derma kepada Rasulullah saw. seraya berkata, “Wahai Muhammad, amankanlah diriku! Amankanlah diriku!” Kemudian Rasulullah saw. berdoa kepada Allah Swt. untuk menolong Suraqah yang hampir tertelan bumi. Akhirnya, Suraqah pun terbebas dari ancaman yang hampir merenggut nyawanya itu.
Setelah menyelamatkan Suraqah, Rasulullah kembali melanjutkan perjalanan dia menuju Madinah. Namun, Suraqah kembali mengejar Rasul dengan pedang terhunus di tangannya. Ternyata ia masih tetap ingin membunuh Rasulullah saw. Seperti sebelumnya, Allah Swt. pun kembali memerintahkan bumi untuk menelan kaki kuda Suraqah. Bahkan, sekarang amblasnya hingga ke batas pusarnya. Karena takut ditelan bumi, Suraqah kembali memohon belas kasihan dan derma dari Rasulullah saw. dengan amat memelas ia berkata “Wahai Muhammad, selamatkanlah diriku. Aku tidak akan menyakitimu lagi sehabis ini.”
Karena mendengar permohonan Suraqah yang demikian memilukan, Rasulullah saw. pun kembali memohon kepada Allah biar menyelamatkan Suraqah. Setelah selamat untuk yang kedua kalinya, Suraqah lalu turun dari kudanya dan menghadap Rasulullah saw. untuk memohon ampun atas perbuatan jahatnya. Dengan penuh kelembutan, Rasulullah saw. pun memafkan Suraqah. Akhirnya Suraqah pun menyatakan keislamannya di hadapan Rasulullah saw.
Pada suatu waktu Rasulullah saw. sedang dalam perjalanan dari Mekah untuk hijrah ke Madinah, berkumpullah orang-orang kafir Mekah di Darun Nadwah (nama sebuah kawasan pertemuan) di rumah Abu Jahal. Dalam pertemuan tersebut, mereka memutuskan untuk mengadakan sayembara, “Barangsiapa berhasil membawa Muhammad kepada kami, atau berhasil membawa kepalanya, kami para tokoh kafir Quraisy akan memberi hadiah 100 unta merah yang hitam biji matanya.”
Mendengar sayembara tersebut, berdirilah seorang di antara mereka, namanya Suraqah bin Malik. Ia berkata, “Aku yang sanggup membawa Muhammad.” Setelah itu Suraqah eksklusif keluar untuk mengejar Rasulullah saw.
Ketika berhasil menemukan Rasulullah saw., tanpa membuang waktu lagi, Suraqah eksklusif menghunus pedangnya hendak membunuh Rasulullah saw. Pada ketika itulah, Allah Swt. mengatakan kekuasaan-Nya. Allah Swt. memerintahkan bumi untuk patuh kepada perintah Rasulullah saw. Rasulullah saw. memerintahkan bumi untuk menahan Suraqah sehingga Suraqah dan kudanya terperosok ke dalam bumi hingga sebatas lututnya.
Ketika melihat kudanya tidak sanggup bangun, Suraqah memelas memohon derma kepada Rasulullah saw. seraya berkata, “Wahai Muhammad, amankanlah diriku! Amankanlah diriku!” Kemudian Rasulullah saw. berdoa kepada Allah Swt. untuk menolong Suraqah yang hampir tertelan bumi. Akhirnya, Suraqah pun terbebas dari ancaman yang hampir merenggut nyawanya itu.
Setelah menyelamatkan Suraqah, Rasulullah kembali melanjutkan perjalanan dia menuju Madinah. Namun, Suraqah kembali mengejar Rasul dengan pedang terhunus di tangannya. Ternyata ia masih tetap ingin membunuh Rasulullah saw. Seperti sebelumnya, Allah Swt. pun kembali memerintahkan bumi untuk menelan kaki kuda Suraqah. Bahkan, sekarang amblasnya hingga ke batas pusarnya. Karena takut ditelan bumi, Suraqah kembali memohon belas kasihan dan derma dari Rasulullah saw. dengan amat memelas ia berkata “Wahai Muhammad, selamatkanlah diriku. Aku tidak akan menyakitimu lagi sehabis ini.”
Karena mendengar permohonan Suraqah yang demikian memilukan, Rasulullah saw. pun kembali memohon kepada Allah biar menyelamatkan Suraqah. Setelah selamat untuk yang kedua kalinya, Suraqah lalu turun dari kudanya dan menghadap Rasulullah saw. untuk memohon ampun atas perbuatan jahatnya. Dengan penuh kelembutan, Rasulullah saw. pun memafkan Suraqah. Akhirnya Suraqah pun menyatakan keislamannya di hadapan Rasulullah saw.